Deskripsi
Lokasi: Jalan Teja Pamekasan, Montok, Larangan, Kecamatan Polagan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur 69382 Indonesia
MAP: KlikDisini
HTM: Free
Buka/Tutup: Setiap hari (08.00-17.00 WIB)
Telepon: (0324) 326426
Madura tidak hanya memiliki pesona alam yang luar biasa, tapi juga aset budaya yang dapat menambah pengetahuan kita. Berlibur tidak melulu ke pantai, pegunungan atau wahana bermain, tapi kita juga bisa berkunjung ke vihara bodhisattva lama ini atau vipassana graha.
Anda bisa berkunjung ke vihara lain di Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Surabaya, Semarang, Serang, Bandung, Medan, Sumatera Utara, Bogor, Banten, Lombok, Mataram, Pangkalpinang, Tangerang, Tasikmalaya, Sukabumi, Jambi, Jatinegara, Tanjungpinang, Ungaran, Daan Mogot dan Pematang.
Sejarah Vihara Avalokitesvara
Madura memiliki tiga kelenteng dan Vihara Avalokitesvara adalah salah satunya. Dahulu, vihara ini merupakan suatu bangunan bercungkup dengan atap daun kelapa yang berdiri sekitar tahun 1900-an. Awalnya, bangunan ini berfungsi untuk menyimpan patung-patung dari Majapahit.
Pada tahun 1400 M, keraton Jamburingin berniat untuk membuat candi sebagai tempat berubadah. Saat itu, Majapahit adalah penguasa wilayah Jamburingin sehingga membantu pembangunan candi dengan memberikan arca atau patung pemujaan ke Pamekasan.
Patung tersebut dikirim menggunakan kapal laut melalui pelabuhan Talang berjarak sekitar 35 km dari Jamburingin. Sayangnya, pengiriman ini gagal dilakukan karena angkutan rusak. Hal ini membuat penguasa kraton Jamburingin membangun candi di kawasan pelabuhan Talang.
Agama juga mulai tersebar di Pamekasan dalam waktu bersamaan. Sambutan baik diberikan oleh masyarakat sekitar, akhirnya pembangunan candi pun tak terlaksana juga. Patung-patung yang sempat dikirimkan kemudian terbengkalai begitu saja, akhirnya hilang tertimbun tanah.
Setelah itu pada awal tahun 1800-an, tidak sengaja patung-patung tersebut ditemukan oleh petani ketika sedang menggarap lahannya. Kemudian Bupati Pamekasan ditugaskan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk memindahkan patung tersebut ke Kadipaten Pamekasan.
Namun, upaya tersebut gagal lagi dan belum diketahui alasannya. Akhirnya, patung tersebut masih berada di tempat yang semula.
Sekitar tahun 1900, sebuah keluarga keturunan Tionghoa membeli tanah di mana patung-patung itu tersimpan. Setelah dilakukan bersih-bersih, baru diketahui bahwa terdapat patung-patung Budha versi Majapahit dengan aliran
Mahayana yang dianut oleh banyak masyarakat di dataran Cina.
Setelah itu, patung-patung tersebut dikumpulkan di sebuah bangunan bercungkup yang sekarang dikenal sebagai Vihara Avalokitesvara. Ketahui juga cerita mengenai cabe, tragedi terbakar, dewi, dadap, bintan, gunung, kalong, tamansari, tebing, ratu, enim, sampit, dan Pamekasan city.
Terdapat salah satu patung dengan ukuran besar yang ternyata adalah patung Avalokitesvara Bodhisatva atau yang bernama Kwan Im Po Sat dalam versi Majapahit. Ukuran patung ini adalah 155 cm, tebal bawah 59 cm dan tebal tengah 36 cm.
Daya Tarik Vihara Avalokitesvara
Tempat wisata yang satu ini berbeda dengan tempat wisata lain di Madura. Selain uniknya bangunan vihara, tempat ini juga memperlihatkan toleransi yang begitu tinggi terhadap mereka yang berbeda agama. Inilah tempat wisata di sunter, taman sari.
Seperti yang diketahui jika vihara merupakan tempat ibadah umat budha, tapi karena berguna sebagai tempat wisata, vihara ini tidak segan untuk membangun mushola di kawasan ini. Tempat wisata lain di kota Siantar juga dapat dikunjungi, seperti pasar mangga dua, Tanjung Pinang.
Mushola tersebut memiliki ukuran 4×4 meter yang terlihat seperti masjid Demak atau masjid pada umumnya di Jawa. Mushola ini terlihat mencolok dengan dinding berwarna hijau tua. Anda bisa menemukan mushola dengan mudah karena berada di depan vihara.
Meskipun tidak begitu besar, mushola ini cukup nyaman digunakan sebagai tempat beribadah. Terdapat tempat wudhu, mukenah, sajadah dan fasilitas lain untuk beribadah. Bagi Anda yang ingin menunaikan sholat, cukup berjalan sekitar 10 meter dari vihara, jadi tidak begitu jauh.
Pemandangan khas budaya Budha pasti akan terasa begitu ketara ketika kita masuk ke dalam kawasan ini. Patung yang berukuran cukup besar akan menyapa kita. Bangunan dan desain interior di dalam bangunan ini sungguh mengesankan. Ada juga pondok atau griya di sekitarnya.
Kita akan dibuat takjub dengan kebudayaan Budha yang terlihat jelas. Liburan kali ini akan membuat pengetahuan kita bertambah, terlebih dalam hal situs budaya. Anda akan mengetahui budaya dan sejarah terbangunnya vihara, jadi tidak sekedar berlibur saja. Jangan lupa abadikan dengan foto.
Satu hal yang seharusnya tertanam setelah berkunjung ke tempat ini adalah tolerani yang bertambah. Tidak seharusnya kita saling bermusuhan hanya karena perbedaan. Justru karena perbedaan inilah yang membuat dunia berwarna, jadi tinggal bagaimana kita bertoleransi.
Fasilitas di Vihara
Bangunan ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat beribadah saja, melainkan juga tempat wisata sehingga harus disediakan fasilitas-fasilitas yang membuat nyaman para pengunjung. Tidak hanya wisatawan lokal, melainkan juga mancanegara yang tertarik untuk berkunjung ke tempat ini.
Fasilitas yang bisa Anda nikmati dari vihara ini adalah toilet atau kamar mandi. Kebersihan dari fasilitas ini begitu terjaga dengan baik jadi Anda akan merasa nyaman. Fasilitas nyaman juga disediakan di tempat wisata dari Jawa Barat dan Jawa Tengah, seperti Kebon Raya.
Mushola juga dapat Anda temukan, meskipun terletak di kawasan vihara. Jadi, ketika tiba waktunya sholat, Anda tidak perlu berjalan ke luar kawasan untuk menemukan tempat beribadah. Anda tinggal berjalan sekitar 10 meter untuk sampai ke muhola dan menunaikan ibadah shalat.
Kegiatan di Vihara
Tempat wisata yang sekaligus tempat beribadah umat Budha ini ternyata masih digunakan sebagai tempat peribadatan. Jadi, bagi Anda yang beragama Budha dapat beribadah di tempat ini dengan memanjatkan doa-doa sesuai dengan kepercayaan.
Jika Anda ingin berlibur, Anda dapat menyusuri vihara dari berbagai sudut. Kita akan mengetahui beberapa budaya Budha dan kerajaan Majapahit sehingga pengetahuan kita akan bertambah.
I made sukaadnyana –
Bisa minta bantu ya,,,,kontak yg dapat di hubungi di vihara tuk dapatkan info mo bawa rombongan gan….
Makasih
Maheer Tabish (pemilik terverifikasi) –
Saya tidak pernah menang undian, kecuali undian napas setiap hari. Semoga giveaway ini jadi awal yang manis!
Ziyadul Islam Hakam (pemilik terverifikasi) –
Mau ikutan giveaway, tapi takut menang. Nanti dikira jodoh, padahal cuma pinjam!
Zaki Bahadar (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan penjaga pantai, tapi saya siap selamatkan hadiah giveaway ini dari ombak pesaing.