Suasana Lebaran di Negeri Kangguru Australia, Banyak WNI Lho!

8 reviews

Rp55.700

Category:

Deskripsi

Mengintip keseruan berlebaran di negara tetangga menjadi hiburan sendiri. Belum pernah menyambangi negara tertentu, bukan berarti kita tak boleh mencari tahu bagaimana kesehariaan disana. Sebagai hari besar, Idul Fitri tentu juga memberikan atmosfer berbeda saat perayaannya.

Di Australia, negara ini benar-benar menghormati perbedaan agama diantara warganya. Mereka yang beragama muslim diberikan kebebasan untuk melaksanakan ritual keagamaan. Bahkan ada beberapa mesjid yang bisa digunakan untuk menghelat kegiatan keagamaan disana.

foto by doktersehat.com

Tak jauh dari Indonesia, negara ini termasuk negara dengan jumlah WNI cukup banyak. Hampir di seluruh negara bagian dapat dijumpai WNI yang bermukim. Tak ayal kalau pelaksanaan hari besar jauh lebih meriah, terutama di KJRI atau pusat kegiatan Indonesia lainnya.

Meskipun bukan negara dengan mayoritas penganut muslim, negara ini memberikan kebebasan luas kepada umat muslim. Kaum muslim bahkan mendapatkan izin libur saat lebaran tiba. Pasalnya hari tersebut ditetapkan sebagai hari libur oleh perusahaan untuk mengistimewakan kaum muslim.

Walaupun sebagian besar penduduknya menganut sekularisme, Australia tak menutup mata dari keberagaman beragama. Pemerintah memberikan keleluasan bagi umat muslim untuk menggunakan dan menutup jalanan disini untuk menunaikan ibadah salat eid.

Toleransi yang sangat tinggi ini tentu menimbulkan decak kagum bagi banyak orang. Mengingat sangat sedikit negara dengan mayoritas non muslim memberlakukan diskriminasi kepada umat muslim. Tak sedikit pula yang membatasi pelaksanaan kegiatan keagamaan Islam di keramaian.

Negara sekuler satu ini memang benar-benar memberikan kebebasan kepada setiap warga negaranya.

Semua orang dijamin kebebasan untuk mempraktekkan ibadah dari tiap-tiap agama yang mereka yakini. Tidak seorang jua yang berhak melarang atau berlaku kasar kepada mereka yang ingin beribadah.

Untuk makin memeriahkan momen tahunan tersebut, pemerintah setempat mengadakan acara multi kultur. Acara tersebut berisi pagelaran seni dan kebudayaan dari beragama daerah dan negara di dunia. Bukan hanya kaum muslim saja yang berpartisipasi, tetapi umat agama lain juga turut serta.

Kegiatan multi kultur ini juga terbuka untuk umum, siapapun bisa hadir. Banyak pula pejabat yang menyempatkan datang untuk menyaksikan pagelaran acara yang dihelat. Perayaan ini benar-benar meriah dan ramai oleh pengunjung dari seantero negeri.

Negara yang mendapat julukan negeri Kangguru ini tak memiliki tradisi unik lainnya. Tetapi ada yang menarik, dimana para WNI kerap mengadakan kegiatan untuk mengisi waktu libur tersebut.

Mengingat sebagian dari mereka tak tinggal di kota yang sama, mereka seringkali menyempatkan datang ke KJRI Melbourne.

Disinilah silahturahmi terjalin dan mereka dapat berbagi cerita antara satu dengan lain. Berbagi suka duka hidup di tanah perantauan dan mengobati kerinduan akan kampung halaman. Kesempatan mudik yang tak bisa dilakukan tentu terkendala oleh berbagai hal, termasuk biaya salah satunya.

Suasana lebaran di Australia benar-benar terasa sangat nusantara. Pelaksanaan salat eid dan khotbah dilakukan menggunakan bahasa Indonesia di beberapa tempat, seperti University of Melbourne.

Islam benar-benar menampakkan dirinya disini, tak terbatas perbedaan suku, ras dan warna kulit. Semua membaur menjadi satu untuk menjalani salat sunnah eid di pelataran kampus.

Semua orang benar-benar hanyut dalam momen sukacita nan mengharukan tersebut. Jemaah yang hadir tak pula WNI saja, ada pula beberapa dari negara lain yang tinggal dan menetap di Australia.

Usai salat dijalani, biasanya WNI akan mencari kerabat untuk saling bermaafan. Sementara itu, mereka yang bukan WNI turut serta bermaaf-maafan, mengikuti tradisi orang Indonesia.

Lebaran di negeri Kangguru memang benar-benar meriah, tak sedikitpun terlihat raut sedih di muka kaum muslim.

Khusus KJRI Melbourne, anda akan melihat para WNI datang dengan pakaian khas Indonesia. Kaum adam terlihat mengenakan pakaian batik atau koko untuk menghadiri acara open house disana. Sedangkan para ibu atau wanita mengenakan kebaya atau pakaian khas Indonesia lainnya.

Ribuan orang terlihat memadati KJRI Melbourne dan kawasan University of Melbourne di hari nan fitri. Kaum muslim berbagi sukacita dan keceriaan untuk merayakan hari suci dan kemenangan umat muslim setelah sebulan penuh berpuasa di bulan Ramadan.

  1. Waarid Aijaz (pemilik terverifikasi)

    Saya bukan petani, tapi saya siap menanam keberuntungan untuk memanen hadiah giveaway ini.

  2. Nadil Ulum Annafis (pemilik terverifikasi)

    Saya bukan DJ, tapi saya siap putar lagu kemenangan sepanjang malam jika menang giveaway ini.

  3. Rafqi Aulian (pemilik terverifikasi)

    Jika saya menang, saya janji akan… tetap update di media sosial. Prioritas kan?

  4. Osman Aarif (pemilik terverifikasi)

    Saya bukan ahli ramal, tapi saya meramalkan hadiah giveaway ini akan jatuh ke tangan yang tepat: saya.

  5. Dzakwan Mubarak Wasiq (pemilik terverifikasi)

    Saya sih simple, nggak minta jadi pemenang utama, cukup jadi pemenang cadangan yang dapat hadiah juga.

  6. Cleine Thanos Al-Faruq (pemilik terverifikasi)

    Saya bukan pesulap, tapi kalau menang giveaway ini, saya janji akan menghilang dari daftar peserta yang belum menang!

  7. Omar Farhan Iman (pemilik terverifikasi)

    Saya bukan pesulap, tapi kalau menang giveaway ini, saya janji akan menghilang dari daftar peserta yang belum menang!

  8. Abbas Khalid Razi (pemilik terverifikasi)

    Saya tidak pandai merayu, tapi kalau soal menang giveaway, bolehlah dicoba.

Tambahkan ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *