Deskripsi
Lokasi: Jl. Ade Irma Suryani Nasution No 02 Karanganyar, Cigadung, Kecamatan Subang, Kabupaten Subang 41211
Map: Klik Disini
HTM: Gratis
Buka: 08:00 – 16:00
Telepon: (0260) 411014
Wisma Karya Subang❤️
Wisma Karya merupakan salah satu Objek wisata bersejarah yang ada di Kabupaten Subang. Wisma karya kabupaten subang ini memiliki nilai cerita sejarah yang penting bagi perjalanan kemerdekaan Subang. Sebab bangunan ini sudah berdiri sejak zaman penjajahan Belanda.
Wisma Karya yang beralamat di Jalan Ade Irma Suryani No. 02 Karanganyar Subang ini terletak di Pulau Jawa Bagian Barat. Bangunan dengan nilai sejarah yang tinggi ini berlokasi yang sangat strategis, yaitu terletak di pintu gerbang menuju kota Subang dari arah Bandung.
Sejarah Singkat❤️
Pada mulanya. Bangunan yang berdiri diatas tanah seluas 1 hektar ini awalnya dijadikan tempat refreshing bagi kaum Gegadan Belanda dibawah kepemimpinan Tuan Peter Wellem Hofland. Dijelaskan dalam naskah sejarah yang berada di Museum ini. Bahwa, Hofland melakukan penjajahan di Subang dengan cara memperluas kekuasaan.
Cara memperluas kekuasaan Hofland dengan menjalankan usaha di bidang perkebubab kopi. Yangmana Hofland sendiri saat itu memang sudah dikenal sebagai seorang saudagar kopi.
Hofland membuat kontrak dengan para pemerintah Hindia Belanda terkait bidang perdagangan kopi pada tahun 1840. Hofland juga turut menjadi seorang pemilik tanah (P&T) Pamanoekan & Tjiasem Landen. Hingga kemudian, pada tahun 1858 seluruh tanah P&T Land menjadi milik pribadi Hofland.
Sementara, berdirinya P&T Lands ini dilatar belakangi oleh devisit keuangan pada masa Thomas Stanford Raffles. Beberapa tanah kekuasaan pemerintah kolonial dijual kepada partikelir. Yang kemudian dibeli oleh Hofland.
Setelah pemerintah Hindia- Belanda memberikan kekuasaan untuk mengangkat pejabat pemerintah partikelir yang disebut dengan demang pada tahun 1859.
Upaya yang dilakukan Hofland untuk membuat dirinya eksklusif di tanah jajahannya adalah bekerja sama dengan delapan demang untuk mendirikan sebuah Gedung yang kemudian diberi nama Societe yang artinya kelompok masyarakat eksklusif.
Dari pengangkatan delapan pejabat pemerintahan partikeler demang tersebut, wilayah Subang terbagi dalam kedelapan Kademangan. Diantaranya Kademangan batu Sirap (Cisalak), Kademangan Ciherang/Wanareja, Kademangan Segalaherang, Pagaden, Pamanukan, Ciasem, Malang/Purwadadi, dan yang terakhir adalah kademangan Kalijati.
Kelompok Societe inilah yang sering berkumpul untuk bersosialisasi di Gedung yang sekarang dikenal dengan nama wisma Karya ini. Gedung ini diresmikan oleh Mrs WH Daukes pada 14 Januari 1929 sebagai tempat bersosialisasi untuk para pejabat P&T Land.
Daya Tarik❤️
Selain digunakan sebagai pertemuan sosialisasi. Gedung ini juga difungsikan sebagai tempat pertunjukan, olahraga, golf, biliyard, serta bowling bagi bangsa asing.
Jika dilihat dari arsitektur bangunannya. Pada bagian kanan Gedung Wisma Karya ini terdapat sebuah ruang pertemuan yang dilengkapi dengan panggung yang digunakan para Gegadan Belanda untuk menonton film dan berdansa.
Sementara itu, dibelakang ruangan tersebut terdapat ruangan yang menyerupai dengan kantor-kantor. Sisi barat Barat, Utara dan Timur berpagar besi, sedangkan bagian Selatan merupakan halaman terbuka sebagai publick space.
Bangunan Wisma karya yang tergolong bergaya Post modern dengan denah segi empat yang terdiri dari empat unit mengelilingi. Pada masing-masing bagian, pada bagian bawah berbahan dari batu, sedangkan pada bagian atas terbuat dari bata.adapun serambi diperkuat dengan tiang batu berbentuk persegi.
Sebuah Lukisan❤️
Selain itu, dalam sebuah ruangan di Gedung ini, terdapat sebuah lukisan dari foto Danta Ganda Wikarma. Yang tak lain adalah seorang Bupati Karawang timur (Subang) yang terpampang di pojok dinding yang diikuti deretan foto portrait lainnya.
Hal itu dilakukan dengan tujuan sebagai pertanda. Bahwa, Danta Ganda Wikarma adlah orang pertama yang menjabat sebagai Bupati Subang pada 05 April 1948. Sehingga tanggal itulah yang kemudian dijadikan dengan hari lahir kota Subang.
Dari adanya museum Wisma Karya ini, semua sejarah yang ada di Kabupaten Subang mulai dari zaman prasejarah hingga zaman pasca kemerdekaan banyak diketahui melalui koleksi yang berada dalam Wisma ini.
Dalam museum itu, selain beberapa cerita zaman prasejarah kota Subang, juga terdapat bebrapa artefak peninggalan colonial Belanda yang masih apik dan tertata sangat rapi didalam etalase.
Adapun bukti penyebaran agama Islam di Kabupaten Subang juga terdapat di museum ini. Museum ini memiliki koleksi Alqur’an dari kulit binatang, serta beberapa keris yang dulunya digunakan oleh para penyebar Islam di wilayah Subang.
Koleksi di Dalam❤️
Beberapa senjata yang digunakan oleh para penjajah juga tersimpan rapi berjajaran di etalase ini, diantaranya seperti pistol kuno, pedang VOC, bedil dorlok, keris dan masih banyak lagi. Terdapat pula alat elektronik kuno seperti telepon dan juga radio.
Yang menjadi koleksi utama dalam museum ini adalah patung pemilik bangunan kuno yang bersejarah, yang tak lain adalah patung PW Hofland buatan tahun 1878. Patung pemilik Kabupaten Subang pada Zamannya ini bersanding dengan patung seorang perempuan yang dibawah kakinya tertera tahun pembuatan 1875.
Hingga sampai saat ini, arsitektur bangunan Gedung bersejarah ini tetap dipertahankan seperti aslinya. Hanya saja pemanfaatannya yang mengalami perubahan. Tercatat sekitar tahun 2010, Gedung Wisma Karya ini dijadikan Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Subang.
Tak hanya dijadikan sebagai museum, tempat peninggalan Belanda ini kini kerap disewakan untuk suatu event. Beberapa tempat lainnya juga digunakan untuk kantor organisasi mahasiswa atau yang disingkat dengan ormas.
Ghaitsul Mubarakah (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan DJ, tapi saya siap putar lagu kemenangan sepanjang malam jika menang giveaway ini.
Faisal Nadir Wasif (pemilik terverifikasi) –
Mau ikutan giveaway, tapi takut menang. Nanti dikira jodoh, padahal cuma pinjam!
Luqman Fauzil (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan arsitek, tapi saya sudah desain tempat khusus di hati untuk hadiah giveaway ini.
Dayyan Ahmad (pemilik terverifikasi) –
Saya tidak pernah menang lotre, tapi saya yakin giveaway ini adalah lotre yang pasti menang. Percaya deh!
Ghifari Nashir Rabbani (pemilik terverifikasi) –
Kata bijak mengatakan, ‘Kesempatan datang tak terduga.’ Saya siap terkejut jika menang giveaway ini!
Yasar Jabir Fawwaz (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan ahli geografi, tapi saya yakin hadiah giveaway ini akan menemukan jalannya ke alamat saya.
Coman Labis (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan penjaga zoo, tapi saya siap jaga hadiah giveaway ini lebih baik dari menjaga hewan.
Dhamin Arelian (pemilik terverifikasi) –
Saya tidak minta banyak, hanya minta satu: hadiah giveaway ini. Itu saja, kok.
Osman Aarif (pemilik terverifikasi) –
Mau ikutan giveaway, tapi takut menang. Nanti dikira jodoh, padahal cuma pinjam!
Tasleem Saqif (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan penjaga zoo, tapi saya siap jaga hadiah giveaway ini lebih baik dari menjaga hewan.
Mahbub Junaidi (pemilik terverifikasi) –
Kata bijak mengatakan, ‘Kesempatan datang tak terduga.’ Saya siap terkejut jika menang giveaway ini!
Saifan Kamil (pemilik terverifikasi) –
Jika menang giveaway ini, janji saya akan… tetap rendah hati dan tidak sombong (di depan kamera).
Pirzada Malik Ahmad (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan penjaga pantai, tapi saya siap selamatkan hadiah giveaway ini dari ombak pesaing.