Inilah 3 Perbedaan Lebaran Jaman Dulu dan Sekarang

14 reviews

Rp51.900

Category:

Deskripsi

Lebaran jaman dulu tahun 90-an terasa lebih menyenangkan, ramai dan sangat kental dengan tradisi-tradisi. Kamu yang sudah merasakan lebaran di tahun 90-an dengan sekarang pastilah merasakan perbedaannya. Tentu sangat merindukan lebaran jaman dulu.

Memang teknologi belum maju seperti sekarang ini, tapi justru makna silaturahmi lebih bisa dirasakan. Walaupun masih sulit berkomunikasi, tapi perayaan idul fitri sangat meriah, menyenangkan serta berkesan.

Dari tahun ke tahun perayaan idul fitri tidaklah sama, kamu bisa merasakannya itu. Inilah beberapa perbedaan lebaran jaman dulu dengan jaman sekarang!

Malam Takbiran

Jaman Dulu❤️

Takbir Keliling Membawa Obor, foto: mamhtroso.com

Dulu saat malam takbiran dilakukan dengan berjalan kaki berkeliling kampung berombongan. Pas hari terakhir puasa, setelah berbuka semua orang berkumpul mulai dari anak-anak, remaja, sampai bapak-bapak berada di masjid atau mushola.

Tanpa diperintah semua warga antusias merayakan takbir keliling. Kemudian, sholat isyak berjamaah sampai selesai takbir dikumandangkan. Tidak hanya dikumandangkan di mushola atau masjid saja, melainkan juga dilakukan secara berkeliling.

Keseruan Takbir Keliling, foto: panjimas.com

Selepas sholat isya, semua orang mempersiapkan perlengkapan dan peralatan yang digunakan untuk takbir keliling. Peralatan itu seperti pengeras suara, ampli, aki, speaker, mic yang disusun secara rapi di sebuah gerobak. Bahkan bedug juga dibawa untuk mengiringi gema takbir.

Gema takbir ini juga diiringi kentongan dari batang bambu. Beberapa warga lainnya menghidupkan obor-obor sebagai penerang jalan saat berkeliling. Sebagian lainnya juga menyiapkan minyak tanah untuk obor.

Setelah semua selesai, mulailah peserta takbir keliling atau tarling berbaris rapi. Lalu, berjalan menyusuri jalan-jalan mengumandangkan takbir, menabuh bedug dengan perasaan bahagia dalam menyambut hari kemenangan.

Jaman Sekarang❤️

Takbir Keliling Jaman Sekarang, foto: kcdnews.com

Sekarang, takbir keliling dengan berjalan kaki bercahayakan lampu obor sudah tidak ada lagi. Hal itu berbuah menjadi pawai yang lebih meriah, tidak hanya berkeliling kampung tapi sudah keliling di area perkotaan dan tidak berjalan kaki.

Pawai itu dilakukan dengan motor, mobil-mobil pick up sampai truk milik warga kampung. Beberapa hari sebelum malam takbiran tiba, mobil-mobil yang nantinya ikut pawai dihias secantik mungkin. Baknya dibuka dibuat menjadi bentuk kubah menggunakan kertas warna-warni.

Tak lupa dipasang sound system dan bedug. Saat malam takbiran tiba, sebagian orang naik mobil tersebut. Sedangkan sebagian lainnya bawa motor sendiri. Semua orang berkeliling menuju kecamatan atau kabupaten lalu berbaur bersama rombongan takbir keliling dari kampung lainnya.

Takbir Keliling Menggunakan Mobil, foto: indowarta.com

Suara takbir dikumandangkan saling bersahutan, diiringi suara deru mobil dan ratusan motor. Kalau yang ada di mobil mungkin mengumandangkan takbir, tapi yang naik sepeda motor entahlah. Mereka nampak asyik berboncengan dengan pacar maupun teman-temannya.

Bahkan sekarang, pemerintah setempat mengadakan lomba takbir keliling. Jadilah semakin berlomba-lomba menghias mobil untuk bertakbir. Kemeriahan ini juga diiring dengan letusan kembang api. Warna-warnanya menghiasi langit, bagaikan perayaan tahun baru masehi.

Setelah selesai berkeliling, biasanya sebelum pulang ke rumah, beberapa orang mencari baju lebaran. Sesampainya di rumah, mungkin langsung nonton tv begadang semalaman. Sementara takbir masih dikumandangkan di mushola-mushola maupun masjid sampai pagi.

Lebaran Hari Pertama

Jaman Dulu❤️

Keliling Meminta Maaf Ke Tetangga, foto: amazonaws.com

Sepulang dari sholat ied, kegiatan pertama adalah bersalam-salaman meminta maaf kepada ayah, ibu, kakek, nenek, adik, kakak dan semua kerabat yang ada di rumah. Selanjutnya, para pemuda-pemudi keluar rumah menyatu dengan yang lainnya.

Dari anak-anak sampai pemuda-pemudi membentuk geng sendiri-sendiri bersiap mengunjungi satu rumah ke rumah lainnya. Biasanya beranggotakan 5-10 orang atau lebih terdiri dari teman-teman akrab. Sebelumnya sudah ditentukan tempat berkumpul.

Kegiatan Setelah Sholat Idul Fitri, foto: hendryyanto.files.wordpress.com

Kalau sudah pada kumpul semua, mulailah berlebaran mengunjungi semua rumah warga desa. Kelompok anak-anak, umumnya mengincar makanan enak dan angpau dari orang-orang terpandang di desa. Mereka sudah tahu mana saja rumah yang memberikan angpau.

Jaman sekarang❤️

Lebaran Jaman Sekarang, foto: jadiberita.com

Sementara lebaran jaman sekarang, pada hari pertama begitu pulang dari sholat ied, sudah langsung mengambil handphone. Berbagai aplikasi chat seperti BBM, Line, Whatsapp siap dijelajahi untuk berkirim pesan ucapan lebaran. Bahkan belum sempat meminta maaf kepada orang tua.

Tak hanya itu, facebook, instagram, twitter dan lainnya juga mulai dibaca-baca. Pesan ucapan lebaran dari satu orang dikirim ke orang lainnya. Setelah itu, barulah bersalaman dengan keluarga. Lalu, datang ke rumah pacar berlebaran bersama pacar dan keluarganya.

Sedangkan yang jomblo berlebaran bersama teman-teman atau sahabatnya. Kalau anak-anak masih bersama orang tua. Tidak seperti lebaran jaman dulu yang geng-gengan masuk ke satu rumah ke rumah lainnya berjalan kaki.

Saat ini jika ingin berkunjung ya hanya ke rumah-rumah tetangga dekat saja. Jauh sedikit pasti menggunakan motor. Bahkan mungkin tetangga dekat ada yang lupa dikunjungi.

Kue Lebaran

Jaman Dulu❤️

Jajan Lebaran Jaman Dulu, foto: twimg.com

Berbicara soal kue lebaran, dulu sudah dipersiapkan 2 minggu sebelum idul fitri. Dalam waktu 2 minggu tersebut, nenek sudah mulai menjemur kerupuk atau rengginang, mengupas kulit kacang dan sebagainya.

Ibu-ibu biasanya membuat wajik, tape ketan, keripik, kuping gajah, rempeyek dan jajanan jaman dulu. Kue lebaran di dominasi buatan tangan sendiri. Sehingga, tak heran aroma serta cita rasanya berbeda-beda setiap rumah.

Jaman Sekarang❤️

Jajan Lebaran Jaman Sekarang, foto: jadiberita.com

Kue lebaran jaman sekarang tidak dibuat jauh-jauh hari, kesibukan tentang kue ini hanya 3 sampai 1 hari sebelum idul fitri tiba. Sudah tak ada lagi buat kue, cukup beli kue di pasar atau mall bahkan toko online. Sudah banyak beragam jenis kue kering dengan bentuk lucu-lucu.

Karena itulah rasanya mungkin bisa sama pada setiap rumah. Pada akhirnya kue lebaran tersisa banyak. Para tamu, paling-paling hanya mencicipi sebagai formalitas menghormati tuan rumah.

Nah itulah perbedaan lebaran jaman dulu dengan lebaran jaman sekarang.

  1. Haura

    Semenjak corona…semua dihapuskan…????

  2. Jabir Arfauzan Fathurra (pemilik terverifikasi)

    Saya sudah latihan senyum pemenang. Sekarang tinggal giveaway ini yang harus latihan memberi hadiah pada saya.

  3. Ewan Ibek (pemilik terverifikasi)

    Saya bukan petani, tapi saya siap menanam keberuntungan untuk memanen hadiah giveaway ini.

  4. Aariz Zayyan Malik (pemilik terverifikasi)

    Kata bijak mengatakan, ‘Kesempatan datang tak terduga.’ Saya siap terkejut jika menang giveaway ini!

  5. Umair Luham (pemilik terverifikasi)

    Saya bukan ahli ramal, tapi saya meramalkan hadiah giveaway ini akan jatuh ke tangan yang tepat: saya.

  6. Naqib Ibni Humam (pemilik terverifikasi)

    Saya bukan pembalap, tapi saya siap gas pol menuju garis finish untuk klaim hadiah giveaway ini.

  7. Dawub Nail (pemilik terverifikasi)

    Saya bukan penulis naskah, tapi kalau menang giveaway, saya siap tulis ‘Terima Kasih’ sepanjang mungkin.

  8. Yazid Bashir (pemilik terverifikasi)

    Saya tidak minta banyak, hanya minta satu: hadiah giveaway ini. Itu saja, kok.

  9. Dary Hamidudin (pemilik terverifikasi)

    Mereka bilang follow your dreams, jadi saya follow akun ini biar bisa menang giveaway.

  10. Sadiq Hakim Rizwan (pemilik terverifikasi)

    Saya bukan pesenam, tapi kalau menang giveaway, saya siap lakukan backflip kebahagiaan!

  11. Ihsan Mifzal (pemilik terverifikasi)

    Saya sudah latihan senyum pemenang. Sekarang tinggal giveaway ini yang harus latihan memberi hadiah pada saya.

  12. Khalif Elyas (pemilik terverifikasi)

    Saya bukan pesulap, tapi kalau menang giveaway ini, saya janji akan menghilang dari daftar peserta yang belum menang!

  13. Zubair Nashit Haqqul (pemilik terverifikasi)

    Saya bukan pesulap, tapi kalau menang giveaway ini, saya janji akan menghilang dari daftar peserta yang belum menang!

  14. Sulaiman Faisal Zahid (pemilik terverifikasi)

    Semoga beruntung itu saya, kalau bukan saya ya semoga tetap saya.

Tambahkan ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *