Museum Indonesia di Taman Mini Jakarta Timur

14 reviews

Rp56.200

Category:

Deskripsi

Lokasi: Kompleks Taman Mini Indonesia Indah, Jl. Raya Taman Mini, Kelurahan Pinang Ranti Kecamatan Makassar dan Kelurahan Ceger Kecamatan Cipayung, Kota Jkt Timur
Map: Klik Disini
HTM: Rp.10.000
Buka Tutup: 08.00 – 16.00 WIB
Telepon: (021) 8409246

Sesuatu yang menarik dari Taman Mini Indonesia Indah (TMII) adalah fungsinya yang kompleks sebagai tempat wisata.

Sehingga selain sebagai wahana rekreasi juga menjadi sarana edukasi dan penanaman nilai-nilai nasionalisme utamanya bagi generasi muda.

Sebagai wahana eduksi atau eduwisata, sebanyak 12 taman dan 17 museum siap dijelajahi untuk diserap informasi dan pengetahuan yang tersaji di dalamnya.

Sehingga usai berkunjung di TMII, bukan hanya pikiran fresh yang bisa didapat, tapi juga bertambahnya ilmu, pengetahun dan wawasan, serta rasa nasionalisme.

Mengerucut pada keberadaan museum di TMII, tempat wisata seluas 150 hektar atau 1,5 km2 ini bisa dibilang sebagai spot yang memiliki museum terbanyak di dunia.

Foto By @adityanenda

Tidak tanggung-tanggung, sebanyak 17 museum dengan tema yang berbeda-beda berkumpul di satu tempat.

Museum-museum tersebut adalah Museum Asmat, Museum Pusaka, Museum Timor Timur, Museum Penerangan, Museum Hakka Indonesia, Museum Perangko Indonesia.

Lalu ada Museum Keprajuritan Indonesia, Museum Olah Raga, Museum Fauna Indonesia, Museum Serangga dan Kupu-kupu, Museum Minyak dan Gas Bumi, Museum Listrik dan Energi Baru.

Kemudian Museum Transportasi, Museum Telekomunikasi, Museum Istiqlal, Museum Purna Bhakti Pertiwi dan satu lagi yang akan kita jelajahi dalam tulisan ini adalah Museum Indonesia.

Banyak yang mengatakan bahwa Museum Indonesia adalah museum yang termegah sekaligus terindah di tanah air.

Pendapat tersebut tidak keliru meskipun penilaian yang diberikan hampir bisa dipastikan cenderung pada sisi bangunan atau mungkin ditambah dengan koleksi yang dimiliki sekaligus dipamerkan kepada para pengunjung.

Menilik dari sisi bangunan, keindahan desain arsitektur bergaya Bali membuat gedung yang ditempati Museum Indonesia tidak ubahnya sebuah bangunan hotel atau gedung pertunjukan yang langsung menarik perhatian begitu melihatnya.

Museum Indonesia tersebut bentuknya tidak seperti bangunan museum pada umumnya yang terkesan kusam dan kuno.

Dinilai dari koleksi yang dipamerkan, karena museum ini merupakan museum antropologi dan etnologi maka yang dipamerkan adalah hasil seni dan budaya yang tumbuh di tengah-tengah masyarakat dari Sabang sampai Merauke.

Maka tak heran jika koleksi yang dipamerkannya pun berupa hasil-hasil seni budaya dengan nilai artistik yang tinggi.

Foto By @naila_aunika

Namun, disamping sisi luar yang dapat dilihat langsung dengan mata, kemegahan dan keindahan Museum Indonesia juga bisa dirasakan dari nilai-nilai yang diusung oleh museum ini.

Nilai-nilai yang memperlihatkan kepada pengunjung, betapa megahnya Indonesia dengan berbagai ragam adat, seni dan budaya yang tidak dapat dinilai harganya.

Dan betapa indahnya Indonsia yang tercermin tidak hanya dari alamnya tapi juga dari kreatifitas bangsanya. Mengunjungi Museum ini akan membuat siapapun merasa bangga dilahirkan di bumi Nusantara.

Mengenal Sekilas
❤️

Foto By @rg_moment

Sama halnya dengan TMII, pembangunan Museum Indonesia juga digagas oleh Siti Hartinah atau yang lebih dikenal dengan nama Ibu Tien Soeharto.

Awal pembangunan dilaksanakan pada tahun 1976 dan selesai serta diresmikan oleh Presiden Soeharto bertepatan dengan ulang tahun kelima TMII pada tahun 1980.

Desain arsitektur yang sedemikian indah dari museum ini dikerjakan oleh Ida Bagus Tugur yang membuat bangunan berlantai tiga dengan berpegang pada filosofi Tri Hita Kirana yang memiliki makna 3 sumber kebahagiaan manusia.

3 sumber kebahagiaan manusia yang dimaksud yaitu hubungan dengan sesamanya, hubungan antara manusia dengan lingkungannya dan hubungan antara manusia dengan Tuhan Sang Pencipta.

Gedung berlantai 3 tersebut memakan lahan seluas 7.000 meter2 dari luas keseluruhan lokasi museum yang terhampar di atas lahan seluas 20.100 meter2.

Pada bagian luar museum dihiasi taman dan kolam yang indah lengkap dengan bale untuk tempat berkumpul dan beristirahat.

Foto By @naila_aunika

Latar depan museum berupa potongan batang-batang pohon tua serta patung-patung cantik yang bersumber dari kisah Ramayana juga mengisi sekeliling Gedung Museum Indonesia.

Jika kita lihat dari bagian samping, maka akan tampak jembatan masuk museum yang berhiaskan patung naga.

Jembatan masuk tersebut jika dihubungkan dengan keseluruhan ornamen patung di bagian luar, melambangkan jembatan yang dibangun pasukan kera yang merupakan anak buah dari raja kera Sugriwa, tatkala Sri Rama akan menyerbu Alengka.

Dalam kisah Ramayana, jembatan tersebut memiliki nama Jembatan Situbondo atau Situbondolayu dan yang merancang adalah Hanila, kera sakti yang menjadi tangan kanan Batara Guru sekaligus anak angkat dari Batara Narada.

Pada lantai dasar museum, terdapat lukisan peta Indonesia yang berjudul Citra Indonesia dengan motif batik Megamendung.

Di sini dapat ditemui lukisan Garuda yang disebut bapak angkasa untuk melambangkan dunia atas dengan menonjolkan unsur awan, udara dan cahaya.

Kemudian lukisan naga bersisik kemerahan yang disebut Ibu Pertiwi untuk melambangkan dunia bawah dengan menonjolkan unsur bumi dan air.

Perpaduan keduanya melambangkan keseimbangan dari gerak alam yang disatu sisi saling bertentangan namun di sisi lain saling membutuhkan dan tidak terpisahkan.

Foto By @mikehadjoh

Di atas pintu masuk Museum Indonesia dapat dijumpai Relief Kala dengan naga yang menghiasi bagian pilarnya. Sedang pintu museum berhias bunga dan suluran dedaunan.

Keindahan arca, relief dan ornamen yang menghiasi pilar yang berpadu dengan bias cahaya kolam, membuat tempat ini kerap digunakan untuk wedding party.

Selain di depan pintu masuk, acara pesta pernikahan, gathering, pameran, seminar dan berbagai macam kegiatan yang melibatkan banyak orang juga dapat menempati beberapa ruangan lain.

Karena museum ini memang dilengkapi beberapa fasilitas yang dapat disewa untuk berbagai macam kegiatan. Ruangan-ruangan tersebut diantaranya Bangunan Suko Tujuh, Bale Bundar dan Bale Panjang.

Menikmati Keindahan
❤️

Foto By @nikki.mdj

Sebagaimana disebutkan di atas, Museum Indonesia terdiri atas 3 lantai dan masing-masing lantai memiliki tema sendiri-sendiri serta menyimpan dan memamerkan koleksi yang berbeda-beda.

Tema yang diusung untuk lantai I adalah Bhineka Tunggal Ika, tema Lantai II Manusia dan Lingkungan sedang tema Lantai III Seni dan Kriya.

Lantai I: Bhineka Tunggal Ika❤️

Lantai I yang mengusung tema Bhineka Tunggal Ika, terbagi atas 2 bagian terpisah, yaitu bagian sebelah Barat berisi puluhan manekin dengan pakaian adat pernikahan serta pakaian sehari-hari dari semua propinsi di Indonesia.

Koleksi pakaian adat yang dimiliki museum ini tercatat sebagai koleksi terlengkap yang dimiliki sebuah museum di dunia.

Sedang di sisi sebelah Timur berisi berbagai macam instrumen musik tradisional dari seluruh penjuru Indonesia, seperti gamelan, kolintang, angklung, sasando, Fu, gondang smbilan, serta alat musik tradisional yang lain.

Masih di tempat sama, dapat dilihat sebuah diorama yang mempertontonkan pertunjukan wayang kulit.

Ruangan ini lengkap dengan jajaran wayang dan seperangkat gamelan beserta penabuh juga sindennya hingga dalang yang tengah memainkan tokoh Kumbakarna dan Hanoman.

Di tempat ini juga dapat ditemui koleksi wayang kulit kuna, wayang golek serta wayang tengul yang berasal dari Bojonegoro, Jawa Timur.

Di beberapa sudut di lantai I ini dapat ditemui tempat duduk yang dapat digunakan oleh pengunjung untuk beristirahat sembari menikmati koleksi-koleksi yang tersimpan di dalam etalase kaca.

Lantai II: Manusia dan Lingkungan ❤️

Foto By @adityanenda

Tema Manusia dan Lingkungan yang digunakan untuk lantai II memberi gambaran tentang interaksi yang dilakukan bangsa Indonesia dengan alam dan lingkungannya.

Karena itu di lantai II ini dipamerkan berbagai bentuk miniatur rumah dan bangunan tradisional di Indonesia seperti lumbung padi dan tempat ibadah.

Selain miniatur rumah dan bangunan tradisional, juga dipamerkan tampilan ruangan di dalam rumah dalam bentuk aslinya, seperti ruang dalam rumah di Jawa Tengah, Kamar Pengantin Palembang dan Ruang Dapur Batak.

Di sini juga dapat dilihat koleksi benda-benda yang digunakan oleh masyarakat Indonesia dalam menjalankan aktifitasnya sehari-hari, seperti peralatan berburu, peralatan pertanian, peralatan para nelayan.

Ada juga koleksi sarana transportasi tradisional dan benda-benda yang banyak menghiasi rumah-rumah tradisional, seperti lampu tradisional, gebyok atau penyekat ruang, meja kursi, almari kayu antik dan tombak pusaka.

Melengkapi isi ruangan, terdapat diorama upacara adat dalam ukuran sebenarnya, yang terdiri atas Upacara adat Jawa Mitoni (Tujuh Bulan Masa Kehamilan), Upacara Turun Tanah, Upacara Mapedes atau Potong Gigi.

Ataupun Upacara Khitanan, dua diorama upacara masyarakat Sumatera Barat yaitu Upacara Pelaminan dan Upacara Penobatan Datuk.

Lantai III: Seni dan Kriya❤️

Foto By @adityanenda

Naik ke lantai III yang mengusung tema Seni dan Kriya, pengunjung akan disuguhi berbagai macam hasil kerajinan dan seni dari seluruh penjuru Indonesia dengan berbagai jenis dan bahan.

Seperti kain batik, songket, tenun dan hasil kerajinan kain yang lain, berbagai kerajinan berbahan logam seperti tembaga, perak dan kuningan, seni ukir yang menawan dari Jepara, Asmat, Bali dan Toraja.

Hingga kerajinan keramik, perhiasan dari Batak Karo dan Nias juga mata uang kepeng dan uang kertas kuna.

Diantara sekian banyak koleksi hasil seni dan kerajinan yang dipamerkan di lantai III, yang paling memukau dan menyita perhatian banyak pengunjung adalah ukiran kayu berbentuk Pohon Hayat atau Pohon Kalpataru.

Ukiran tersebut selama ini dikenal sebagai simbol lingkungan hidup serta cukup akrab bagi para pecinta wayang karena bentuk pohon ini seperti bentuk gunungan wayang.

Ukiran Pohon Hayat ini diletakkan persis di tengah ruangan dengan tinggi sekitar 8 meter dan memiliki garis tengah sekitar 4 meter. Setelah menjelajah lantai III, perjalanan menelusuri Museum Indonesia sebenarnya sudah berakhir.

Namun, Anda masih dapat naik ke lantai tambahan yaitu lantai IV untuk menikmati landskap Taman Mini Indonesia Indah dari atas ketinggian.

Rute Menuju Lokasi
❤️

Foto By @museumindonesia_tmii

Untuk dapat berkunjung ke Museum Indonesia bukan hal yang sulit karena museum ini berada di dalam kompleks Taman Mini Indonesia Indah yang beralamat di JL. Raya Taman Mini, Jakarta Pusat.

Jadi untuk berkunjung ke sini Anda tinggal menuju ke TMII baik dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum.

Untuk yang menggunakan kendaraan pribadi, bagi yang berangkat dari Cawang dapat lewat JL. Mayjend Soetoyo menuju Tol Jagorawi dan exit Taman Mini hingga tiba di JL. Raya Taman Mini.

Bagi yang berangkat dari Cempaka Putih bisa mengambil rute JL. Ahmad Yani, Gerbang Tol Cempaka Putih lalu Tol Dalam Kota, Cawang, Tol Jagorawi dan exit Taman Mini untuk sampai di JL. Raya Taman Mini.

Wisatawan dari Grogol dapat melewati JL. S.Parman, GT Tanjung Duren berlanjut ke Tol Dalam Kota, Simpang Susun Cawang lalu Tol Jagorawi dan exit Taman Mini untuk sampai di JL. Raya Taman Mini.

Untuk yang berangkat dari Bandung bisa lewat Tol Pasteur, lalu Tol Purbaleunyi dan Tol Jakarta – Cikampek hingga tiba di Simpang Susun Cikunir.

Lanjutkan perjalanan dengan melewati Tol JORR exit Bambu Apuss, setelah melewati Ceger Anda akan tiba di TMII Pintu III.

Foto By @adityanenda

Bagi wisatawan yang menggunakan sarana transportasi umum bisa menggunakan kereta, Transjakarta maupun Angkot dengan mencari kendaraan sesuai rute yang dilewati kendaraan pribadi.

Setelah sampai di TMII, akses yang paling dekat untuk ke lokasi adalah melewati Gerbang Candi Bentar yang berada di pintu sebelah Barat jika dari area parkir utama TMII.

Dengan membayar tiket masuk seharga Rp.10.000 perorang, Anda sudah bisa menikmati kemegahan dan keindahan Indonesia cukup di satu tempat saja, yaitu di Museum Indonesia.

  1. Agustine Sekar

    Di Museum ini ada karya lukisnya tidak?

  2. Latheef Tsaqib Muzammil (pemilik terverifikasi)

    Saya bukan pengacara, tapi saya siap membela hak saya untuk memenangkan giveaway ini di pengadilan.

  3. Hakim Nadir Wasif (pemilik terverifikasi)

    Mereka bilang follow your dreams, jadi saya follow akun ini biar bisa menang giveaway.

  4. Ezar Faruq Khattab (pemilik terverifikasi)

    Rumus keberuntungan giveaway: keikhlasan + komentar ini = hadiah mendarat di tangan.

  5. Abdul Badi’ Fakhir (pemilik terverifikasi)

    Saya sudah siapkan spanduk ‘Pemenang Giveaway’, tinggal nunggu nama saya yang diumumkan saja.

  6. Tamam Abbas (pemilik terverifikasi)

    Saya bukan penjaga pantai, tapi saya siap selamatkan hadiah giveaway ini dari ombak pesaing.

  7. Faizan Afifuddin Naf’i (pemilik terverifikasi)

    Saya bukan superhero, tapi saya punya kekuatan khusus: kekuatan menarik hadiah giveaway ke arah saya.

  8. Yousuf Raziq Qadir (pemilik terverifikasi)

    Mau ikutan giveaway, tapi takut menang. Nanti dikira jodoh, padahal cuma pinjam!

  9. Yazid Bashir (pemilik terverifikasi)

    Saya bukan astronot, tapi siap menjelajah ruang angkasa jika hadiahnya adalah giveaway ini.

  10. Rabih Muntashir Jamil (pemilik terverifikasi)

    Saya bukan penjaga zoo, tapi saya siap jaga hadiah giveaway ini lebih baik dari menjaga hewan.

  11. Jibril Jasmir (pemilik terverifikasi)

    Mereka bilang follow your dreams, jadi saya follow akun ini biar bisa menang giveaway.

  12. Jalaludin Razi Al-Hakim (pemilik terverifikasi)

    Saya bukan superhero, tapi saya punya kekuatan khusus: kekuatan menarik hadiah giveaway ke arah saya.

  13. Syed Rizqi Hakim (pemilik terverifikasi)

    Saya bukan penjaga pantai, tapi saya siap selamatkan hadiah giveaway ini dari ombak pesaing.

  14. Sakha Ibadil Kiram (pemilik terverifikasi)

    Saya bukan pesenam, tapi kalau menang giveaway, saya siap lakukan backflip kebahagiaan!

Tambahkan ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *