Deskripsi
Lokasi: Jl.Taman Cut Meutia, No. 1 RT. 10/RW.5, Menteng, Kebon Sirih, DKI Jakarta 10350
Map: Klik Disini
HTM: Free
Buka Tutup: 24 Jam
Telepon: 021-3103-941
Tempat Beribadah❤️
Sebagai umat muslim, tentunya wajib untuk beribadah terutama secara berjamaah. Pada agama islam, dikenal 2 tempat beribadah yakni mushola dan masjid.
Perbedaannya adalah mushola biasanya berukuran lebih kecil dan kebanyakan hanya dipergunakan sebagai tempat shalat berjamaah 5 waktu serta belajar mengaji.
Sementara Masjid biasanya berukuran lebih besar dan tak hanya di pergunakan untuk ibadah shalat 5 waktu, namun juga ibadah lainnya seperti Shalat Jumat.
Keberadaannya pun tersebar di berbagai penjuru negara, terutama di negara-negara yang memiliki banyak umat muslim.
Di Indonesia sendiri dengan bentuk negara berupa kepulauan, terdapat banyak sekali Masjid di tiap-tiap penjuru daerahnya. Bahkan 4 dari 7 masjid termegah se-Asia Tenggara berasal dari Republik Indonesia.
Penyebaran masjid di Indonesia sendiri, tentunya berhubungan dengan masuknya agama islam ke Nusantara.
Dengan luasnya wilayah Nusantara dan banyaknya umat muslim di Indonesia yang merupakan mayoritas di negeri ini, memiliki andil besar dengan banyaknya jumlah Masjid yang konon mencapai 800 ribu Masjid dari sabang hingga merauke.
Hal ini sebagaimana yang diutarakan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla yang merupakan Ketua dari Dewan Masjid Indonesia ketika kedatangan Raja Salman.
Beberapa Masjid yang telah menjadi saksi sejarah Nusantara ini, di antaranya yang berdiri di sumatera ada Masjid Baiturrahman di Aceh yang di bangun tahun 1612 oleh Sultan Iskandar Muda.
Ada juga Masjid Al-Mashun yang kini dikenal dengan Masjid Raya Medan, serta Masjid Raya Ganting di Padang.
Sementara di sekitar Jakarta dan Pulau Jawa, ada Masjid Istiqlal di Jakarta, banten dengan Masjid Agungnya, ada juga Masjid Agung Cirebon.
Kemudian kota kudus dengan Masjid Menaranya, serta Masjid Agung Demak, Masjid Sunan Ampel dan Masjid Kotagede di Yogyakarta.
Namun yang tak kalah menarik untuk dibahas kali ini, ada satu Masjid di Jakarta yang juga penuh sejarah yakni Masjid Cut Meutia yang tak hanya megah namun juga memiliki bentuk bangunan yang artistik di jakpus.
Penasaran seperti apa? Yuk simak beberapa informasi yang kami dapatkan mengenai masjid yang satu ini hingga akhir artikel!
Lokasi Dimana❤️
Masjid ini sendiri berada di Jl.Taman Cut Meutia No. 1, dekat stasiun Gondangdia serta Jl. Cikini Raya yang dikenal sebagai salah satu sentra jajanan seperti Sop Buntut Merah/Sop Buntut Cut Mutia.
Kawasan ini juga dikenal sebagai salah satu sentra hiburan di daerah Jakarta Pusat dan sangat dekat dengan Hotel Sofyan Betawi.
Sekilas Sejarah❤️
Pada tempo dulu di zaman pemerintahan kolonial Belanda, masjid ini merupakan sebuah kantor yang dipergunakan untuk biro arsitek dan pengembang.
Kantor ini dulunya berstatus Naamloze Vennootschap Bouwploeg atau biasa disingkat N.V. Bouwploeg yang merupakan sebutan bagi perseroan terbatas pada masanya.
N.V. Bouwploeg sendiri merupakan milik Pieter Adriaan J.M sejak 1879 hingga 1955, yang waktu itu melakukan pembangunan di daerah Gondangdia di Menteng dan lantai 2 digunakan oleh Jenderal Van Heuis sebagai kantor.
Selepas menjadi kantor biro arsitek dan pengembang Pieter Adriaan J.M, pada masa sebelum Indonesia merdeka, tempat ini juga pernah menjadi Kantor pos.
Kemudian beralih fungsi menjadi Kantor Jawatan K.A Belanda, serta Kantor Kempetai bagi angkatan laut Jepang mulai 1942 hingga 1945 setelah kepergian Belanda dari Nusantara.
Setelah kemerdekaan Indonesia, gedung ini menjadi Kantor Urusan Perumahan, lalu terakhir menjadi Kantor Urusan Agama untuk 1964 hingga 1970.
Di masa Pemerintahan Ali Sadikin sebagai Gubernur Jakarta pada masanya, barulah Masjid Cut Mutia ini dijadikan Masjid dengan status Masjid tingkat Provinsi melalui surat keputusan bernomor SK 5184/1987.
Tepatnya pada tanggal 18 Agustus di tahun 1987 dengan nama Masjid Cut Meutia sesuai nama jalan dimana masjid tersebut berdiri.
Sebelum penamaan Masjid Cut Meutia, di tahun 1961 Masjid ini bernama Yayasan Masjid Al-Jihad yang didirikan Akbar Tanjung dan juga Fahmi Idris,
Keduanya yang merupakan eksponen 66 dari Yonif Yos Sudarso, mendapat wakaf dari MPRS karena saat itu gedung sekertariatnya telah pindah ke Senayan.
Karena bangunan ini termasuk cagar budaya, maka selama 17 tahun pihak Yayasan Masjid Al-jihad hanya dapat merenovasi tanpa merubah total bentuk dari bangunannya sendiri.
Barulah setelah SK terbit, bangunan masjid ini pun kemudian dapat direnovasi besar-besaran pada tahun 1984.
Perubahan terjadi pada sektor lantai dengan penggunaan marmer, penggantian papan yang sebelumnya menjadi atap dengan genting beglazur, pemotongan dan pemindahan tangga guna memperluas ruangan ibadah.
Serta memiringkan arah kiblat ke arah kanan 15 derajat dengan disertai pemindahan mimbar dan tempat imam agar lebih menjorok ke depan.
Melihat ketidaktersediaan area parkir, membuat Edi Marzuki Nalapraya yang kala itu menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta 1984 hingga 1987 mengusahakan untuk membagi lahan yang sebelumnya milik Dinas Pertamanan Jakarta.
Pembagian lahan bertujuan untuk dijadikan halaman dan area parkir namun kini dijadikan tempat untuk kajian syiar islam setiap tahun.
Meski telah beralih fungsi menjadi sebuah Masjid, namun nama Bouwploeg masih di pergunakan sebagai nama pasar dengan singkatan Boplo atau Pasar Boplo yang lokasinya ada di kawasan barat dari Stasiun Gondangdia.
Keunikan Masjid❤️
Masjid Cut Meutia ini memiliki Gaya arsitektur yang mengadopsi aliran Art Nouveau. Bentuknya pun terbilang unik bila dibandingkan dengan kebanyakan Masjid yang ada di Indonesia.
Bila kebanyakan Masjid memiliki bentuk kubah dengan bentuk bundar maka Masjid Cut Meutia ini kubahnya kubus.
Selain itu kebanyakan masjid juga memiliki Menara baik di 1 sisi, maupun di sisi kanan dan kirinya, sementara di Masjid Cut Meutia ini tidak terdapat Menara.
Tak cukup sampai disitu, bila pada kebanyakan Masjid di Indonesia tersedia Mihrab yang ada di bagian tengah saf, maka di Masjid Cut Meutia ini keberadaan Mihrabnya sendiri berada di bagian kiri saf.
Lainnya, posisi saf yang miring pun diberlakukan karena bentuk dari Masjid ini sendiri tidak tepat menghadap ke kiblat.
Tak hanya menjadi tempat wedding ceremony, pengajian, maupun buka puasa bersama selama Ramadhan, masjid ini juga pernah menjadi tempat di selenggarakannya acara jazz.
Acara tersebut dikenal dengan nama RJF atau Ramadhan Jazz Fest 2024 yang digagas oleh RICMA atau Remaja Islam dari Masjid Cut Meutia.
Cara Menuju Lokasi❤️
Bagi yang ingin menuju ke Masjid Cut Meutia ini menggunakan kendaraan pribadi baik motor maupun mobil, dapat menggunakan bantuan aplikasi peta di smartphone seperti google maps untuk lebih mudahnya.
Cukup mengarahkan tujuan anda menuju Masjid Cut Meutia, maka rute tercepat pun secara otomatis akan anda dapatkan.
Sementara bagi yang ingin menggunakan angkutan umum, dapat memakai Kopaja P20 dan turun di Stasiun Gondangdia atau P502 dengan arah Kp. Melayu – tanah abang.
Kemudian turun pada perempatan Cikini, keduanya sama dekatnya karena Anda dapat melanjutkan perjalanan hingga tujuan dengan berjalan kaki.
Ingin menikah disini? Menggelar akad nikah atau sekedar resepsi pernikahan? Tenaang! Disini Anda dapat sewa gedung untuk hari spesial.
Soal harga? Silahkan hubungi langsung ke nomor telepon yang tertera di bagian no telp pada awal artikel untuk lebih jelasnya. Yuk ramaikan masjid Cut Meutia!
Khalifa Abbasy (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan penulis naskah, tapi kalau menang giveaway, saya siap tulis ‘Terima Kasih’ sepanjang mungkin.
Emyr Salim Hauzan (pemilik terverifikasi) –
Saya tidak pandai merayu, tapi kalau soal menang giveaway, bolehlah dicoba.
Suhail Nadhir Qadir (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan DJ, tapi saya siap putar lagu kemenangan sepanjang malam jika menang giveaway ini.