Deskripsi
Lokasi: Jl. Raya Batukaru, Wongaya, Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali 82152
Map: Klik Disini
HTM: –
Buka Tutup: 08.00-17.00
Telepon: –
Menjadi sebuah negeri seribu pura, mungkin itulah sebutan yang tepat untuk kota Bali. Salah satu kota besar di Indonesia. Di kota dengan luas sekitar 5700 km persegi ini, memang memiliki jajaran pura dari ujung barat hingga ujung timur.
Mayoritas keyakinan dari penduduk Bali adalah Hindu. Nuansa religi, namun tetap menampilkan eksotisme khas Bali, ditunjukkan begitu sampai di paradise city ini.
Di Bali, terdapat sebuah pura yang digunakan sebagai tempat pemujaan Dewa Mahadewa, yaitu pura Luhur Batukaru. Lokasi pura dewa ini berada di Jalan Raya Batukaru, Wongaya, Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali, 82152.
Bila Anda sedang tour ke daerah Bali, dapat menggunakan google map, supaya dapat dengan mudah menemukan letak pura ini.
Dewa yang dipuja di sini adalah dewa yang dikhususkan untuk kesuburan lingkungan. Dewa yang mampu menumbuhkan tanaman dengan teknik yang sesuai.
Tujuan didirikannya pura ini adalah sebagai pemicu semangat religi supaya dapat memelihara lingkungan, khususnya tumbuhan, dengan baik dan benar.
Masyarakat lokal menamai tempat pemujaan ini, Ratu Hyang Tumuwuh, yang berarti Tuhan untuk menumbuhkan. Dewa ini menumbuhkan tanaman dengan memberikan air dan tanah dengan cara yang sesuai, sehingga tumbuhlah dengan subur dan segar.
Tentunya pemujaan penuh pada Sang Hyang Tumuwuh akan sangat berpengaruh dan berperan penting dalam kehidupan manusia.
Untuk sampai ke Batukaru Temple, tentunya warga yang ingin berdoa maupun wisatawan yang ingin berkunjung ke pura, sebaiknya melewati Desa Wongaya Gede.
Sangat disarankan untuk berdoa di Pura Jero Taksu, sebelum berdoa di Pura Luhur Batukaru. Tujuannya adalah,supaya sembahyang dan doa yang akan dilakukan di Batukaru tempel dapat terwujud.
Pura Jero Taksu sendiri, merupakan bagian dari Pura Luhur Batukaru, walaupun tempatnya agak berjauhan. Setelah berdoa di pura taksu, warga segera menyucikan diri di pancuran yang berada di tenggara dalam area Pura Batukaru.
Cara penyucian diri yang dilakukan adalah berkumur, membasuh wajah, serta membasuh kaki. Setelah itu, langsung berdoa di Pelinggih Pura pancuran.
Sejarah Singkat❤️
Menurut ahli sejarah Bali, Luhur Batukaru Temple telah ada sejak abad ke 11 Masehi. Pura suci ini termasuk pada Pura Sad Kahyangan, seperti yang dikisahkan dalam Lontar Kusuma Dewa.
Selain sebagai Pura Sad Kahyangan, Pura Batukaru juga dianggap sebagai Pura Catur Loka Pala seperti dikisahkan dalam Lontar Purana Bali.
Sebutan lainnya untuk Pura Luhur Batukaru adalah Pura Padma Bhuwana, merupakan sembilan pura di sekeliling Pulau Bali. Sebagai perlambang Tuhan yang dipuja di berbagai penjuru alam semesta.
Selanjutnya dari Lontar Kusuma Dewa tersebut juga diceritakan, tentang pendiri Pura, yaitu Mpu Kuturan yang bertujuan untuk meningkatkan keyakinan umatnya dalam menjaga Sad Kerti, yang termasuk di dalamnya adalah Atma Kerti, Wana Kerti, Jagat Kerti, Samudera Kerti, Jana Kerti, Danu Kerti.
Hal tersebut dibuktikan dengan adanya berbagai sumber mata air dan arca pancuran sebagai media dan bertapa untuk menjaga Sad Kerti yang digunakan oleh Wanaprastin.
Sampai pada tahun 1605 Masehi, diceritakan dalam kitab Babad Buleleng, bahwa pura Batukaru telah dihancurkan oleh Ki Gusti Ngurah Panji Sakti, seorang Raja Buleleng. Alasannya adalah untuk memperluas wilayah kekuasaannya.
Pura Luhur Batukaru benar-benar hancur, hinggat tempat pelinggihnya pun hancur menjadi puing-puing. Hingga tahun 1959, dilakukan pemugaran dan terus dilakukan secara bertahap sampai tahun 1977 dengan bentuk yang semakin baik seperti sekarang ini.
Tujuan Pemujaan
❤️
Sebelumnya telah disampaikan bahwa, pendirian Pura Batukaru adalah untuk menyembah dewa kesuburan yang mendorong umat untuk menjaga lingkungan.
Ini tercantum dalam Mantra Atharvaveda XVIII.17, tentang melindungi Tri Chanda, yaitu tumbuhan, air, serta udara. Tri Chanda ini harus dijaga betul keseimbangan, karena merupakan sumber berharga dalam kehidupan.
Alasan pendirian Pura Luhur Batukaru terlihat memiliki struktur yang natural serta menyatu dengan alam adalah akibat filosofi Tri Chanda tersebut.
Denah dari pura ini adalah terdapat bangunan utama di sebelahnya, dengan dua kompleks mata air di bagian timur. Kompleks jeroan digunakan hanya untuk memohon air suci atau Tirtha selama upacara atau ritual.
Sedangkan kompleks sumber mata air yang lainnya adalah untuk penyucian diri sebelum sembahyang.
Dalam Pura Luhur Batukaru sendiri terbagi menjadi tiga mandala. Pertama adalah bangunan Utama Mandala yang berupa candi. Candi utama ini memiliki bentuk ramping di atapnya dan berundak-undak.
Dikelilingi oleh Candi Perwara, dan Padmasana di kanan kirinya. Candi utama merupakan tempat pelinggih utama untuk memuja Dewa mahadewa, Ratu Hyang Tumuwuh.
Tempat pelinggih utama pun memiliki bentuk Candi bukan Meru dan diapit Candi Perwara. Sedangkan Pelinggih Padma Ratu Bagus Panji serta Ratu Puseh Kubayan berada di sebelah timur laut dan barat laut.
Bagian barat daya terdapat dua bangunan untuk Pedharman Raja Badung dan Raja Tabanan. Di sini ada area Utama Mandala dan juga area kedua Madya Mandala. Madya Mandala memiliki Pelinggih Gedong stana Ratu Pasek yang digunakan untuk berdoa memohon keberhasilan upacara yadnya.
Bagian barat laut terdapat Gedong Simpen sebagai lokasi penyimpanan Pratima. Sebelah selatan dari Gedong Simpen terdapat Balai Agung. Di tempat inilah berbagai macam simbol sakral saat Melasti.
Ratu Hyang Tumuwuh adalah sebutan Tuhan dari warga Hindu Bali. Tuhan yang menciptakan sumber alam ini. Maka manusia wajib menjaganya, bila tidak, hidupa manusia akan merana dan susah.
Tak hanya nilai spiritual yang dihadirkan di sini, melainkan juga nilai moral dan etika, bagaimana memperlakukan hasil sumber alam ini.
Selain itu juga terdapat pura Presanak atau Jajar Kemiri yang merupakan bagian dari Pura Batukaru. Menyimbolkan nilai keagamaan untuk mendorong umat supaya menjaga keseimbangan Tri Chanda.
Sebelah timur terdapat Pura Lempuhyang Luhur, bagian selatan ada Pura Andakasa, untuk Pura Luhur Batukaru sebelah barat, dan di utara adalah Pura Pucak Mangu.
Pura Luhur Batukaru mengadakan upacara piodalan setiap Kamis Wuku Dungulan, sehari setelah hari raya Galungan, atau setiap 210 hari sekali. Upacaranya pun dipimpin oleh seorang pemangku atau Jero Kubayan.
Telah dijelaskan di dalam Chanakya Niti XIV, 18 yang menyatakan, jika ingin memperoleh kesejahteraan, maka harus melindungi Dharma (agama), Dhana (aset), Dhanyam (makanan), Guru Wacana (nasihat bijak guru suci), serta Ausada (kesehatan).
5 Hal ini akan senantiasa terpelihara, bila Tri Chanda dapat dilindungi dan dijaga keseimbangannya. Kelima unsur tersebut akan terjaga dengan diawali untuk melindungi Tri Chanda bumi ini.
Lokasi Wisata Lain
❤️
Selain terkenal karena keindahan kompleks puranya, ternyata di Penebel juga terdapat spot wisata yang diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.
Tempat itu adalah sawah padi terasering terbesar di Jatiluwih. Bahkan lokasi wisata ini juga masuk dalam daftar tujuan wisata tripadvisor.
Di wkipedia juga dapat ditemukan berbagai macam gambar maupun foto yang menunjukkan beberapa lokasi wisata di Bali. Beberapa di antaranya bahkan tanpa dikenai biaya tiket masuk atau free entrance fee.
Mungkin sebagian dari Anda memang sudah mengunjungi pulau dewata ini. Akan tetapi, belum pernah mengunjungi atau mencoba wisata ke Pura di Bali.
Sesekali kunjungilah beberapa pura yang ada di Bali. Selain dapat menenangkan pikiran, jiwa terasa lebih damai dan tenteram.
Ibrahim Jabbar Mukhtar (pemilik terverifikasi) –
Kata bijak mengatakan, ‘Kesempatan datang tak terduga.’ Saya siap terkejut jika menang giveaway ini!
Haidar Aziz (pemilik terverifikasi) –
Saya sih simple, nggak minta jadi pemenang utama, cukup jadi pemenang cadangan yang dapat hadiah juga.
Jafar Siddiq Qalbi (pemilik terverifikasi) –
Jika saya menang, saya janji akan… tetap update di media sosial. Prioritas kan?