Klenteng Sanggar Agung Surabaya

3 reviews

Rp51.500

Category:

Deskripsi

Lokasi: Jl. Pantai Ria Kenjeran, Sukolilo Baru, Bulak, Kota SBY, Jawa Timur 60122
Map: Klik Disini
HTM: Rp.10.000 per Mobil, Rp. 5.000 per Motor dan Rp. 2.500 per Pejalan Kaki
Buka Tutup: 24 Jam
Telepon:

Surabaya merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki sejarah luar biasa. Di daerah ini pada tanggal 10 November, masyarakat disana berjuang melawan penjajah Inggris.

Peluh, tetesan darah dan kobaran semangat serta teriakan perjuangan sudah dikerahkan seluruhnya untuk mengusir penjajah.

Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya Monumen serta adanya Tugu Pahlawan yang ada di Perak, Surabaya.

Tidak hanya itu saja, Surabaya juga terkenal dengan wisata religinya mulai dari untuk Muslim maupun agama lain.

Sunan Ampel merupakan salah satu contoh tempat wisata religi bagi orang-orang yang beragama Islam.

Namun selain itu, ternyata juga ada tempat religi bagi orang-orang yang memeluk Tridharma, yakni Klenteng sanggar Agung atau Klenteng Hong San tang.

Foto By @yogafebrimw

Patung 20 Meter❤️

Klenteng Sanggar Agung ini terletak di alamat Jalan Sukolilo Nomor 100, Pantai Ria, Kenjeran, Surabaya. Klenteng ini tidak hanya menjadi tempat ibadah bagi para pemeluk Tridharma, tetapi juga sebagai tempat tujuan wisata.

Klenteng ini pertama kali dibuka pada tahun 1999. Ciri khasnya adalah adanya patung Dewi Kwan Im setinggi 20 meter yang terletak di tepi laut.

Awal mulanya tempat ibadah ini merupakan persembahan kepada Nan Hai Guan Shi Yin Pu Sa atau Bodhisatwa Kwan Im Laut Selatan.

Asal mula dari patung ini karena seorang karyawan klenteng yang melihat wanita berjubah putih berjalan di atas air pada saat malam hari. Karyawan tersebut mempercayai bahwa itu adalah penampakan Kwan Im.

Sejarah Pembangungan ❤️

Foto By @eli_prasetyo

Di tahun 1978 jadi, saat itu juga bersamaan dengan festival bulan purnama, sebuah klenteng dibangun sekitar 500 meter di sebelah selatan lokasi Sanggar Agung yang sekarang, yaitu Klenteng Kwan Kong Bio.

Nasib malang terhadap kelenteng ini, karena dipindahkan sebanyak 3 kali hingga akhirnya Sanggar Agung-pun dibangun. Memasuki tahun 1999, klenteng tersebut resmi dipindahkan ke lokasi Sanggar Agung Surabaya.

Patung-Patung dewa yang ada di Sanggar Agung juga diletakkan di dalam bangunan klenteng lama semenjak puluhan tahun.

Asal Mula
❤️

Foto By @majalahpanorama

Klenteng ini didirikan oleh keluarga Soetiadji Yudho dan pertama kali diresmikan pada tahun 1999, saat itu bertepatan dengan Tahun Baru Imlek.

Tujuan dibangunnya klenteng ini menurut pendirinya adalah untuk membawa semangat spiritual umat Tridharma sekaligus sebagai sebuah ikon kota Surabaya. Kemudian 2 tahun berikutnya patung raksaksa Kwan Im dibangun.

Salah satu keunikan lain dari lokasi Klenteng Sanggar Agung adalah dibangun di pinggir laut, dengan demikian membentuk seperti teluk kecil yang menjorok ke laut serta dikelilingi dengan pepohonan bakau.

Pembangunan kelenteng ini dilakukan di area seluas 4000 meter persegi dengan menggunakan perpaduan antara arsitektur Bali dan budaya Jawa.

Menarik Untuk Dikaji
❤️

Menurut Dekan Fakultas Teknologi dan Desain Universitas Ciputra, yakni Fredi Hartanto. Kompleks peribadatan di klenteng ini cukup menarik untuk dikaji karena purwarupa eksteriornya memiliki muatan multikultur yang sangat unik.

Dimulai dari atapnya yang kental akan arsitektur gaya Jawa walaupun secara umum bangunannya bercorak Bali.

Menurut Freddy terdapat kesan desain Sanggar Agung yang memang sengaja membawa ciri khas Indonesia agar tidak konstan ke gaya Klenteng, Wihara, atau kuil kebanyakan, apa lagi terjebak di arsitektur Cina.

Walaupun demikian, arsitekstur dari Cina juga masih nampak, contohnya adalah terdapat bulatan pada pagar.

Freddy juga menekankan bahwa kelenteng ini bisa disebut sebagai representasi harmoni kondisi psikologi dan budaya antara masyarakat dengan umat Tridharma.

Tingginya 18 Meter
❤️

Foto By @ahmed25_al.ali

Patung raksasa Kwan Im disebutkan sebelumnya bahwa tinggi patung ini adalah 20 meter. Namun terdapat informasi lebih valid dari pihak pendirinya yang menyatakan bahwa tingginya sekitar 18 meter.

Patung ini berada di sisi Timur bangunan klenteng dan tidak berdiri sendiri, melainkan juga ditemani dengan patung yang katanya sebagai penjaga yakni Shan Nan dan Tong Nu. Selain itu juga terdapat empat Maharaja langit pelindung empat penjuru dunia.

Sebenarnya rangkaian Patung Kwan Im terdiri dari satu paket yang dibawahnya terdapat gerbang langit yang dijaga oleh sepasang naga Surgawi.

Jika berdiri di bawah gerbang ini, maka akan dapat melihat Jembatan Suramadu secara langsung dari kejauhan. Tinggi dari patung naga ini sekitar 6 meter.

Tempat Ibadah❤️

Fungsi utama dari Klenteng Sanggar Agung tentunya sebagai tempat ibadah khusus untuk umat Tridharma seperti agama Khonghucu, Budha dan Taoisme.

Berlokasi di tepi laut membuat klenteng ini sering menjadi tempat rujukan bagi keluarga yang hendak nyekar leluhur mereka, terutama yang telah dikremasi.

Uniknya untuk mengurus klenteng ini juga terdapat karyawan dari umat beragama lain seperti dari umat Islam dan Kristen.

Karena arsitekturnya yang unik membuat tempat ini juga menjadi objek pariwisata dan banyak wisatawan yang berfoto di Patung Kwan Im maupun di daerah sekitaran klenteng.

Tentu ini bukan suatu hal yang mengherankan, mengingat patung ini sangat unik. Tanggal 21 September 2010 silam, klenteng tersebut mengadakan perayaan bulan purnama yang diisi oleh berbagai macam kesenian.

Baik kesenian dari dalam maupun dari luar daerah dari luar daerah misalnya Minahasa, Bali, Solo, Ponorogo dan masih banyak lainnya. Festival ini juga dimeriahkan grup drumband dari sekolah Muhammadiyah dan AAL.

Jalur Khusus
❤️

Foto By @jotaksaka

Kembali ke fungsi utamanya sebagai tempat ibadah. Tentu, apabila ada wisatawan non Khonghucu yang berkunjung ke sini maka dikhawatirkan akan mengganggu peribadatan.

Oleh karena itu, semenjak tahun 2015 terdapat jalan yang diperuntukkan bagi para wisatawan yang hendak ke halaman tepi klenteng.

Tujuannya adalah agar tidak melewati bagian dalam kelenteng, melainkan melewati ruang pengelola yang berada di sayap kiri bangunan.

Menjadi Suaka Alam❤️

Tidak berhenti sampai situ saja, klenteng ini juga termasuk dalam suaka alam. Terdapat hutan bakau di sekitar kelenteng yang menjadi habitat bagi berbagai macam jenis hewan laut seperti burung bangau, kepiting, ikan gelodok maupun larva-larva ikan.

Karena hal itulah klenteng ini biasa digunakan sebagai rujukan bagi umat beragama Buddha Tridharma untuk pelaksanaan ritual Fang Shen atau melepas kembali hewan ke alam liar.

Mendapat Muri❤️

Foto By @harrishotels

Karena banyak sekali aktivitas yang ada di klenteng ini, ternyata Museum Rekor Indonesia atau MURI memberikan penghargaan beberapa kali.

Bulan September tahun 2002 penghargaan diberikan kepada Soetiadji Yudho Karena beliau yang menggagas pemasangan 2000 lampion di klenteng.

Selanjutnya tahun 2004, klenteng Ini mendapat penghargaan kembali karena pembuatan patung Maha Brahma empat muka tertinggi dan terbesar di Indonesia.

Berlanjut ke tahun 2007 PT. Bintang Toedjoe membuat sebuah konvoi dengan 108 barongsai yang dimulai dari kya-kya Surabaya dan berakhir di klenteng ini.

Dua Patung Singa
❤️

Memasuki bagian dalamnya maka Anda akan disambut dengan dua patung singa. Kedua patung tersebut memiliki filosofi tersendiri.

Untuk patung singa batu yang berada sebelah kanan melambangkan kekuatan Yin, berkekuatan negative, menerima serta membawa seekor anak singa.

Sementara Singa di sebelah kiri melambangkan kekuatan Yang, memberikan kesan positif, memberi serta membawa sebuah bola.

Harga Tiket Masuk
❤️

Foto By @fajarhw

Harga tiket masuk bervariasi, tergantung jenis kendaraan yang digunakan. Untuk motor dikenakan Rp. 5.000, mobil Rp. 10.000 dan pejalan kaki Rp. 2.500.

Jam operasional dari buka dan tutup adalah 24 jam, karena masuk dalam kawasan Ken Park serta masih belum diketahui no telp penanggung jawab tempat ini.

Cara Menuju Lokasi❤️

Jika ingin menuju ke Klenteng Sanggar Agung maka dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat.

Klenteng ini juga dapat ditempuh menggunakan kendaraan umum yang menuju ke Pantai Kenjeran.

Di sekitar klenteng tersebut juga terdapat beberapa hotel seperti Elmi Hotel dan Garden Palace Hotel.

Lokasi dari kentang ini juga berdekatan dengan beberapa objek wisata lainnya seperti Pantai Kenjeran, Jembatan Suramadu dan Monumen Jalesveva Jayamahe.

Stupa Maha Brahma
❤️

Foto By @leo_smjtk

Patung ini juga dikenal dengan patung Buddha empat muka. Letaknya berada di bagian belakang Klenteng Sanggar Agung dan patung inilah yang mendapatkan Muri sebagai patung Four Face Buddha terbesar di Indonesia.

Awal mulanya pembangunan stupa ini dimulai pada tahun 2003 bulan Juli dan telah diresmikan pada tanggal 9 November 2004 silam.

Peresmian ini ternyata banyak dihadiri oleh sejumlah tokoh penting termasuk petinggi agama tokoh-tokoh penting, antara lain Viriyanadi Mahatera, Phrarajkhru Sivacharaya dari Thailand, dan Gede Anom Jala Karana Manuaba.

Foto By @gadingdronepilots

Untuk membangun stupa ini dibutuhkan luas lahan sekitar 1,5 hektar. Bangunan intinya berukuran 9×9 meter yang berada tepat ditengah lahan.

Uniknya pembangunan stupa ini cenderung menggunakan angka 9, karena ini disesuaikan dengan referensi patung yang juga ada di Thailand dan bagi umat Tridharma angka 9 juga memiliki makna tersendiri.

Di sekitarnya terdapat taman bunga dan empat Patung Gajah Putih dengan masing-masing tingginya berkisar 4 meter yang terletak di sudut-sudut.

Emas 22 Karat❤️

Foto By @viogusta_

Stupa yang dibangun disokong oleh empat pilar berwarna hijau kemasan. Bagian utama yakni stupa patung Brahma dan singgasana.

Bagian atasnya dari masing-masing patung setinggi 9 meter. Yang menjadikannya luar biasa adalah keseluruhan kulit patung dilapisi kertas emas asli 22 karat asal Thailand.

Untuk pelapisan emas ini dana yang digunakan mencapai 1,5 miliar. Walau membutuhkan dana banyak tetapi patung tersebut menjadi patung Four Face Buddha terbesar di Indonesia, meski masih kalah dengan yang ada di Thailand.

  1. Yazan Thabrani (pemilik terverifikasi)

    Saya bukan ahli ramal, tapi saya meramalkan hadiah giveaway ini akan jatuh ke tangan yang tepat: saya.

  2. Arrayan Taysir (pemilik terverifikasi)

    Saya bukan arsitek, tapi saya sudah desain tempat khusus di hati untuk hadiah giveaway ini.

  3. Barra Hanif (pemilik terverifikasi)

    Rumus keberuntungan giveaway: keikhlasan + komentar ini = hadiah mendarat di tangan.

Tambahkan ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *