Indahnya Waduk Gajah Mungkur Wonogiri

6 reviews

Rp61.000

Category:

Deskripsi

Lokasi: Jl. Raya Wonogiri – Pracimantoro, Desa Pokoh Kidul, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, 57615
Map: Klik Disini
HTM: Weekdays Rp.10.000, Weekend Rp.12.500
Buka Tutup: 07.00 – 17.00 WIB
Telepon:

Sebagaimana waduk raksasa lainnya yang ada di Indonesia, seperti Waduk Karangkates, Kedung Ombo, Jatiluhur, Batutegi, Riam Kanan, Jati Gede, serta yang lainnya.

Tujuan utama dibangunnya Waduk Gajah Mungkur adalah untuk PLTA dan menanggulangi meluapnya air sungai yang mengakibatkan banjir.

Namun, keindahan panorama alam yang selalu menghiasi sekeliling bendungan raksasa, membuat tempat inipun menyedot para wisatawan.

Hal inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh pihak pengelola serta para investor untuk mendirikan objek-objek wisata di sekitarnya, termasuk objek wisata Waduk Gajah Mungkur (WGA).

Keberadaan Gajah Mungkur sendiri, sejak semula memang telah menyuguhkan pemandangan alam yang menawan.

Foto By @fransiska_66

Bahkan, tempo dulu, tepatnya pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, berbagai acara pertemuan kerapkali bertempat di Waduk Gajah Mungkur.

Hal tersebut disebabkan karena suguhan panorama di sekitar waduk yang memang memikat. Apalagi saat ini, berbagai fasilitas wisata telah melengkapi kawasan di sekitarnya.

Tidak heran jika objek wisata WGA menjadi salah satu objek wisata unggulan di Provinsi Jawa Tengah.

Sayangnya, ditengah semakin populernya objek wisata ini, ada persoalan yang mengiringi, yaitu terjadinya sedimentasi akibat terendapnya lumpur di dalam bendungan yang mencapai lebih dari 6 juta meter kubik.

Sedimentasi yang disebabkan oleh semakin kering dan gundulnya kawasan hulu tersebut membuat penumpukan lumpur setiap tahunnya bertambah sekitar 1 – 1,2 juta meter kubik pertahun.

Kondisi seperti ini, jika tidak secepatnya ditanggulangi, selain dapat mengganggu distribusi irigasi juga bisa mengakibatkan bendungan jebol.

Itu sebabnya, banyak pihak yang berharap agar pemerintah dapat segera mengatasi persoalan tersebut, karena sungguh sangat disayangkan, jika objek wisata WGA ikut menjadi korban dari jebolnya waduk terbesar se-Asia Tenggara ini.

Foto By @anggarawepe

Sebelum dibangun menjadi bendungan raksasa sebagaimana yang dapat disaksikan saat ini, Gajah Mungkur merupakan sebuah telaga kecil.

Karena itulah cerita tentang keberadaan Waduk Gajah Mungkur memiliki dua versi, yaitu legenda tentang asal-usul telaga Gajah Mungkur yang angker dan masih menjadi misteri.

Karena hanya berupa kisah yang dituturkan secara turun temurun, serta sejarah pembangunan Bendungan Gajah Mungkur yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Mitos Waduk
❤️

Foto By @jawapos

Menurut cerita dari para leluhur yang dituturkan kepada anak cucunya yang tinggal di sekitar kawasan Gajah Mungkur, dahulu ada raja yang bernama Gajah Madep.

Dia tidak memiliki anak namun mempunyai keponakan yang sangat dia sayangi bernama Gajah Mego. Merasa usianya sudah sangat tua, Gajah Madep pun mengangkat Gajah Mego untuk menggantikan kedudukannya.

Keputusan tersebut ditentang oleh Patihnya yang bernama Gajah Mungkur karena menganggap usia Gajah Mego masih terlalu muda. Karena penolakan tersebut, terjadilah pertempuran antara Gajah Mungkur melawan Gajah Mego.

Mereka berdua mengeluarkan kesaktiannya dengan merubah wujud menjadi gajah raksasa. Pertarungan sengit tersebut akhirnya dimenangkan oleh Gajah Mungkur.

Begitu sengitnya pertempuran yang terjadi, membuat tempat yang dijadikan ajang pertempuran dipenuhi lobang-lobang besar bekas tapak gajah raksasa.

Lobang-lobang tersebut terus menerus mengeluarkan air, sehingga lama-lama daerah di sekitarnya penuh dengan air dan menjadi sebuah telaga yang kemudian dinamakan Waduk Gajah Mungkur.

Salah satu bukti adanya kerajaan di daerah sekitar Gajah Mungkur adalah adanya bekas pemakaman dari raja-raja yang ada di Wonogiri pada masa lampau. Pemakaman raja-raja Wonogiri tersebut saat ini terbenam di dasar bendungan.

Pada musim kemarau, disaat air bendungan surut, makam-makam tersebut dapat dilihat dari atas permukaan air dengan bentuk yang berbeda dari makam-makam saat ini.

Sejarah Berdirinya
❤️

Foto By @marteengoods

Berbicara tentang sejarah berdirinya WGA, tidak dapat dilepaskan dari kisah Bedhol Desa pada tahun 1976, yang mana pada saat itu sebanyak 67.515 jiwa dari 51 desa yang ada di 6 kecamatan dipindahkan lewat program transmigrasi ke beberapa provinsi.

Diantaranya Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu dan Jambi, karena daerah tempat tinggal mereka akan ditenggelamkan untuk dibangun bendungan terbesar se-Asia Tenggara, yaitu Waduk Gajah Mungkur.

Pembangunan WGA sendiri sudah direncanakan sejak lebih dari sepuluh tahun sebelumnya yaitu pada tahun 1964.

Rencana pembangunan selanjutnya dirumuskan di tahun 1972 – 1974, dan proses pembangunan berjalan sepanjang tahun 1976 – 1981.

Pembangunan bendungan bertipe Rockfill Earth Dam ini menghabiskan anggaran sekitar Rp.41.053 Milyar, dengan tenaga arsitek dan konsultan dari Nippon Koei Co Ltd Jepang serta tenaga lokal sebanyak 2.500 pekerja.

Dengan fungsi utama sebagai pengendali banjir akibat aliran air dari Sungai Bengawan Solo, Gajah Mungkur menempati area seluas 88.000 hektar yang membentang di tujuh kecamatan.

Yaitu dari Kecamatan Wonogiri, Kecamatan Nguntoronadi, Kecamatan Eromoko, Kecamatan Baturetno, Kecamatan Wuryantoro, Kecamatan Ngadirojo dan Kecamatan Giriwoyo.

Luas DTA (Daerah Tangkapan Air) dari waduk ini mencapai 1.350 km dan menjadi pintu masuk dari beberapa sungai besar, yaitu Sungai Bengawan Solo, Sungai Tirtomoyo, Sungai Kaduang, Sungai Posong, Sungai Temon dan Sungai Parangjoho.

Selain berfungsi sebagai flood control (pengendali banjir), bendungan juga digunakan untuk mengairi sawah yang ada di Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar seluas 23.600 hektar.

Fungsi utama lainnya adalah menjadi pemasok air minum untuk masyarakat Kota Wonogiri dan digunakan sebagai PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air).

Terkait fungsinya sebagai PLTA, WGA mampu menghasilkan pasokan listrik sebesar 12,4 Megawatt yang dikelola oleh anak perusahaan PLN, yakni PT Indonesia Power Unit Mrica.

Foto By @unyil12_

Seiring dengan berjalannya waktu, fungsi bendungan Gajah Mungkur bertambah menjadi tempat rekreasi, seperti halnya waduk raksasa lainnya yang ada di Indonesia.

Untuk menunjang fungsi barunya tersebut, di sekitar kawasan bendungan dilengkapi dengan sejumlah fasilitas dan infrastruktur yang dapat mengundang para pengunjung sebagaimana yang terdapat diberbagai tempat wisata lainnya.

Seperti tempat pemancingan, water boom, perahu boat, gantole, taman satwa, Taman Tombo Galau dan taman bermain anak.

Rute Menuju Lokasi❤️

Foto By @nikaamelia

Dengan alamat di JL. Raya Wonogiri – Pracimantoro, Desa Pokoh Kidul, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, tidak sulit untuk mencari tempat bendungan berada, karena terletak di dekat jalan poros dan dilalui oleh trayek angkutan umum.

Bagi pengunjung yang datang dengan menggunakan kendaraan pribadi, jika berangkat dari Kota Wonogiri, tinggal mengarahkan kendaraan ke Selatan dan menempuh jarak sejauh 6 km, maka akan tiba di lokasi.

Pengunjung yang datang dari arah Jogja dapat menyusuri rute jalan Jogja – Solo hingga tiba di Wonogiri, kemudian menuju ke arah Bayat, Manyaran dan Wuryantoro, baru sampai di Gajah Mungkur.

Untuk yang berangkat dari Kota Solo dapat melewati Sukoharjo untuk menuju ke Wonogiri, kemudian mengikuti rute yang menuju ke arah Selatan atau arah Pacitan sampai bertemu dengan PLTA Gajah Mungkur.

Baru kemudian berbelok ke kanan mengikuti jalur yang menanjak untuk tiba di lokasi Waduk Gajah Mungkur.

Bagi pengunjung yang menggunakan sarana transportasi umum, jika datang dengan menggunakan pesawat, begitu keluar dari Bandara Adi Sumarmo, Solo dapat melanjutkan perjalanan dengan menggunakan Bus Damri dan turun di Terminal Tirtonadi.

Dari sini harus berpindah kendaraan lagi dengan naik bus jurusan Solo – Pracimantoro serta turun di WGA.

Pengunjung yang menggunakan kereta api, setelah keluar dari Stasiun Wonogiri tinggal mencari angkot yang menuju ke lokasi.

Sedang yang datang dengan naik bus dan turun di Terminal Wonogiri, dapat melanjutkan perjalanan dengan berganti bus lain atau angkot jurusan Pracimantoro lalu turun di lokasi.

Pesona Waduk
❤️

Foto By @gegfia

Sebagaimana obyek wisata waduk lainnya, suguhan utama yang diberikan bendungan adalah panorama hamparan air dengan latar belakang pepohonan dan bebukitan di kejauhan yang sangat menawan.

Lalu lalang perahu-perahu nelayan yang mencari ikan di luasnya air bendungan, ikut menambah keindahan landskap yang dilihat dari pinggir waduk.

Sembari menikmati indahnya pemandangan, pengunjung juga akan dibuai oleh sapuan angin yang sepoi-sepoi dan rindangnya pepohonan.

Keindahan landskap Bendungan Gajah Mungkur mencapai puncaknya saat matahari hendak kembali ke peraduan. Sinar keemasan yang dipancarkannya, dibiaskan oleh air, sehingga menciptakan kemilau yang begitu indah.

Sunset inilah yang ditunggu-tunggu banyak pengunjung untuk diabadikan dengan menggunakan kamera, baik dalam bentuk foto maupun gambar video.

Jika mau menyempatkan diri mengelilingi kawasan di sekitar bendungan dengan menggunakan perahu, akan dapat disaksikan karamba-karamba untuk budidaya ikan Nila.

Disekitar karamba tersebut selalu terlihat sekelompok ikan patin liar yang melompat-lompat ke atas permukaan air, seakan-akan sedang menyambut pengunjung yang datang.

Ikan Nila yang dibudidayakan di bendungan inilah yang menjadi sajian khas bagi para wisatawan yang berkunjung ke sini, disamping ikan wader goreng.

Di pinggir WGA, pengunjung juga dapat menjumpai lapangan yang luas lengkap dengan panggung terbuka yang setiap musim liburan selalu ditampilkan pertunjukan-pertunjukan musik.

Ada juga oko-toko souvenir yang menjual berbagai macam oleh-oleh, serta warung-warung yang menjual beraneka ragam makanan dan minuman.

Selain itu, terdapat berbagai aktifitas menyenangkan lainnya yang dapat dinikmati di WGA, lewat berbagai wahana yang disediakan. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Wahana Omah Jungkir

Foto By @jateng.keren

“Omah Jungkir” yang diambil dari kosakata Bahasa Jawa memiliki arti “Rumah Terbalik”. Wahana terbaru yang ada di obyek wisata Gajah Mungkur ini mulai beroperasi sejak pertengahan Januari 2024.

Sesuai dengan namanya, bangunan rumah yang terdiri dari 4 ruang didesain dengan perabotan serba terbalik. Satu ruang terbalik 90 derajat, yaitu ruang warung mie ayam, sedang 3 ruang lain terbalik 180 derajat yaitu ruang tamu, dapur dan kamar mandi.

Wahana ini awalnya adalah wahana “Rumah Hantu”. Namun karena lama sepi, ditambah merebaknya minat anak-anak muda untuk bergaya di depan kamera dengan latar belakang yang unik dan menarik, maka dihadirkanlah “Omah Jungkir”.

Hasilnya, wahana baru ini setiap hari ramai oleh pengunjung utamanya anak-anak muda. Bahkan di hari libur, pengunjung yang ingin berfoto di dalamnya harus menunggu antrean yang panjang.

2. Water Boom

Water Boom termasuk salah satu wahana yang menjadi favorit pengunjung, meski saat pertama kali dibuka pada tahun 2011 sempat sepi hingga beberapa bulan lamanya.

Karena harga tiket yang dikenakan terlalu mahal jika dibandingkan dengan jenis permainan yang ada di dalamnya.

Tapi sejak harga tiket tersebut diturunkan dari Rp.25.000 menjadi Rp.10.000 untuk hari-hari biasa dan Rp.12.500 untuk hari libur, Water Boom selalu dipadati oleh pengunjung.

Water Boom yang ada di sini memang tidak semegah dan semewah Atlantis Water Adventure di Ancol, Circus Waterpark di Bali atau Pandawa Water World di Solo.

Namun beberapa permainan yang tersaji di dalamnya cukup sebanding dengan htm yang dikenakan.

3. Wahana Permainan Air

Foto By @visitsurakarta

Menjelajah luasnya Gajah Mungkur dengan menggunakan perahu menjadi aktifitas menarik, karena keindahan waduk ini tidak hanya saat dilihat dari pinggir waduk tapi juga saat berada di tengah dan melihat bagian pinggir waduk.

Selain itu, dengan mengarungi kawasan perairan, pengunjung juga dapat melihat karamba yang menjadi tempat budidaya ikan Nila, serta menyaksikan aktifitas para nelayan dari dekat.

Untuk menjelajahi luasnya waduk, selain dengan menggunakan perahu, tersedia pula perahu motor, sepeda air dan banana boat.

4. Pemancingan

Pada pagi dan sore hari, cukup banyak mancing mania yang mencoba peruntungannya dengan melempar umpan ke tengah danau sambil berharap umpan tersebut dimakan oleh ikan-ikan.

Banyaknya pemancing yang mengadu keberuntungan di tepi Gajah Mungkur disebabkan karena area perairan waduk ini dipenuhi dengan berbagai jenis ikan tawar, seperti wader pari, patin jambal, tawes serta nila.

Bagi wisatawan yang memiliki hobby memancing dan tertarik untuk bergabung dengan pemancing lainnya, ada baiknya untuk bertanya pada pemancing lokal tentang spot-spot pemancingan yang ada di bendungan ini.

Sebab masing-masing ikan memiliki tempat berkumpul sendiri-sendiri, sehingga dengan mengetahui jenis ikan di masing-masing spot, akan lebih mudah dalam memilih jenis ikan yang menjadi target.

5. Taman Satwa

Foto By @chandra.very.oktaviani

Meski tidak terlalu luas dan dengan koleksi binatang yang terbatas, kehadiran Taman Satwa di sini cukup memberi hiburan tersendiri bagi para pengunjung, utamanya anak-anak yang belum pernah melihat secara langsung binatang-binatang tersebut.

Seperti: Gajah, buaya, monyet, burung kasuari dan berbagai jenis burung lainnya. Tidak hanya bisa dilihat, pengunjung juga dapat menunggang gajah dan berkeliling area wisata dengan tarif yang cukup murah.

6. Taman Bermain Anak

Bagi pengunjung yang datang dengan membawa anak-anak, tersedia Taman Bermain Anak yang menyediakan berbagai jenis permainan gratis seperti: jungkat-jungkit, ayunan dan perosotan.

Serta permainan berbayar, seperti: bianglala, sepeda air, komedi putar dan kereta kelinci. Meski permainan di sini relatif sederhana, namun cukup menghibur, terlebih harga tiketnya sangat murah.

7. Taman Tombo Galau

“Tombo Galau” memiliki arti “Obat Galau” dan taman ini memang menyasar kawula muda yang gemar berselfie ria, sekaligus sebagai rest area bagi para pengunjung yang merasa capek usai berjalan-jalan di lingkungan sekitar area wisata.

Taman yang mulai dioperasikan sejak tahun 2015 ini dilengkapi dengan beberapa jenis permainan anak-anak dan remaja, seperti catur, ular tangga, sundah mandah, serta permainan yang lain.

8. Gantole (Layang Gantung)

Foto By @explore_wonogiri

Aktifitas untuk memacu adrenalin ini juga dapat di temui di Gajah Mungkur, tepatnya di Bukit Joglo yang berada di sebelah Barat waduk.

Untuk menuju ke lokasi dibutuhkan trekking terlebih dahulu dengan medan yang cukup menantang. Sesampai di atas bukit, dapat Anda saksikan keindahan waduk dan pemandangan alam di bawahnya, sebelum terbang dengan menggunakan gantole.

Harga Tiket Masuk
❤️

Wisata WGA boleh dibilang Taman Hiburan Rakyat karena untuk masuk ke lokasi wisata dan menikmati berbagai macam wahana di dalamnya dikenakan tarif yang cukup murah.

Pada hari-hari biasa, harga tiket masuk hanya sebesar Rp.5.000 sedang pada hari libur seharga Rp.7.000. Pengunjung yang datang dengan menggunakan motor dikenai ongkos parkir Rp.2.000 sedang yang membawa mobil parkirnya sebesar Rp.5.000.

Seperti halnya tiket masuk, wahana yang ada di dalam lokasi wisata juga dipatok dengan harga yang merakyat.

Seperti untuk selfie di wahana Omah Jungkir, tarifnya hanya sebesar Rp.5.000, untuk naik perahu motor hanya Rp.10.000 perorang.

Atau untuk memasuki lokasi Water Boom harga tiket hanya sebesar Rp.10.000 pada hari biasa dan Rp.12.500 pada hari libur.

Meski harga tiket relatif murah, Wisata Gajah Mungkur dilengkapi dengan berbagai sarana yang rerpresentatif, seperti area parkir yang luas, mushollah, kamar mandi dan toilet, gazebo, rest area, dan beberapa fasilitas yang lain.

Menariknya lagi, wahana yang ada di lokasi wisata, setiap 1 – 3 bulan sekali selalu bertambah atau berubah, sehingga wisatawan yang pernah berkunjung ke sini tidak akan pernah merasa bosan, karena disuguhi oleh wahana-wahana baru.

Bagi yang ingin mengisi perut dan menghilangkan dahaga, banyak warung yang dapat dipilih di kawasan area wisata dengan harga yang terjangkau.

Begitu juga bagi yang ingin membeli souvenir dan oleh-olah khas WGA, outlet dan kios-kios souvenir tersebar di berbagai sudut.

Hanya saja, untuk yang ingin bermalam di kawasan wisata, tidak ada satupun hotel dan penginapan di sekitar waduk, sehingga harus kembali ke Wonogiri yang jaraknya hanya sekitar 6 km.

  1. YULI

    Keren sekali yah waduknya, kalau mau kesana dari bandung saya kemana dulu yah

  2. Dede

    Naik Bus Bandung – Wonogiri

  3. Samiyo

    Naik kereta api bandung solo , dari sta solo balapan masuk ke terminal tirtonadi ( lewat trowongan penghubung ), dari terminal tirtonadi solo naik bis jurusan wonogiri,waduk gm

  4. Rizqullah Hafizh Fauzan (pemilik terverifikasi)

    Semoga beruntung itu saya, kalau bukan saya ya semoga tetap saya.

  5. Zaidul Hasan Mufid (pemilik terverifikasi)

    Mereka bilang follow your dreams, jadi saya follow akun ini biar bisa menang giveaway.

  6. Jabir Arfauzan Fathurra (pemilik terverifikasi)

    Saya bukan ahli matematika, tapi saya tahu peluang menang giveaway ini meningkat dengan komentar ini.

Tambahkan ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *