Deskripsi
Lokasi: Rembitan, Pujut, Central Lombok Regency, West Nusa Tenggara 83573
Maps: Klik Disini
HTM: Gratis
Buka Tutup: 24 Jam
Telepon: 0831-2920-6820
Lombok kini menjadi salah satu destinasi wisata yang diincar oleh para turis baik itu lokal atau asing. Sangat wajar mengingat pulau tersebut memiliki pesona alam sangat indah.
Di pulau ini ada banyak kawasan wisata alam dengan pemandangan sangat mempesona. Ditambah lagi unsur sisi budayanya masih amat kental.
Lombok terletak di Nusa Tenggara Barat(NTB) dan Pulau yang berdekatan dengan ibukota Mataram ini mempunyai beberapa kawasan wisata alam yang siap bersaing dengan Bali.
Bali memang terkenal dengan pantai Kuta, begitu juga Pulau Jawa, di sana untuk mencari keindahan gunung kita bisa mengunjungi Rinjani.
Bukan itu saja, di sini para wisatawan juga siap dimanjakan dengan keindahan pulau kecil atau biasa disebut Gili yang memiliki keindahan dan pesona tersendiri.
Di pulau kecil tersebut para turis bisa menikmati keindahan dan pesona yang sangat eksotis dari Gili Air, Meno dan juga Trawangan.
Selain keindahan alam, di Pulau Lombok para wisatawan juga bisa menikmati sisi budaya Pulau Lombok.
Salah satu kawasan wisata budaya yang bisa dikunjungi oleh para turis adalah Perkampungan Sade yang terletak di Rambitan, Central Lombok Regency, West Nusa Tenggara.
Areal wisata satu ini memiliki pesona budaya yang siap memanjakan para turis kala datang ke pulau Lombok tersebut.
Mengenal Sejarah❤️
Kawasan wisata budaya Dusun Sade memang memiliki cerita sejarah dan kisah tersendiri. Banyak berita, artikel serta makalah yang mengulas kehidupan masyarakat di wilayah daerah Rembitan ini.
Kampung yang terdiri dari masyarakat Sasak ini memang memiliki kisah yang sangat kental dengan unsur kebudayaan dan menjadi daya tarik bagi dunia pariwisata Lombok.
Semenjak tahun 1975, wilayah tradisional desa Sade ini menyandang predikat sebagai Desa Wisata pada kurun waktu tahun 80-an.
Hal ini disebabkan unsur tradisi, kebudayaan dan kegiatan tradisionalnya sangat khas sehingga sangat menarik untuk di explore.
Menurut sejarah, kehidupan masyarakat di sini sudah ada sejak 6 abad lampau. Ketika itu mereka masih menganut kepercayaan nenek moyang Sasak yaitu Watte Telu.
Akan tetapi lambat laun kepercayaan tersebut mulai menghilang dan hampir semua masyarakat di sekitar perkampungan ini memeluk agama Islam.
Perkampungan kecil ini letaknya berada di bagian selatan pulau Lombok dan menjadi salah satu destinasi wisata incaran bagi mereka yang tertarik melihat kehidupan masyarakat disana.
Hingga sekarang ini, penduduk di Dusun Sade tersebut masih mempertahankan pola hidup dari 6 abad lalu. Hal itulah yang menjadi daya tarik spot ini.
Di desa Sade ini para wisatawan bisa melihat bentuk rumah adat, tarian serta aneka permainan musik.
Bukan hanya itu saja, gaya berpakaian serta penggunaan peralatan yang digunakan dalam kegiatan mereka juga masih dipertahankan hingga sekarang.
Rute Ke Kampung Sasak❤️
Letak lokasi Desa Sade ini berada di Rambitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Tepatnya di sebelah timur Embung Ruje dan di utara Embung Mengkene.
Untuk menuju Desa Sade, rutenya cukup mudah untuk diakses. Anda bisa juga menggunakan bantuan aplikasi Google Map untuk mendapatkan peta agar tidak tersesat.
Dusun Sade ini jaraknya hanya sekitar 8 km dari Bandara International Lombok dan bisa ditempuh dengan waktu sekitar 20 menit saja.
Obyek wisata ini mempunyai rute yang searah dengan Pantai Seger serta Tanjung Aan. Kawasan tersebut termasuk ke dalam heritage village menurut Wikipedia dan salah satu destinasi tur budaya di Pulau Lombok.
Biasanya tur desa Sade masuk dalam Paket Sasak Tour. Hal tersebut bertujuan untuk memperkenalkan kebudayaan dan tradisi serta keindahan kampung tersebut.
Desa Sade adalah perpaduan antara wisata budaya dan alam yang menyajikan keunikan tersendiri. Untuk masuk, wisatawan tidak akan dipungut biaya alias gratis.
Kearifan Penduduk❤️
Ketika memasuki desa seluas 6 hektar ini, para wisatawan akan melihat 150 rumah tradisional dengan populasi mencapai 700 jiwa.
Semua warga di sini masih 1 keturunan karena mereka melakukan perkawinan antara saudara secara turun-temurun.
Apalagi biaya pernikahan jauh lebih murah jika dibandingkan dengan menikah dengan masyarakat dari luar daerah dimana harus mengeluarkan kerbau beberapa ekor untuk merayakannya.
Di sini para wisatawan akan melihat kearifan lokal warga, dimana mereka akan disambut dengan tangan terbuka.
Rumah Adat❤️
Yang menjadi daya tarik dari daerah suku Sasak ini adalah bangunan rumah adatnya, masjid, lumbung padi serta tempat pertemuan umum dengan unsur khas arsitektur Suku Sasak.
Hal ini bisa dilihat dari dindingnya yang memakai pagar anyaman bambu, tiang kayu, sementara bagian atap atau lotengnya terbuat dari alang-alang kering yang membuat semakin terkesan tradisional.
Keistimewaan dari bangunan tersebut adalah sirkulasi udara yang sangat sejuk ketika cuaca sedang terik. Sementara di kala malam yang dingin, menyajikan suhu hangat. Tentu saja menjadi salah satu sisi edukasi yang bisa diambil oleh para wisatawan bukan?
Uniknya lago adalah cara perawatan rumah adat. Area lantainya terbuat dari tanah liat yang dicampur dengan sekam padi.
Biasanya seminggu sekali sebelum upacara adat, lantai rumah di beri kotoran kerbau yang dicampur dengan air. Setelah kering kemudian disapu lalu digosok menggunakan batu.
Kotoran kerbau berfungsi untuk membersihkan lantai agar terbebas dari debu dan lantainya pun lebih halus juga kuat.
Masyarakat di Desa Sade percaya bahwa kotoran kerbau ini bisa digunakan untuk mengusir serangga dan dapat menolak serangan magis yang kerap ditujukan kepada pemilik rumah.
Desa Sade ini letaknya berada di daerah gundukan perbukitan tanah liat dan jarak antar masing-masing rumah cukup rapat serta tersusun rapi keatas.
Sementara di bagian dalam di setiap rumah dibagi menjadi 3 bagian yakni untuk tempat tidur anak lelaki dan orang tua.
Lalu di dalamnya juga ada ruangan dengan tinggi sekitar 1 meter yang biasanya diisi oleh dapur, lumbung serta tempat tidur anak perempuan.
Sementara di bagian belakang adalah ruangan kecil yang biasanya digunakan untuk ibu yang hendak melahirkan.
Bangunan di desa Sade ini dibagi menjadi 3 sesuai dengan kegunaannya. Bangunan Bale Bonter biasanya dimiliki oleh para pejabat desa.
Sementara Bale Kodong ini diperuntukkan bagi warga yang baru saja menikah atau para orangtua dalam masa tuanya.
Sedangkan Bale Tani biasanya digunakan sebagai tempat tinggal bagi para penduduk berkeluarga dan mempunyai keturunan.
Masyarakat di Desa Sade ini mata pencahariannya adalah petani dan mereka mengandalkan air hujan sebagai pengairannya.
Di desa ini memang tidak ada sistem irigasi sehingga membuat panen hanya terjadi setahun sekali. Hasil panennya adalah padi dan palawija.
Biasanya hasil panen akan disimpan di Lumbung Padi Suku Sasak atau disebut juga dengan Lumbung Pare.
Sisi menarik adalah hanya para wanita atau ibu saja yang boleh mengambil hasil panen di Lumbung Pare tersebut.
Semua rumah di Desa Sade ini menjual berbagai macam kerajinan berupa kain tenun hingga pernak pernik seperti gantungan kunci ataupun gelang.
Menenun Kain❤️
Seperti sudah disebutkan di awal bahwasanya profil masyarakat di Desa Sade ini masih mengandalkan pertanian dan kerajinan tangan.
Selain itu, ketika berkunjung ke Desa Sade ini para wisatawan bisa melihat atraksi budaya dengan permainan alat musik tradisional yang disebut Gendang Beleq, Tarian Cupak Gerantang serta Tarian Presean.
Wisatawan juga bisa melihat para kaum hawa yang sedang menenun kain. Keterampilan ini sudah tradisi turun temurun. Dan menurut adat yang berlaku, gadis dewasa yang tidak bisa menenun kain belum boleh menikah.
Kain Songket merupakan kain khas Lombok yang sangat terkenal. Para wisatawan bisa mengambil foto atau gambar ketika proses penenunan sedang berlangsung.
Para turis bisa melihat langsung bagaimana cara membuat kain tenun mulai dari pengeringan kapas sampai kemudian diolah menjadi benang lalu diberi perwarna dari bahan alami.
Pembuatan kain songket dengan panjang 2 meter biasanya dibutuhkan waktu 2 minggu hingga 3 bulan, tergantung pola atau motifnya.
Pakaian Adat❤️
Setelah melihat atraksi budaya, tidak ada salahnya untuk mengenal pakaian adat yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat disana.
Selain itu para wisatawan juga bisa melihat lebih dekat mengenai peralatan tradisional masih digunakan di sini. Salah satunya adalah alat untuk memintal kapas menjadi benang, alat tenun hingga alat bertani.
Para wisatawan juga bisa berinteraksi secara langsung dengan para masyarakat agar lebih dekat dan menambah wawasan tentang bagaimana kehidupan masyarakat di sekitar desa tersebut.
Tradisi Kawin Culik❤️
Sisi menarik lainnya dari Desa Sade adalah tradisi kawin culik. Bagi para anak muda yang saling suka bisa menculik anak gadis yang ia sukai kemudian disembunyikan di rumah orang tanpa diketahui oleh pihak orang tua si wanita.
Kemudian sang pria menemui orang tua si gadis dan mengutarakan keinginan untuk melamar. Setelah itu prosesi nyongkolan atau iringan pengantin pria kembali ke pihak perempuan dilakukan.
Setelah itu pasangan pengatin baru akan digiring ke Bale Kodong yang biasanya digunakan untuk berbulan madu.
Sakha Ibadil Kiram (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan pesenam, tapi kalau menang giveaway, saya siap lakukan backflip kebahagiaan!
Muhammad Falih Aqmar (pemilik terverifikasi) –
Mau ikutan giveaway, tapi takut menang. Nanti dikira jodoh, padahal cuma pinjam!
Ihsan Rasyid Ridhwan (pemilik terverifikasi) –
Jika menang giveaway ini, janji saya akan… tetap rendah hati dan tidak sombong (di depan kamera).