Top Selfie Hutan Pinus Kragilan Magelang

5 reviews

Rp57.400

Category:

Deskripsi

Lokasi: Desa Pogalan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, 56193
Map: Klik Disini
HTM: Gratis
Buka Tutup: 07.00 – 17.00 WIB
Telepon: 0857 0213 4877

Seiring dengan merebaknya wisata kekinian yaitu objek-objek wisata yang memiliki daya tarik utama berupa spot-spot foto yang cantik, unik bahkan terkadang ekstrim, membuat sejumlah tempat wisata alam di Indonesia dipermak dengan ditambahkan sejumlah spot untuk berfoto ria serta ditambahkan kata “Top Selfie” guna mempertegas kehadiran spot-spot foto yang cantik tersebut.

Beberapa objek wisata alam yang berbenah diri dengan menambahkan spot “Top Selfie” tersebut diantaranya adalah Coban Rais di Batu dengan menambahkan Batu Flower Garden, Ayunan Langit di Bali, Teropong Langit di Lampung, Bukit Mojo di Jogja, Kalibaya Park di Brebes, Bukit Mojo di Jogja, Tebing Masigit di Padalarang, Puncak Gobah Solok di Sumatera Barat, Bukit Cekung Enrekang di Sulawesi Selatan, serta The Lodge Maribaya dan Tebing Keraton di Bandung.

foto by instagram.com/lovemagelang

Tidak hanya destinasi wisata yang sudah sejak lama dikunjungi oleh wisatawan saja yang dimanfaatkan untuk objek wisata kekinian, tapi juga tidak sedikit yang memanfaatkan lokasi-lokasi yang awalnya hanya berupa perbukitan, hutan atau tempat-tempat biasa yang semula tidak masuk dalam daftar obyek pariwisata.

Tapi begitu dibangun spot-spot foto yang menawan, kawasan tersebut langsung dibanjiri wisatawan, bahkan dengan jumlah kunjungan yang melebihi tempat-tempat wisata yang telah ada sebelumnya.

Beberapa objek wisata kekinian yang semula hanya berupa tempat biasa namun mendadak populer karena adanya spot-spot foto yang unik dan menarik diantaranya adalah Kalibiru yang ada di Yogyakarta, Celaket Adventure Park di Mojokerto Jatim, Bukit Cinta Bayat di Klaten dan Hutan Pinus Kragilan yang juga populer dengan sebutan Pinusan Kragilan yang ada di Magelang.

Kehadiran Pinusan Kragilan sebagai tempat wisata baru karena keberadaannya memang baru diketahui oleh masyarakat umum sejak tahun 2015 mendapat perhatian tersendiri dari para traveller karena selama ini Jawa Tengah utamanya Kabupaten Magelang lebih dikenal dengan objek wisata sejarah, budaya dan wisata ritual dalam bentuk candi-candi,. Petilasan dan situs-situs bersejarah yang tersebar di berbagai sudut wilayah.

foto by instagram.com/smk_pembnas_hits

Hutan Pinus Kragilan hadir dengan memberikan warna tersendiri melalui wanawisata atau wisata alam plus wisata kekinian. Lebih dari itu upaya untuk memberdayakan kawasan hutan agar memiliki manfaat lebih dalam hal ini dikembangkan menjadi objek pariwisata patut mendapatkan apresiasi.

Menariknya lagi, pemrakarsa pemberdayaan kawasan hutan pinus untuk objek wisata bukan datang dari pemerintah atau pihak Perhutani selaku pemangku wilayah, tapi justru dari masyarakat.

Mereka pula yang saat ini mengelola Pinusan Kragilan sehingga berkembang dengan begitu pesat dan menjadi salah satu tujuan traveller dalam menghabiska liburan Natal dan Tahun Baru 2024.

Mengenal Sekilas
❤️

foto by instagram.com/remajahitsmagelang

Hutan Pinus Kragilan terletak di lereng bukit sehingga tidak tampak saat dilihat dari pinggir jalan raya. Untuk menuju ke lokasi, pengunjung harus terlebih dahulu menyusuri jalanan beton yang cukup sempit menuju area hutan pinus.

Setelah merayapi bukit, akan terlihat lokasi yang dituju berupa lereng yang berlindung di balik bukit dan dipenuhi pohon-pohon pinus yang terhampar sejauh mata memandang. Di tempat inilah berbagai macam spot dibangun untuk memuaskan pengunjung yang ingin bergaya di depan kamera.

foto by instagram.com/jelajah.magelang

Wahana Top Selfie ini awalnya hanya menyediakan gardu-gardu pandang yang tinggi dan hingga kini masih tetap difungsikan oleh para fotografer atau pengunjung yang ingin memotret landskap di kawasan hutan pinus. Seiring berjalannya waktu, Pinusan Kragilan semakin banyak didatangi pengunjung.

Hal tersebut menyadarkan masyarakat setempat akan potensi alam yang mereka miliki. Apalagi mereka yang juga sudah akrab dengan smartphone tahu benar bahwa tempat-tempat yang hits dan diburu anak-anak muda adalah tempat-tempat yang instagenic dan selfiable.

Karena itulah, masyarakat sadar wisata pun meminta ijin kepada pihak Perhutani untuk diperbolehkan memanfaatkan kawasan hutan pinus sebagai tempat wisata. Permintaan ijin tersebut langsung dikabulkan karena pihak Perhutani memang tidak merasa dirugikan tapi justru diuntungkan karena hutan yang berada di wilayah kerjanya dijaga oleh masyarakat setempat.

Sejak saat itu dibentuklah kepengurusan untuk mengelola tempat wisata yang semuanya terdiri dari masyarakat setempat, tanpa melibatkan pihak pemerintah dan Perhutani, serta dimulailah pembangunan pintu gerbang menuju ke lokasi wisata serta penataan kawasan hutan oleh masyarakat setempat dengan mendirikan berbagai macam spot-spot foto menarik tanpa merusak dan mengganggu pohon-pohon pinus yang ada.

foto by instagram.com/paawijaya

Selanjutnya, pada bulan Mei 2015, Pinusan Kragilan dibuka secara resmi sebagai kawasan wisata. Spot-spot foto yang ada awalnya hanya ada beberapa, namun karena dari waktu ke waktu terus dilakukan penambahan, membuat pengunjung kini memiliki banyak pilihan. Tidak heran jika jumlah pengunjung pun terus mengalami peningkatan.

Tidak hanya pada saat merintis saja warga Kragilan yang masuk dalam struktur organisasi pengelola tempat wisata bekerja. Saat inipun mereka tetap terlibat dalam pengelolaan, bahkan sistem kerja mereka semakin profesional dengan dilakukannya pembagian tugas dan dengan dilengkapinya seragam berwarna Biru – Hitam pada saat bertugas.

Sebagian dari mereka ada yang bertugas mengatur jalan, ada yang menjaga loket, menjadi petugas parkir, sebagai pemandu wisata yang tersebar di beberapa titik, serta menjaga keamanan dan kebersihan di lokasi wisata. Karena itu, meski objek wisata ini berada di dalam hutan, pengunjung tidak perlu khawatir perihal keamanan dan keselamatan selama berada di lokasi.

Pemasukan yang diperoleh dari tiket parkir kendaraan yang dibawa pengunjung, sebagian dibagikan kepada mereka yang bekerja, sebagian lainnya dimasukkan ke kas desa.

Sehingga dengan dibukanya Pinusan Kragilan sebagai tempat wisata, selain dapat membantu pemerintah desa dalam melakukan pembangunan juga meningkatkan perekonomian masyarakat setempat, baik yang terlibat langsung dalam pengelolaan tempat wisata maupun yang mengais rejeki dengan berjualan makanan dan minuman.

Rute Menuju Lokasi❤️

foto by instagram.com/sari250196

Bagi Anda yang tertarik untuk berkunjung ke Pinusan Kragilan, siapkan kendaraan dengan kondisi yang prima, karena meski jaraknya tidak seberapa jauh dan jalan yang dilewati juga sudah beraspal mulus, namun letaknya yang berada di lereng Gunung Merbabu membuat rute yang harus ditempuh dipenuhi tanjakan dan tikungan yang tajam.

Secara administratif alamat Pinusan Kragilan berada di Desa Pogalan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dengan titik koordinat pada Google Maps atau GPS: 7 27′ 39.4″ S, 110 23′ 08.6″ E. Lokasinya yang terletak di perbatasan Magelang – Boyolali, membuat rute paling mudah untuk menuju ke lokasi adalah dengan melewati jalur alternatif Salatiga dilanjutkan dengan mengambil arah ke Kopeng.

Di sini Anda akan menjumpai rambu petunjuk arah ke Ketep Pass. Ikuti jalan sebagaimana yang ditunjukkan oleh rambu tersebut, setelah melewati tanjakan dan tikungan di Jalan Ketep Kopeng, perlambat laju kendaraan agar dapat menemukan papan petunjuk arah menuju ke lokasi.

Dengan mengikuti rambu petunjuk arah yang ada di Jalan Ketep Kopeng, tidak berapa lama kemudian Anda akan tiba di tempat tujuan yang lokasinya berada di kiri jalan. Waktu tempuh dari Kota Magelang ke Pinusan Kragilan dengan kecepatan normal sekitar 1 – 1,5 jam.

Rute lain untuk menuju ke lokasi dapat melalui jalur Muntilan atau Blabak menuju ke Ketep Pass. Sesampai di Ketep Pass ambil jalur yang menuju ke arah Kopeng. Sekitar 4 km dari Ketep Pass, lokasi yang dituju sudah menunggu di kiri jalan. Jalur lainnya adalah melewati Candimulyo menuju Kaponan hingga bertemu dengan Pertigaan Kopeng – Ketep. Ambil arah yang ke Kopeng dengan membelokkan kendaraan ke kiri dan ikuti terus jalan tersebut untuk menuju ke lokasi yang dituju.

Pengunjung yang datang dari Jogja, Semarang atau Solo sebaiknya menuju ke Kota Magelang terlebih dahulu sebelum berangkat ke Hutan Pinus Kragilan, agar lebih mudah untuk menuju ke lokasi dan tidak sampai tersesat. Terlebih bagi mereka yang belum begitu paham dengan wilayah yang ada di Kabupaten Magelang.

Menikmati Pesona Hutan
❤️

foto by instagram.com/diditles

Meski tanpa dilengkapi dengan spot-spot foto, Hutan Pinus Kragilan sebenarnya telah menebarkan pesona lewat keindahan landskap alam di sekelilingnya yang dihiasi batang-batang pohon pinus. Apalagi suasana di sekeliling sangat rindang ditambah sejuk dan segarnya semilir angin yang berhembus.

Keindahan tersebut akan semakin terasa pada pagi atau sore hari, dimana matahari memancarkan sinarnya dari arah samping dan menerobos melalui sela-sela dedaunan serta batang-batang pepohonan menciptakan Ray of Light yang akan tampak menawan saat diabadikan ke dalam bingkai foto.

Luasnya area hutan pinus ibarat sebuah taman raksasa yang menyuguhkan keindahan di setiap sudutnya dan membuat siapapun akan betah untuk berlama-lama di tempat ini. Apalagi jika mau sedikit berpetualang dengan menuruni lereng hutan menuju Sungai Selo Tumpang.

Di lereng yang menuju ke arah sungai tersebut akan dapat dijumpai pohon-pohon pinus yang merunduk seolah menyapa para pengunjung. Sesampai di Sungai Selo Tumpang, dapat Anda rasakan suasana yang magis membalut indahnya pemandangan sekeliling yang dihiasi gemercik suara air sungai yang mengalir di sela-sela bebatuan.

foto by instagram.com/_fery_ylly

Keindahan alam yang luar biasa tersebut menjadi semakin mempesona dengan ditambahkannya gardu pandang berbentuk love, rumah pohon dan sejumlah spot foto di beberapa sudutnya.

Bentuk dari spot-spot foto tersebut terdiri atas berbagai macam, ada yang menyerupai sarang burung, ada yang berbentuk bunga, berbentuk patung king kong, sepeda langit, mountain swing atau ayunan langit dan masih banyak lagi spot-spot foto yang menarik lainnya.

Diantara sekian banyak spot foto, yang menjadi favorit para pengunjung adalah spot foto berupa meja dan kursi yang berada di atas ketinggian.

Sementara objek yang tidak pernah lupa untuk dijadikan background foto oleh pengunjung adalah jalan setapak yang ditata rapi mulai dari pintu masuk menuju ke bagian dalam hutan pinus. Berfoto di sepanjang jalan setapak dengan kanan kiri dihiasi pohon-pohon pinus yang menjulang tinggi, membuat siapapun seolah-olah berada di hutan pinus Australia atau di Florida, Amerika.

foto by instagram.com/yunitamaryanadewi

Keindahan yang tersebar di setiap sudut Pinusan Kragilan itulah yang membuat tempat ini tidak hanya dijadikan sebagai ajang selfie serta berburu landscape photo’s, tapi juga kerapkali menjadi lokasi pengambilan foto prewedding.

Setiap minggunya rata-rata sebanyak 3 pasangan yang melakukan sesi pemotretan prewedding di Hutan Pinus Kragilan. Hal tersebut menjadi bukti, betapa menawannya pemandangan alam yang ada di tempat ini. Keindahan itulah yang ditangkap oleh warga setempat untuk kemudian diberdayakan serta disuguhkan kepada wisatawan yang datang.

Harga Tiket Masuk
❤️

foto by instagram.com/yunitamaryanadewi

Sejak pertama kali dibuka hingga kini, Pinusan Kragilan tidak memungut biaya tiket sama sekali. Tapi bukan berarti Anda benar-benar gratis, karena pihak pengelola memberlakukan retribusi parkir bagi pengunjung.

Awalnya tarif parkir tersebut sebesar Rp.2.000 untuk motor dan Rp.5.000 untuk mobil. Tarif tersebut kemudian dinaikkan menjadi Rp.3.000 untuk motor dan Rp.10.000 untuk mobil. Saat ini ongkos parkir yang berlaku sebesar Rp.5.000 untuk motor dan Rp.10.000 untuk mobil.

Setelah membayar ongkos parkir, pengunjung dapat memasuki lokasi hutan pinus dan memanfaatkan semua spot foto yang ada tanpa harus membayar lagi. Karena itulah tempat wisata ini bisa dibilang paling murah jika dibandingkan dengan tempat-tempat wisata sejenis.

Di Coban Rais misalnya, saat memasuki lokasi wisata, pengunjung dikenakan tiket sebesar Rp.10.000, saat masuk ke Batu Flower Garden masih diharuskan membayar lagi sebesar Rp.25.000 plus biaya bagi yang membawa kamera, dan untuk memanfaatkan setiap spot foto masih ditarik lagi sebesar Rp.10.000 per-spot.

Begitu juga di Bukit Indah Simarjarunjung, meski pengunjung tidak dikenakan biaya masuk, namun untuk dapat memanfaatkan spot foto yang ada, dikenakan biaya sebesar Rp.5.000 per-spot.

Fasilitas❤️

Meski tidak memungut biaya masuk dan dengan ongkos parkir yang relatif murah, pihak pengelola tetap menyediakan beberapa fasilitas umum, meski kondisinya cukup sederhana. Beberapa fasilitas umum tersebut antara lain kamar mandi dan toilet, mushollah, gardu pandang dan fasilitas penunjang foto.

Semua fasilitas tersebut juga dapat dimanfaatkan dengan gratis, kecuali bagi mereka yang ingin memacu adrenalin dengan bermain flying fox dikenakan tarif sebesar Rp.10.000 atau mereka yang ingin mengisi perut dan menghilangkan dahaga tentunya harus membayar makanan dan minuman yang mereka santap pada pemilik warung.

Satu-satunya fasilitas yang tidak ditemui di tempat ini adalah penginapan, karena lokasi wisata memang berada di tengah hutan. Camping pun juga tidak diperbolehkan oleh pihak pengelola, meskipun di area wisata cukup tersedia area yang luas.

Hal tersebut disebabkan karena faktor keamanan mereka yang ingin bermalam juga untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan terburuk yang terjadi di kawasan hutan.

  1. riyani

    bis bisa masuk nggak ya?

  2. JOS Tour and Travel

    makasih ya, cocok nih buat referensi untuk kesana. kunjungi juga ya website paketwisatabantul.com 🙂

  3. Fahim Hayatuna (pemilik terverifikasi)

    Saya bukan DJ, tapi saya siap putar lagu kemenangan sepanjang malam jika menang giveaway ini.

  4. Fathian Attirmidzi (pemilik terverifikasi)

    Dari pada pusing mikirin mantan, mending pusingin cara bawa pulang hadiah giveaway ini.

  5. Fairuzt Zulfadli Rabbani (pemilik terverifikasi)

    Komentar ini mungkin tidak lucu, tapi kalau saya yang menang, pasti semua tertawa.

Tambahkan ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *