Deskripsi
Lokasi: Desa Sumurugul, Kecamatan Wanayasa, Purwakarta, Jawa Barat
Map: Klik Disini
HTM: Weekdays Rp.5.000, Weekend Rp.20.000
Buka Tutup: 08.00 – 17.00 WIB
Telepon: (0246) 8541414, 0877-7879-3168
Dengan topografi wilayah sebagian berupa pegunungan dan perbukitan, membuat Kabupaten Purwakarta kaya akan wisata alam, mulai dari wisata gunung, bukit, goa, situ atau danau, sumber air panas sampai dengan curug atau air terjun.
Beberapa tempat wisata alam tersebut diantaranya adalah Sumber Air Panas Cipancar dan Ciracas, Goa Jepang dan Goa Belanda, Situ Wanayasa, Desa Sejuta batu, Bukit Panenjoan, Pasir Langlang Panyawangan, dan masih banyak lagi yang lain.
Sementara objek wisata dalam bentu waterfall, antara lain: Curug Suhada, Curug Tilu, Cijalu, Ponggang, Cilamaya, Ciseoh, Cisomang, dan satu lagi yang tidak boleh dilewatkan adalah Curug Cipurut.
Berada di kawasan Cagar Alam Gunung Burangrang membuat objek wisata air terjun ini terjaga keasrian dan kealamiannya. Terlebih lokasinya tidak jauh dari Kota Purwakarta, membuat waterfall inipun banyak dikunjungi wisatawan.
Sejarah Singkat
❤️
Karena berada di kaki Gunung Burangrang, Curug Cipurut masuk ke dalam kawasan Cagar Alam Gunung Burangrang.
Itu sebabnya pengelolaan dari objek wisata air terjun ini ditangani Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jabar I, sedang untuk operasional di lapangan ditangani Desa Wanayasa dan Desa Sumurugul.
Menurut masyarakat setempat, di area seluas 4 hektar terdapat 7 air terjun dalam satu aliran air di Curug Cipurut.
Hanya saja yang diketahui oleh masyarakat umum dan dijadikan objek wisata hanya 3 air terjun, yaitu Curug Utama yang berada di ujung tebing dengan ketinggian sekitar 25 meter dan 2 curug lainnya yang sedikit lebih landai.
Kedua curug itulah yang kerap dimanfaatkan oleh pengunjung untuk tempat seluncur.
Sedang curug utama, jatuhnya air melewati bebatuan yang tersusun seperti tangga, sehingga pengunjung dapat menikmati air yang jatuh dari jarak dekat, baik untuk mandi maupun sekedar membasuh muka.
Karena tempat wisata ini berada di kaki gunung, maka suhu udarapun terasa sejuk, bahkan cenderung dingin disepanjang hari terlebih pada waktu malam.
Sasakala atau asal nama Curug Cipurut menurut sejarah atau cerita dari mulut ke mulut, konon karena di sekitar air terjun tersebut dahulu tumbuh sebuah Pohon Buah Purut yang bentuknya menyerupai Buah Limus berukuran kecil.
Buah Purut tersebut memiliki banyak getah sehingga tidak dapat dikonsumsi. Sayangnya pohon tersebut saat ini sudah tidak ditemukan lagi di sekitar area curug.
Ada lagi cerita misteri yang ada di wilayah ini tepatnya di seluruh kawasan Gunung Burangrang, yaitu adanya hewan endemik yang bentuknya menyerupai seekor kera.
Bedanya hewan ini berukuran kecil dengan bulu berwarna putih dan kerap sekali memperdengarkan tawa dengan suara yang nyaring. Itu sebabnya masyarakat setempat menamakannya Surili, diambil dari kata “Seuri” yang dalam Bahasa Sunda memiliki arti “Tertawa”.
Cara Menuju Lokasi❤️
Untuk menuju ke lokasi wisata yang memiliki alamat di Desa Sumurugul, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat ini, pengunjung dapat mengawalinya dari pusat Kota Purwakarta yang berjarak sekitar 30 km dengan lama perjalanan sekitar 1 jam atau dari Kota Wanayasa yang jaraknya sekitar 3 km ke arah Selatan.
Kondisi jalan relatif baik, namun sebagaimana karakter daerah dataran tinggi, penuh dengan tanjakan dan turunan serta tikungan. Selain itu badan jalan agak sempit sehingga butuh sikap hati-hati dan waspada.
Perjalanan dari pusat Kota Purwakarta rute yang ditempuh adalah dengan menyusuri jalan yang menuju Wanayasa dan sesampai di Wanayasa membelokkan kendaraan ke arah Kecamatan Bojong.
Setelah 500 meter, Anda akan menjumpai pertigaan yang menuju Desa Sumunggul. Belokkan kendaraan ke arah kiri dan lewati jalan yang separuh beraspal dan separuhnya lagi masih berlapis bebatuan.
Untuk menuju ke lokasi parkir Curug Cipurut, dari pertigaan tersebut jauhnya masih sekitar 1,5 km. Setelah memarkirkan kendaraan, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh kurang lebih 500 meter dengan lama perjalanan sekitar 15 – 20 menit untuk tiba di depan pintu gerbang lokasi wisata.
Bagi wisatawan yang datang dengan menggunakan kendaraan umum, dari Kota Purwakarta dapat menuju ke Terminal Simpang dan naik Angkutan Pedesaan atau minibus yang menuju ke Wanayasa.
Sesampai di Terminal Wanayasa, ganti naik Angkutan Pedesaan jurusan Bojong / Sawit dan turun di pintu gerbang Desa Sumurugul.
Dari pintu gerbang Desa Sumurugul ini perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 15 – 20 menit atau dengan naik ojek dengan ongkos Rp.10.000 untuk tiba pintu gerbang Curug Cipurut. Jika masih bingung atau takut salah arah, manfaatkan peta dan GPS dengan koordinat 6°41’51″S 107°34’20″E.
Segarnya Air
❤️
Mereguk keindahan alam di Curug Cipurut, tidak hanya saat berada di lokasi waterfall, tapi sudah tersaji begitu memasuki Kecamatan Wanayasa, karena lokasinya yang berada di perbukitan, sehingga pepohonan yang hijau menjadi latar belakang suasana yang ada di kawasan ini.
Keindahan alam tersebut masih akan terus mengikuti perjalanan menuju ke Curug, karena setelah melewati Pos Jaga atau loket untuk membeli tiket masuk, pengunjung akan disuguhi dengan panorama perkebunan teh serta pepohonan yang rindang di kanan kiri jalan.
Itu sebabnya meskipun harus berjalan sejauh kurang lebih 1 km, langkah kaki akan terasa ringan dan tidak merasakan lelah. Hanya saja harus tetap berhati-hati karena jalan setapak yang dilalui cenderung licin, terlebih pada musim hujan.
Bagi yang tidak terbiasa melakukan tracking jarak jauh, sebaiknya melengkapi dengan perbekalan makanan dan minuman yang cukup. Jika tidak membawa, usahakan membelinya di warung-warung yang ada di sekitar pos jaga, karena di sepanjang perjalanan dan di lokasi air terjun tidak ada satupun pedagang makanan.
Usai berjalan kaki dan tiba di lokasi, mata Anda akan langsung dimanjakan oleh indahnya air yang terjun dari atas ketinggian tebing dengan balutan pepohonan di sekitarnya. Terdapat dua air terjun yang cukup landai sehingga banyak pengunjung yang memanfaatkannya untuk mandi dan bersantai serta bermain seluncur.
Di area sekitar kedua air terjun tersebut terdapat banyak spot menawan untuk digunakan swafoto. Namun jika ingin background yang lebih cantik lagi dapat menuju ke air terjun utama dengan ketinggian sekitar 25 meter.
Dengan suasana sekeliling yang masih alami serta udara yang sejuk, membuat siapapun bakal betah untuk berlama-lama di sekitar air terjun. Itu pula sebabnya pihak pengelola menyediakan area camping ground bagi yang ingin berkemah.
Harga Tiket Masuk
❤️
Dibuka untuk umum dari jam 08.00 sampai jam 17.00 harga tiket masuk untuk setiap pengunjung sebesar Rp.5.000 ditambah ongkos parkir sebesar Rp.2.000 untuk motor dan Rp.5.000 untuk mobil.
Bagi wisatawan yang ingin berkemah di lokasi wisata, ada tambahan biaya sebesar Rp.7.000 perorang.
Fasilitas❤️
Sebagaimana wisata waterfall di Indonesia pada umumnya, ada sejumlah keterbatasan fasilitas di area wisata. Fasilitas di sini hanya berupa area parkir yang hanya memiliki kapasitas sekitar 7 kendaraan roda empat.
Selain itu terdapat jalan setapak untuk melakukan tracking, trail dan shelter dari kayu untuk mempermudah pengunjung tiba di lokasi air terjun, kamar mandi dan toilet, serta beberapa warung jajanan.
Terdapat pula area camping ground yang sering dimanfaatkan untuk Pendidikan Dasar Kepecintaalaman dan dijadikan tempat ritual adat istiadat oleh warga setempat. Area berkemah di tempat ini tidak hanya satu tempat tapi ada beberapa tempat, sehingga wisatawan dapat bebas untuk memilih.
Ida –
Apakah di buka pada bln ini?
Candra –
Udh buka blm ka di bulan ini?dan bisa msuk gk?
Owais Hamzah Nashir (pemilik terverifikasi) –
Dari pada pusing mikirin mantan, mending pusingin cara bawa pulang hadiah giveaway ini.
Zainuddin Wahidullah (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan pesenam, tapi kalau menang giveaway, saya siap lakukan backflip kebahagiaan!
Zainul Arif Hikmah (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan arsitek, tapi saya sudah desain tempat khusus di hati untuk hadiah giveaway ini.