Deskripsi
Lokasi : Jl. Ujung Pandang No.2, Bulo Gading, Kecamatan Makassar, Sulawesi Selatan 90221
Maps : KlikDisini
HTM : Rp.3000
Buka/Tutup : 08.00-03.30
Telepon : (0411) 3623571
Museum La Galigo berada di kawasan Bulogading kota Makassar, propinsi Sulawesi Selatan dan tepatnya berada di sebuah benteng Ujung Pandang peninggalan zaman kerajaan Gowa.
Riwayat singkat benteng tersebut akhirnya dikuasai Belanda dan dijadikan sebagai markas militer yang dinamakan Fort Rotterdam. Sekarang bangunan tersebut menjadi saksi sejarah dan berfungsi sebagai tempat menyimpan benda peninggalan masa lalu bernama Museum La Galigo.
Latar belakang berdirinya museum ini karena pihak kerajaan Gowa ingin memperbaiki bangunan kerajaannya, namun tidak memiliki tempat untuk menyimpan barang pusaka kerajaan.
Akhirnya pihak Belanda menawarkan benteng Rotterdam sebagai tempat penyimpanan barang-barang tersebut dan akhirnya pihak kerajaan menyetujuinya. Kemudian setelah banyak koleksi terkumpul, maka tempat tersebut resmi dijadikan sebagai Museum Celebes tahun 1938.
Museum ini terbengkalai beberapa tahun dan akhirnya pada tanggal 1 Mei 1970, pemerintah Republik Indonesia mulai meresmikan Museum La Galigo. Sebab penamaan museum tersebut karena La Galigo adalah nama seorang budayawan paling populer di kawasan Ujung Pandang.
Hal ini karena saran dari kalangan sastrawan agar menggunakan nama La Galigo sebagai museum untuk mengenangnya sebagai penulis buku sastra terpanjang di dunia.
Museum ini merupakan tempat penyimpanan benda bersejarah dari zaman purbakala hingga kehidupan masyarakat Sulawesi Selatan kini.
Tentu saja koleksi museum sangat lengkap dan bisa membuat pengunjung merasa puas karena semua benda dari zaman Paleolitik, Megalitik sampai Neolitik tersedia dalam museum ini.
Terdapat lukisan atau gambar yang mengilustrasikan kehidupan manusia purba pada masanya masing-masing. Selain itu, terdapat pula benda sejarah zaman perundagian, kebudayaan Islam serta zaman penjajahan Belanda.
Semua koleksi benda-benda museum disimpan dalam 2 gedung secara terpisah dan setiap gedung memiliki beberapa ruangan berdasarkan tema masing-masing.
Letak bangunan utama museum berada di gedung nomer 2 yang terdiri dari 12 ruangan dan para pengunjug bisa mulai berkeliling dari bangunan ini. Terdapat ruangan bernama Ruang Sejarah Kebudayaan dan Lintas Peradaban yang terdiri dari beberapa ruangan.
Ruangan ini berisi tentang koleksi benda dari zaman prasejarah sekitar 1,5 juta tahun lalu hingga masa teknologi canggih seperti masa kini. Terdapat koleksi benda purbakala dari zaman Paleolitik dengan manusia nomaden atau suka berpindah-pindah.
Koleksinya antara lain kapak perimbas, kapak genggam dan kapak penetak serta alat serpih yang terbuat dari batu. Dari koleksi tersebut bisa kita lihat bahwa peradaban manusia zaman dahulu sudah mengenal teknologi untuk memotong dengan kapak batu.
Sementara itu, benda koleksi masa Mesolitik diantaranya adalah tombak bermata batu runcing yang digunakan untuk berburu mencari makanan. Hal ini menjadi bukti bahwa manusia pada zaman Mesolitik sudah memiliki cara yang efektif untuk berburu.
Selain itu, manusia purba tersebut sudah berdomisili dan biasa memilih tempat tinggal di goa ataupun lembah berbatu lainnya sebagai tempat untuk berlindung.
Ada juga koleksi artefak yang ditemukan di beberapa daerah Sulawesi Selatan peninggalan masa Mesolitik diantaranya mata panah bergerigi dan alat serpih. Koleksi lainnya yaitu fosil kayu, kerang dan beberapa fosil lainnya seperti hewan vertebrata serta masih banyak lagi.
Sedangkan koleksi pada masa Neolitik diantaranya terdapat foto batu tertata untuk tempat tinggal manusia purba. Koleksi lainnya antara lain kapak lonjong, peliung persegi serta manik-manik atau hiasan pada leher.
Para peneliti berpendapat bahwa manusia purba mengalami kepunahan pada zaman Neolitik tersebut. Melangkah pada koleksi selanjutnya pada masa Megalitukum yang dikenal sekitar 1000 tahun SM sampai pada zaman sejarah.
Manusia pada masa tersebut sudah mengenal sistem kepercayaan dan peribadatan kepada arwah leluhur dan dipercaya bisa membantu dalam kehidupannya. Hal ini bisa dilihat dengan keahliannya dalam membuat patung untuk dijadikan sebagai lambang pemujaan.
Ada juga patung berbentuk hewan dengan kaki empat dan mencoba merepresentasikan bentuk binatang pada masa itu. Sistem kepercayaan tersebut berlanjut sampai pada masa suku Bugis dengan menata batu-batu atau lebih dikenal dengan tanam batu dikebun ataupun tanah lapang.
Ukuran batu bervariasi dari batu kecil dan juga batu besar serta lonjong. Ada beberapa koleksi foto kebudayaan tanam batu tersebut dan terpampang di dinding ruang tema Megalitikum. Sedangkan isi koleksi yang ada di dalam museum antara lain menhir, pallus dan patung terakota.
Melangkah ke peroide selanjutnya yaitu zaman Paleometalik atau masa Perundagian yang sudah mengenal ilmu pertukangan dan perbintangan.
Pada masa ini, manusia sudah mampu melakukan pencampuran logam untuk kebutuhan alat-alat pertukangan dan lainnya. Benda yang ditemukan antara lain kapak corong dan perhiasan terbuat dari perunggu.
Selanjutnya menuju ruang mengenai koleksi benda-benda bersejarah pada masa kerajaan di Sulawesi Selatan. Terdapat ruang kaca berisi koleksi naskah lontara atau makalah di masa lalu berisi tentang penjelasan sejarah berdirinya kerajaan di Sulawesi Selatan.
Pemerintahan pertama yaitu kerajaan Luwu yang berdiri pada abad ke 13 serta kerajaan Gowa dan Bone berdiri sejak abad ke 14. Terdapat koleksi peninggalan kerajaan Luwu, antara lain berupa bendera Macangnge bergambar singa, bendera Kamummue dan bendera Goncingnge.
Semua bendera tersebut dihiasi dengan tulisan Arab bersumber dari ayat-ayat Al Qur’an. Ada juga koleksi Al Qur’an yang dibuat dengan tulisan tangan. Hal ini membuktikan bahwa agama Islam menjadi landasan utama dalam pemerintahan kerajaan Luwu.
Untuk benda peninggalan kerajaan Gowa antara lain mahkota Salokoa, Ponto Janga-Jangayya atau gelang emas, Sudanga atau tongkat kebesaran raja, Kolara atau kalung emas.
Sedangkan benda peningglan kerajaan Bone diantaranya, Sembangeng Pulaweng atau selempang emas, La Tea Riduni atau pusaka berlapis emas serta keris La Makawa yang memiliki sarung dan mata dengan sepuhan perak serta emas.
Terdapat juga koleksi miniatur kapal Pinisi berwarna kuning sebagai alat transportasi laut paling populer di Ujung Pandang dan digunakan untuk mengarungi berbagai samudera.
Hampir semua koleksi benda-benda di museum ini untuk merepresentasikan kehidupan pada masal lalu di kawasan Sulawesi Selatan. Para pengunjung bisa memasuki kawasan museum melalui pintu gerbang benteng Fort Rotterdam dan membeli tiket masuk kepad penjaga gerbang.
Sedangkan untuk kendaraan rodan dua dan roda empat bisa diparkir di depan benteng tersebut dengan membayar biaya parkir kepada penjaganya.
Selanjutnya wisatawan bisa menikmati keindahan bangunan benteng masa silam dn masih berdiri kokoh hingga sekarang serta melihat sejarah awal mula kehidupan di bumi Makassar melalu museum.
Rafa Fauzan Kamil (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan pesenam, tapi kalau menang giveaway, saya siap lakukan backflip kebahagiaan!
Raziq Zainul Arif (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan penulis naskah, tapi kalau menang giveaway, saya siap tulis ‘Terima Kasih’ sepanjang mungkin.
Yahya Hafiz Nashit (pemilik terverifikasi) –
Saya tidak pernah menang lotre, tapi saya yakin giveaway ini adalah lotre yang pasti menang. Percaya deh!
Ibni Badruddin Wanasim (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan astronot, tapi siap menjelajah ruang angkasa jika hadiahnya adalah giveaway ini.
Pahlevi Anas (pemilik terverifikasi) –
Kata orang bijak, rejeki nggak akan tertukar. Tapi kalau giveaway ini tertukar ke saya, nggak apa-apa kan?
Dilfa Barqi Abbasy (pemilik terverifikasi) –
Mau ikutan giveaway, tapi takut menang. Nanti dikira jodoh, padahal cuma pinjam!
Zainuddin Wahidullah (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan astronot, tapi siap menjelajah ruang angkasa jika hadiahnya adalah giveaway ini.
Owais Hamzah Nashir (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan ahli ramal, tapi saya meramalkan hadiah giveaway ini akan jatuh ke tangan yang tepat: saya.
Hadi Javed (pemilik terverifikasi) –
Mereka bilang follow your dreams, jadi saya follow akun ini biar bisa menang giveaway.
Furqan Hasbi (pemilik terverifikasi) –
Saya sudah latihan senyum pemenang. Sekarang tinggal giveaway ini yang harus latihan memberi hadiah pada saya.
Jawwad Qolbi Syakiri (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan penjaga pantai, tapi saya siap selamatkan hadiah giveaway ini dari ombak pesaing.
Ghazzal Thabrani Hafizhan (pemilik terverifikasi) –
Dari pada pusing mikirin mantan, mending pusingin cara bawa pulang hadiah giveaway ini.
Dhamin Arelian (pemilik terverifikasi) –
Saya sudah siapkan spanduk ‘Pemenang Giveaway’, tinggal nunggu nama saya yang diumumkan saja.
Badi’ Munir Zaki (pemilik terverifikasi) –
Saya sudah siapkan spanduk ‘Pemenang Giveaway’, tinggal nunggu nama saya yang diumumkan saja.
Jamil Ihsan Makarim (pemilik terverifikasi) –
Jika menang giveaway ini, saya akan rayakan dengan… tidur lebih awal. Kesehatan itu penting!
Jamal Ammar (pemilik terverifikasi) –
Saya sih simple, nggak minta jadi pemenang utama, cukup jadi pemenang cadangan yang dapat hadiah juga.
Yahya Hafiz Nashit (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan penulis naskah, tapi kalau menang giveaway, saya siap tulis ‘Terima Kasih’ sepanjang mungkin.
Yasir Abiyan (pemilik terverifikasi) –
Saya tidak minta banyak, hanya minta satu: hadiah giveaway ini. Itu saja, kok.