Sitinjau Lauik, Indah Namun Sering Memakan Korban

3 reviews

Rp63.000

Category:

Deskripsi

Lokasi: Padang – Arosuko – Solok, Sumatera Barat
Map: Klik Disini
HTM: Gratis
Buka Tutup: 24 Jam

Topografi Pulau Sumatera yang berbukit-bukit, membuat pulau ini memiliki cukup banyak ruas jalan yang ekstrim berupa tanjakan dan turunan yang tajam serta kelokan-kelokan yang berbahaya.

Setidaknya ada 4 ruas jalan ekstrim yang cukup akrab di telinga masyarakat Sumatera dan membuat mereka harus ekstra hati-hati saat melintas di keempat ruas jalan tersebut.

Keempat ruas jalan ekstrim tersebut adalah: Kelok 9 yang jaraknya sekitar 70 km dari Bukittinggi ke arah Pekanbaru, Kelok 44 yang berada di Kabupaten Agam Sumatera Barat.

Silaing atau Silayiang yang berada di daerah perbukitan Kabupaten Tanah Datar, Sumbar dan Sitinjau Lauik yang merupakan jalan penghubung utama dan satu-satunya antara Padang – Arosuko – Solok.

foto by instagram.com/abrarsuryadi

Meski memiliki lintasan yang ekstrim, keempat ruas jalan tersebut cukup menarik perhatian, karena dibalik bahaya yang dihadirkannya tersuguh pemandangan alam yang spektakuler dan menakjubkan.

Karena itulah banyak foto-foto dan gambar video yang memotret keindahan alam di keempat ruas jalan ekstrim tersebut menghiasi linimasa facebook, twitter, youtube, instagram dan situs-situs pariwisata. Tidak terkecuali keindahan pemandangan alam yang ada di Sitinjau Lauik.

foto by instagram.com/iqbaldevandra

Sitinjau Lauik merupakan jalan utama dan satu-satunya yang menghubungkan Kota Padang dengan Kota Solok, dan berbatasan dengan Jalan Raya Indarung, Padang. Pintu masuk jalan ini jaraknya sekitar 15 menit dari PT Semen Padang atau sekitar 1 jam dari pusat Kota Padang.

Karena berada pada ketinggian 220 meter dari atas permukaan laut, selain membuat udara di sekelilingnya berhawa dingin, juga membuat jalan yang terbentang di sepanjang ruas jalan antara Padang – Arasuko – Solok ini penuh dengan kelokan-kelokan tajam dalam bentuk tanjakan dan turunan yang ekstrim.

Meski Sitinjau Lauik terbilang jalur ekstrim, namun jalur ini tidak pernah sepi dari lalu lalang kendaraan selama 1 x 24 jam, mulai dari kendaraan roda dua, roda empat sampai dengan truk-truk besar yang memiliki belasan roda.

foto by instagram.com/ridwanhr

Dalam sehari semalam, diperkirakan sebanyak sembilan ribu lebih kendaraan yang melintas, karena jalur ini memang jalur utama dan satu-satunya yang menghubungkan Padang dengan Solok.

Ironisnya, ruas jalan yang tidak pernah tidur ini hampir setiap hari terjebak kemacetan. Penyebab pertama karena seringnya terjadi longsor, terutama di musim hujan.

Penyebab kedua karena banyaknya truk-truk besar yang berhenti di pinggir jalan disebabkan karena mengangkut beban yang melebihi tonase sehingga tidak kuat saat harus berjalan menanjak atau disebabkan rem yang putus.

foto by instagram.com/iqbaldevandra

Jika sudah terjadi longsor atau saat ada truk besar yang menutup separuh badan jalan, kemacetanpun tidak dapat dihindari meskipun ruas jalan ini sudah beberapa kali diperlebar.

Tidak hanya kemacetan, kecelakaan di sepanjang ruas jalan Sitinjau Lauik juga kerap terjadi, bahkan bisa dibilang hampir setiap hari yang tidak jarang memakan korban jiwa. Sehingga banyak beredar cerita-cerita misteri yang membuat siapapun akan semakin berhati-hati saat melintasi ruas jalan yang ekstrim ini.

Karena seringnya terjadi kemacetan dan kecelakaan itulah membuat para petinggi daerah berupaya untuk mengurangi tingkat kepadatan lalu lintas di area tersebut.

Mulai dari pembangunan terowongan bawah tanah di perut bumi Gantuang Ciri (Solok) hingga Limau manih (Padang), menerapkan sistem buka – tutup pada saat-saat tertentu seperti pada musim hujan, berkoordinasi dengan perusahaan angkutan agar mereka mematuhi ketentuan muatan yang berlaku dan berbagai cara lain.

foto by instagram.com/iqbaldevandra

Namun sayang, hanya beberapa upaya yang dapat direalisasikan dan itupun tidak dilaksanakan dengan maksimal, sehingga kondisi maccet dan seringnya terjadi kecelakaan masih terus berlangsung di sepanjang ruas jalan Sitinjau Lauik.

Keindahan Alam
❤️

Meski terbilang ekstrim dan cukup berisiko bagi pengendara yang melintas di sepanjang ruang jalan ini, namun bagi sebagian orang Sitinjau Lauik merupakan lokasi idaman.

Hal tersebut disebabkan karena kawasan perbukitan ini memang menyuguhkan pemandangan yang spektakuler dan tidak ditemui di tempat-tempat lain.

foto by instagram.com/trucksumbar32

Disebut Sitinjau Lauik karena dari kawasan ini siapapun akan dapat menikmati pemandangan laut yang menjadi bagian dari Samodra Hindia dari atas ketinggian serta Kota Padang dan kota-kota lain yang ada di sekitarnya.

Kawasan yang juga akrab disebut Padang Scenic Point ini tidak hanya menyajikan panorama alam yang memukau pada pagi – sore hari, tapi juga pemandangan yang romantis pada malam hari, berupa kerlap-kerlip lampu-lampu gedung-gedung dan rumah-rumah penduduk yang ada di Kota Padang.

Kerlap-kerlip lampu tersebut laksana kunang-kunang yang berpadu dengan gemerlap bintang di angkasa, sehingga membuat suasana terkesan romantis. Apalagi ditambah dengan udara sekeliling yang dingin menggigit tulang.

foto by instagram.com/ridwanhr

Terdapat dua pos di kawasan Sitinjau Lauik yang dapat digunakan untuk menikmati view yang terhampar di kejauhan. Pos pertama lokasinya tidak terlalu tinggi namun lebih dari cukup untuk dapat menikmati pemandangan perbukitan.

Pos kedua ditandai dengan bangunan gazebo berbentuk Rumah Adat Minang dan tempat inilah yang dikenal dengan sebutan Padang Scenic Point, karena dari sini akan tersuguh pemandangan Kota Padang di kejauhan berhias hijaunya bebukitan dan birunya lautan.

Tidak hanya pada saat liburan saja, pos kedua ini dipenuhi oleh pengunjung, tapi juga pada hari-hari biasa. Namun sayang, banyaknya pengunjung tersebut tidak dimanfaatkan dengan maksimal oleh masyarakat setempat dan kurang begitu mendapat perhatian dari pemerintah setempat.

foto by instagram.com/sutan_mudo.88

Hal tersebut dapat dilihat dari tidak adanya fasilitas apapun di sekitar Padang Scenic Point. Bahkan, untuk sekedar membasuh muka dan buang air pun tidak tersedia kamar mandi dan WC.

Sementara para pedagang yang berjualan makanan dan minuman ringan, hanya dapat ditemui pada saat liburan. Itupun jumlahnya dapat dihitung dengan jari dan dengan jenis dagangan yang serba terbatas.

Karena itu, bagi pengunjung yang ingin menikmati kawasan perbukitan yang berada di lereng Gunung Talang ini dalam waktu yang relatif lama, disarankan untuk membersihkan badan atau buang air terlebih dahulu sebelum menyusuri ruas jalan Sitinjau Lauik, atau jika ingin buang air saat di Pos kedua, tahanlah sejenak hingga turun dari kawasan tersebut.

Setidaknya ada dua tempat yang dapat dipakai untuk membersihkan badan dan buang air karena menyediakan fasilitas kamar mandi dan WC, saat akan berangkat serta meninggalkan Sitinjau Lauik.

foto by instagram.com/trucksumbar32

Kedua tempat tersebut juga berfungsi sebagai objek wisata, sehingga bisa dijadikan sebagai pembuka dan penutup kunjungan ke Padang Scenic Point.

Tempat pertama adalah Lubuk Peraku atau Lubuk Paraku yang dapat dijumpai sebelum melewati Sitinjau lauik jika berangkat dari Kota Padang. Tempat ini berupa pemandian air dingin yang memanfaatkan sumber air alam sehingga airnya terasa segar.

Kedua adalah Taman Hutan Raya (THR) Bung Hatta yang memiliki sejumlah titik masuk, salah satunya berada diantara Pos Pertama dan Pos Kedua Sitinjau Lauik, namun pintu masuk utama yang berukuran besar dapat dijumpai setelah melewati Pos Kedua.

THR Bung Hatta yang diresmikan pada tahun 1980an tidak berbeda jauh dengan kebun raya yang memiliki berbagai jenis koleksi tanaman pegunungan, beberapa diantaranya tergolong ke dalam tanaman langka dan dilindungi.

Di tempat ini sejumlah fasilitas umum tersedia bagi para pengunjung, mulai dari mushollah, kamar mandi dan toilet sampai dengan rumah makan yang menyediakan berbagai macam menu makanan.

  1. Jibran Anzali Sulaymaan (pemilik terverifikasi)

    Saya bukan penulis naskah, tapi kalau menang giveaway, saya siap tulis ‘Terima Kasih’ sepanjang mungkin.

  2. Dhafi Eliyas Basyir (pemilik terverifikasi)

    Semoga beruntung itu saya, kalau bukan saya ya semoga tetap saya.

  3. Thalib Saifan Rizqi (pemilik terverifikasi)

    Kata orang bijak, rejeki nggak akan tertukar. Tapi kalau giveaway ini tertukar ke saya, nggak apa-apa kan?

Tambahkan ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *