Deskripsi
Lokasi: Komplek Tugu Muda, Jl. Pemuda, Sekayu, Kota Semarang, Jawa Tengah 50132
Map: Klik Disini
Buka Tutup: 07.00-21.00 WIB
HTM: Rp.10.000 per Orang
Telepon: 024 3542015
Gedung Lawang Sewu merupakan salah satu bangunan megah yang ada di kota Semarang, tepatnya berada di sebelah timur Bundaran Tugu Muda atau jalan Pemuda di pusat kota.
Nama Lawang Sewu diambil dari bahasa Jawa, Lawang artinya pintu dan Sewu artinya seribu. Jadi kalau secara lengkap bisa diartikan sebagai Gedung Pintu Seribu.
Hal ini karena gedung tersebut memiliki banyak pintu dan terdapat lebih dari 400 pintu sehingga orang-orang Jawa memberikan nama Gedung Lawang Sewu.
Selain itu, bentuk jendela juga sangat besar seperti pintu sehingga sangat cocok jika bangunan tersebut dinamakan Gedung Pintu Seribu. Dalam setiap ruangan, terdapat satu atau dua pintu, bahkan ada satu ruangan dengan tiga pintu atau lebih.
Ini adalah gedung besar yang dibagi menjadi banyak ruangan dan dalam setiap ruangan memiliki pintu yang saling tembus dengan ruangan yang ada di sebelahnya.
Ada juga pintu utama yang sejajar dalam setiap ruangan dan tembus dari ruang paling depan sampai ruang paling belakang. Jadi semua ruangan memiliki pintu yang terletak dalam posisi yang sejajar sehingga pandangan tidak akan terhalang dari depan sampai belakang.
Gedung Lawang Sewu memang dibangun oleh pihak Belanda yang bertujuan mendirikan kantor dan gudang untuk keperluan perusahaan kereta api.
Karena itulah gedung tersebut dibuat dengan banyak pintu agar akses menuju ruangan lain bisa lebih mudah, sehingga urusan antar pegawai kantor bisa cepat selesai.
Tentunya zaman dulu dalam membangun gedung tersebut membutuhkan biaya yang sangat mahal sehingga bangunan gedung bisa awet sampai sekarang.
Tentu saja semua konstruksi gedung menggunakan bahan-bahan bangunan yang berkualitas pada saat itu dan hasilnya bangunan tersebut bisa tetap berdiri kokoh hingga saat ini.
Jika sekarang membangun gedung seperti itu, mungkin akan menghabiskan dana sampai puluhan milyar. Bentuk gedung memang tidak seperti kebanyakan kantor seperti saat itu, karena sedikit berbeda dengan gedung-gedung kantor Belanda yang ada di Jakarta.
Gedung Lawang Sewu lebih menonjolkan akan keindahan daripada sekedar bangunan untuk gudang dan sebagai pusat perkantoran. Karena keindahannya, gedung ini memang pantas dijadikan sebagai tempat wisata yang menyimpan tentang sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Selain itu, gedung ini juga banyak menyimpan cerita misteri karena didalam bangunan tersebut terdapat ruang penjara serta ruang penyiksaan yang dianggap angker dan banyak ditemukan hal yang ganjil dalam ruangan tersebut.
Namun hal ini tidak menyurutkan para wisatawan untuk berkunjung ke Gedung Lawang Sewu dan bahkan banyak juga yang datang di malam hari. Selain itu, banyak juga yang menggunakan lokasi gedung sebagai tempat pemotretan prewedding.
Ternyata sudah banyak masyarakat Indonesia yang tidak terlalu memikirkan hal-hal yang mistis seperti pada zaman dahulu. Bahkan halaman tengah gedung Lawang Sewu pernah digunakan sebagai tempat pesta pernikahan di malam hari.
Hal ini karena kondisi museum memang sangat bersih dan rapi serta nyaman digunakan sebagai tempat wisata apa saja, baik untuk hiburan ataupun kegiatan resmi.
Situasi di dalam gedung memang sangat bersih dan para pengunjung tidak akan menemukan sampah di dalam ruangan gedung. Kotak-kotak sampah disediakan pada setiap sudut teras agar para pengunjung bisa membuang sampah pada tempatnya.
Tentu saja pihak pengelola gedung Lawang Sewu senantiasa merawat dengan baik agar bangunan ini bisa membuat nyaman bagi para pengunjung.
Kondisi cat gedung juga selalu diperbarui sehingga tidak tampak seperti bangunan lama agar kondisi bangunan selalu terlihat seperti gedung baru.
Situasi pada malam hari juga sangat terang karena banyak sekali lampu yang dipasang. Hal itu tentu saja mengurangi kesan angker yang sudah tertanam dalam pikiran masyarakat mengenai gedung tersebut.
Kondisi taman selalu ditata dengan rapi untuk menambah keindahan gedung dan merawat setiap tanaman yang tumbuh di sekitar bangunan.
Di halaman tengah ada sebuah pohon mangga besar yang daunnya memayungi sebagian halaman sehingga tidak terkena sinar matahari. Banyak pengunjung yang bilang bahwa dari pohon tersebut kadang kala muncul penampakan sosok hantu asli atau bentuk lain.
Pada tahun 2007, lokasi gedung Lawang Sewu dijadikan tema dan setting pembuatan sebuah film horror Indonesia yang menceritakan beberapa anak muda yang meninggal satu persatu.
Film tersebut memang dibuat sebagai salah satu tontonan hiburan yang mengambil tema tentang ghost movie. Saat ini video film tersebut masih bisa kita nikmati full movie melalui situs Youtube.
Wisata Gedung
❤️
Memasuki halaman gedung, para pengunjung akan melihat koleksi lokomotif kereta api tua yang dahulu pernah beroperasi di wilayah Semarang.
Kereta api tersebut berwarna hitam dan kondisinya masih bagus karena selalu mendapatkan perawatan yang baik dari pengelola gedung. Letak lokomotif tersebut berada di halaman sebelah utara gedung dan berdiri diatas bangunan tinggi sekitar 50 cm.
Pintu masuk ke gedung Lawang Sewu berada di sebelah selatan dan sudah ada petugas yang siap untuk menerima tiket masuk sebagai tanda bukti pembayaran tiket.
Memasuki ruangan gedung lantai 1 terdapat museum kereta api yang memiliki koleksi gambar dan wallpaper tentang kereta api. Ada juga foto yang disertai dengan tulisan mengenai sejarah kereta api bangsa Indonesia.
Ada juga koleksi mesin dengan tuas yang dulu digunakan untuk memindahkan rel kereta api.
Selain itu, terdapat pula foto dan artikel tentang sejarah terbentuknya perusahaan kereta api di Indonesia. Kapan mulai perusahaan kereta api berdiri dan bagaimana kronologi perjalanan dari masa kemerdekaan sampai sekarang.
Di halaman luar ruangan, terdapat sebuah koleksi kereta api berwarna biru dan ukurannya sedang, seperti kereta mini yang ada di pasar malam.
Di ruangan lainnya terdapat koleksi miniatur lokomotif kereta api zaman dahulu yang masih menggunakan bahan bakar tenaga uap. Koleksi miniatur ini diletakkan dalam ruangan kaca yang ditempelkan pada tembok sehingga bisa mudah terlihat.
Selain itu, ada pula koleksi mesin ketik pada zaman dahulu dan ada juga mesin telegram yang bentuknya masih berukuran besar.
Di ruangan lainnya terdapat koleksi baju-baju seragam perusahaan kereta api Indonesia yang dipakai pada beberapa patung dalam lemari kaca.
Di depan setiap patung tersebut, terdapat sebuah kertas dan tulisan tentang keterangan dan sejarah mengenai seragam yang digunakan perusahaan kereta api.
Selain itu, ada juga koleksi foto-foto kereta api zaman dahulu yang pernah digunakan di Indonesia. Ternyata di zaman dahulu sudah ada kereta api listrik yang telah beroperasi menjadi kendaraan umum.
Para pengunjung bisa membaca tulisan history tentang koleksi lainnya seperti gambar rancangan bangunan dan denah ruangan tentang pembangunan gedung tersebut.
Terdapat juga koleksi foto tentang kondisi bangunan pada zaman dahulu sebelum pemugaran serta foto gedung pada zaman sekarang.
Ada juga dua foto perbandingan antara foto kondisi gedung sebelum dipugar dan foto gedung yang telah dipugar sehingga bisa terlihat dengan jelas perbedaannya.
Banyak juga anak-anak muda kreatif yang membuat editan foto vector gedung Lawang Sewu kemudian diunggah ke internet. Ada pula anak muda yang mengunggah foto-foto gedung Lawang Sewu di situs-situs luar negeri sebagai salah satu gedung yang indah di Indonesia.
Terdapat pula keterangan bahwa pembangunan gedung dimulai pada tahun 1904 dan pembangunan selesai tahun 1907. Ternyata pembangunan gedung besar dengan arsitektur mewah tersebut membutuhkan waktu sampai 3 tahun.
Dalam keterangan itu disebutkan bahwa Gedung Lawang Sewu pada awalnya digunakan sebagai kantor dari Nederlands Indische Spoorweg Maatschappij (NIS). NIS adalah sebuah perusahaan pemerintah Hindia Belanda yang menangani masalah transportasi kereta api.
Dalam nama perusahaan tersebut, terdapat sebuah kata Spoorweg yang artinya kereta api. Kemudian kata Spoorweg digunakan masyarakat Jawa untuk menyebut kereta api sampai sekarang.
Kata Spoorweg juga disingkat menjadi Spoor dan berubah ejaan hurufnya menjadi sepur sampai sekarang. Ada pula tulisan sejarah yang menyebutkan bahwa pemilihan tanah bangunan gedung memang agak jauh dari lokasi stasiun.
Hal ini karena pada zaman dahulu lokasi di sekitar stasiun banyak sekali terdapat rawa sehingga orang-orang Belanda takut untuk membangun kantor di sana.
Selanjutnya pemerintah mencari lokasi lain yang lebih nyaman untuk digunakan sebagai kantor bagi para pegawai perusahaan kereta api.
Akhirnya diputuskan bahwa tanah pembangunan gedung kantor tersebut di sebuah lokasi yang sudah ramai dan di daerah yang ditentukan bernama Willhelminaplein.
Saat ini alamat Willhelminaplein adalah kawasan Bundaran Tugu Muda yang sejak zaman dahulu sudah ramai dan padat penduduk. Apalagi daerah tersebut sebagai jalur pantura yang digunakan untuk sarana transportasi darat di kawasan Jawa.
Wisata yang paling ekstrem tentu saja pada ruang bawah tanah yang pernah digunakan sebagai penjara dan juga tempat penyiksaan.
Namun hal ini membuat pengunjung tidak takut malah menjadi ingin tahu tentang mitos yang beredar bahwa ruang bawah tanah adalah lokasi paling angker dalam gedung tersebut.
Seringkali ada pengunjung yang datang hanya ingin melihat bagaimana bentuk ruang bawah yang menjadi populer setelah ada acara televisi yang menayangkan lokasi itu.
Ruang bawah tanah adalah sebuah lorong sebagai tempat pembuangan air dan pada sisi lorong tersebut terdapat pipa besi untuk mengalirkan air bersih. Untuk menuju ruang bawah tanah, para pengunjung harus menuruni anak tangga.
Ketika sampai di lorong suasana menjadi gelap dan saatnya menyalakan senter untuk melihat euangan dan lorong tersbut.
Ketika menyusuri lorong semakin dalam, maka akan merasakan udaranya semakin lembab dan akan terasa pengap. Di sisi lorong tembok terdapat sebuah penjara yang berbentuk kolam-kolam sebagai tempat para tahanan ditenggelamkan.
Jika tahanan masih bisa bertahan, maka akan dipindahkan ke dalam penjara yang lebih ekstrem lagi di ruangan penjara berdiri. Namun jika tahanan tersebut masih bisa bertahan, maka akan dipindahkan kedalam ruangan penggal.
Hal ini membuktikan bahwa para pejuang kita memiliki daya tahan yang tinggi hingga para penjajah tega menyiksa sebelum akhirnya membunuhnya.
Karena itulah, ruang bawah tanah tersebut menjadi lokasi yang paling angker, karena banyak sekali nyawa melayang dengan cara yang tidak normal. Untuk memasuki ruang bawah tanah ini, harus disertai dengan seorang guide agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Biasanya seorang guide juga sering menantang para pengunjung untuk mematikan lampu senter agar ruangan menjadi gelap. Setelah itu akan tampak bayangan-bayang berkelebat dan ada pula sosok yang mendekati pengunjung hingga akhirnya mereka menjadi ketakutan.
Jika lampu senter dihidupkan, maka sosok bayangan tersebut akan hilang entah kemana. Menurut sang guide, bahwa lorong tersebut merupakan batas antara alam dunia dengan alam astral sehingga ruangan tersebut menjadi pintu keluar masuknya makhluk astral.
Lorong bawah tanah ini juga memiliki pintu tembus pada halaman luar gedung, namun berupa ruangan kecil yang hanya cukup untuk satu badan saja. Pada zaman dahulu, lorong kecil ini digunakan untuk membuang mayat yang berasal dari ruangan bawah tanah.
Banyak para normal mengatakan bahwa gedung Lawang sewu ini adalah tempat paling angker kedua di Asia setelah sebuah bangunan sekolahan sekolahan di Hongkong.
Sedangkan di lantai paling atas adalah sebuah ruangan besar tanpa ada pembatas sehingga tampak seperti lapangan futsal. Atap ruangan terbuat dari kayu sebagai penyangga genteng dan banyak sekali digunakan untuk tidur para kelelawar yang tinggal disini.
Pada siang hari, para pengujung akan melihat kelelawar bergelantungan di atap. Namun jika malam hari, kelelawar tersebut akan terbang kesana dan kemari keluar masuk ruangan.
Harga Tiket Masuk
❤️
Sebelum keliling ke gedung Lawang Sewu, para pengunjung harus membeli tiket masuk sebesar Rp.10 ribu untuk masuk ke gedung atas dan harga tiket Rp.30 ribu untuk masuk ke ruang bawah tanah beserta seorang guide.
Yang banyak membuat pengunjung penasaran adalah ruang bawah tanah dan pernah dilakukan acara uji nyali atau Dunia Lain yang ditayangkan salah satu Stasiun Televisi Nasional.
Pihak pengelola juga menyewakan sepatu bot dan senter dengan harga Rp.10 ribu bagi para pengunjung yang ingin memasuki ruang bawah tanah.
Hal ini karena lantai bawah tanah banyak sekali genangan airnya sehingga sepatu para pengunjung akan basah jika memasuki lorong tersebut. Selain itu ruangan tersebut juga gelap gulita sehingga memerlukan senter sebagai penerang ruangan.
Gedung Lawang Sewu sudah mulai dibuka sejak jam 7 pagi dan akan ditutup pada jam 9 malam. Pada malam hari, banyak juga pengunjung yang datang karena merasa lebih ekstrem jika datang ke gedung tersebut pada saat matahari telah tenggelam.
Para pengunjung ingin melihat suasana gedung di malam hari, untuk mengetahui apakah masih terasa keangkerannya.
Sejarah Singkat
❤️
Pada tahun 1942-1945, gedung Lawang Sewu dimanfaatkan penjajah Jepang sebagai kantor perusahaan transportasi yang bernama Riyuku Sokyoku atau Dinas Perhubungan Kereta Api.
Pada waktu itu, perlawanan bangsa Indonesia juga dilakukan untuk mengusir penjajah Jepang agar keluar dari gedung ini sehingga terjadi pertempuran hebat selama 5 hari pada bulan Oktober 1945.
Pertempuran tersebut memakan banyak korban dan ada puluhan jenazah para pejuang dimakamkan di halaman gedung Lawang Sewu. Setelah gedung dikelola oleh pemerintah, jenazah para pahlawan kemudian dipindahkan ke makam pahlawan.
Setelah Indonesia merdeka, gedung Lawang Sewu digunakan sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI).
Namun perusahaan Kereta Api Indonesia hanya setahun saja karena penjajah Belanda datang lagi dengan agresi militernya. Selanjutnya gedung ini dijadikan markas Belanda karena ingin menjajah Indonesia lagi.
Saat penjajah Belanda pergi di tahun 1949, selanjutnya gedung tersebut digunakan sebagai markas Kodam IV Diponegoro untuk keperluan militer. Kodam IV Diponegoro menggunakan gedung tersebut sampai puluhan tahun.
Setelah Kodam IV Diponegoro tidak menggunakan gedung ini, selanjutnya gedung Lawang Sewu digunakan untuk Kantor Wilayah atau Kanwil Kementrian Perhubungan Jawa Tengah.
Akhirnya pada tahun 1994, gedung Lawang Sewu dikembalikan kepada pihak Perumka sebagai perusahaan kereta api negara dan kemudian namanya berubah menjadi PT.KAI Kereta Api Indonesia (Persero).
Selanjutnya pihak PT.KAI melakukan pembenahan untuk mengembalikan kondisi gedung seperti semula karena akan dikembalikan kepada negara.
Kemudian pada tanggal 5 Juli 2011, gedung Lawang Sewu diresmikan sebagai Purna Pugar Cagar Budaya Gedung A Lawang Sewu.
Peresmian ini dilakukan oleh Ibu Presiden Ani Yudhoyono sekaligus membuka gedung sebagai tempat tujuan wisata, Pusat Eksibisi dan Pusat Seni dan Budaya di Indonesia.
Banyak sekali sejarah Indonesia yang tersimpan dalam gedung Lawang Sewu sehingga gedung ini sangat berarti bagi masyarakat NKRI. Salah satu sejarah yang tidak bisa dilupakan bangsa Indonesia adalah pertempuran 5 hari di Semarang dari tanggal 14-19 Oktober 1945.
Pada saat itu, pemerintah Jepang memang sudah menyerah kepada sekutu, namun tentara Jepang yang ada di Indonesia sepertinya tidak rela jika harus meninggalkan bumi Nusantara.
Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam persatuan AMKA atau Angkatan Muda Kereta Api berusaha mengusir penjajah Jepang dari gedung Lawang Sewu.
Pihak tentara Jepang yang tergabung dalam kesatuan Kempetai dan Kidobutai tetap berusaha untuk mempertahankan gedung Lawang Sewu dan tidak ingin pulang ke negerinya.
Hal ini karena jika tentara Jepang pulang ke negeri Sakura atau berada di Nusantara adalah sama saja karena sama-sama mempertaruhkan nyawanya.
Walaupun pulang ke negerinya sendiri, mereka belum tentu selamat, karena bagi tentara Jepang, kalah sama saja dengan mati. Apalagi mereka sudah betah berada di negeri Nusantara yang memiliki udara sejuk dengan penduduk yang ramah.
Misteri Uji Nyali
❤️
Pada saat acara televisi Dunia lain mengambil lokasi syuting di gedung Lawang Sewu dekat semarang, Jawa Tengah, ada sebuah cerita menarik karena sang kontestan uji nyali dikabarkan meninggal dua hari sesudahnya.
Berita ini sempat menggemparkan banyak orang, terutama pihak kru Dunia Lain yang langsung menghubungi M.Fahmi sebagai peserta uji nyali tersebut.
Saat dihubungi pihak kru televisi, ternyata saudara Fahmi baik-baik saja dan bahkan bicara dengan nada guyon seolah-olah sejak hari-hari kemarin seperti tidak terjadi apa-apa. Dia juga sempat tertawa terbahak-bahak ketika dikabarkan telah meninggal dunia setelah mengikuti acara Uji Nyali.
Lelaki yang berasal dari kota Pekalongan dan tinggal di Semarang ini mengaku bahwa dia sebenarnya tidak merasa takut mengikuti acara Uji Nyali tersebut. Karena kalau takut, tentu saja sudah dari awal dia tidak mau menjadi peserta di acara tersebut.
Dia menyatakan bahwa banyak sekali wujud penampakan yang muncul di balik pintu, di tembok dan seluruh ruangan bawah tanah gedung Lawang Sewu tersebut.
Selain itu, terdengar pula suara-suara aneh seperti orang yang minta tolong, suara hewan, dan suara-suara menakutkan lainnya. Suara-suara tersebut tidak membuat dia merasa takut dan tetap setia mengucapkan kalimat dzikir dengan memutar tasbih di tangannya.
Sejak acara dimulai pada jam 12 malam, saudara Fahmi terlihat sangat tenang dan tidak menampakkan rasa takut sedikitpun ketika ditinggal kru Uji Nyali di lorong bawah tanah.
Dia seolah-olah tidak bergerak sedikitpun dari tempat duduknya di sebuah pipa besi di sisi lorong ruangan. Setiap detik dan menit bisa dia lalui tanpa ada masalah dan bahkan sampai satu, dua jam masih sanggup bertahan.
Di layar televisi tampak sekali beberapa bayangan dan penampakan yang bisa dilihat para penonton di rumah. Selain itu, terlihat pula beberapa cahaya yang bergerak di antara pintu lorong seperti wujud penampakan yang sedang mengintip di balik pintu.
Pada dasarnya, acara Uji Nyali berlangsung dari jam 12 malam sampai jam 5 pagi. Bagi peserta yang berhasil bertahan sampai waktu yang ditentukan, akan mendapatkan hadiah dari pihak penyelenggara televisi.
Namun kali ini acara yang diselenggarakan di gedung Lawang Sewu tersebut tidak bisa diselesaikan karena peserta bertahan sampai jam 4 pagi.
Saudara M Fahmi sebagai peserta tidak kuat lagi dan melambaikan tangannya sebagai pertanda bahwa dia sudah tidak mampu bertahan dalam acara tersebut.
Sontak saja para kru acara tersebut langsung bergerak menuju lokasi peserta dan segera mengakhiri acara tantangan tersebut.
Sebenarnya saudara Fahmi hanya perlu meneruskan acara satu jam lagi agar bisa menyelesaikan acara tantangan tersebut dengan sempurna.
Dia sudah mampu bertahan selama empat jam dan tinggal satu jam lagi agar bisa dianggap sebagai peserta yang lolos dalam acara Uji Nyali.
Sesudah kru acara tersebut sampai di lokasi peserta, maka pembawa acara segera mewawancarai Fahmi mengapa sudah bertahan 4 jam dan tidak mau melanjutkan lagi.
Selama dalam lorong bawah tanah tersebut apa saja yang terjadi dan bagaimana perasaan saudara Fahmi selama berada dalam lorong tersebut.
Ternyata pengakuan dari saudara Fahmi sungguh mengagetkan, karena dia menyatakan bahwa dia tidak takut dengan semua penampakan yang terlihat. Namun ketika masuk pada jam 4 pagi ada sesosok peri yang semakin lama semakin mendekat seperti ingin menyerang dirinya.
Dalam keadaan tersebut, dia segera melambaikan tangannya dan merasa tidak kuat lagi ketika makhluk tersebut semakin dekat.
Dia juga menambahkan bahwa ada juga sosok penampakan yang tidak bisa dia ceritakan karena sangat sulit untuk digambarkan.
Dia menyatakan bahwa kali ini adalah pengalaman yang sangat baik karena sudah bisa melihat semua makhluk yang ada di lorong bawah tanah tersebut.
Julukan Masjid❤️
Di kota Malang terdapat sebuah masjid yang berada di daerah Pondok Pesantren Tirtoyudo, Malang, Jawa Timur yang mendapatkan julukan sebagai Masjid Lawang Sewu.
Nama Lawang Sewu disematkan para pengunjung yang berasal dari Jombang dan Mojokerto karena masjid tersebut memiliki banyak pintu. Masjid tersebut memiliki lantai 10 dan ornamennya berwarna biru serta arsitekturnya sungguh mengagumkan.
Karena masjid terdapat 10 lantai, maka banyak sekali pintunya sehingga tidak heran jika banyak orang yang menyebutnya Masjid Lawang Sewu.
Masjid Biru ini juga digunakan sebagai tempat wisata religius agar bisa melihat keindahan bangunan tersebut yang terlihat seperti bangunan khas Timur Tengah.
Penyanyi Dangdut❤️
Ada sebuah fenomena yang unik di kota Semarang, yaitu nama Lawang Sewu digunakan seorang penyanyi dangdut yang populer di Indonesia. Penyanyi tersebut bernama Reza Lawang Sewu yang memang berasal dari daerah Genuk, Semarang.
Gadis kelahiran tahun 1995 ini memang cukup pemberani dengan mengusung nama Lawang Sewu hingga menjadi populer dan pernah masuk dalam sebuah acara televisi.
Dia merintis karier dari kampung ke kampung dengan menjadi penyanyi di salah satu grup orkes melayu di kota itu. Wajahnya yang cantik dan suaranya yang khas membuat penampilannya selalu ditunggu-tunggu para penikmat musik dangdut melayu.
Biasanya dia menyanyikan berbagai lagu dangdut atau pop dan dicampur dengan musik koplo serta iringan kendang kempul khas Cirebon.
Lagu yang biasa dia nyanyikan antara lain berjudul, suamiku nakal lagi, oplosan, edan turun, asmara, aku bukan hidangan, wedi karo bojomu, ada rindu, ngidam pentol dan lagu lainnya.
Videonya juga banyak beredar di Youtube sehingga para penggemarnya bisa melihat idolanya menyanyikan lagu sambil bergoyang serta meliuk-liukkan tubuhnya.
Selain itu, lagu mp3 hot milik Reza Lawang Sewu juga bisa didownload melalui internet agar bisa menjadi koleksi musik dalam handphone.
Penyanyi asal Semarang ini sudah memiliki banyak penggemar di kawasan Jawa, terutama Jawa Tengah. Para penggemarnya memiliki julukan Ressa Lovers dan sudah memiliki pengikut di Instagram sekitar 150ribu.
Selain Reza Lawang Sewu, sekarang banyak sekali artis bermunculan dari panggung Orkes Melayu. Salah satunya adalah seorang penyanyi cantik yang berasal dari Banyuwangi yang bernama Suliana.
Penyanyi yang memiliki nama asli Suliana Edelweis Lestari ini juga merintis kariernya dari panggung kampung di sekitar kota Banyuwangi. Pada awalnya dia sering menyanyikan lagu daerah Banyuwangi atau Rampak Oseng serta lagu-lagu yang berbahasa Jawa.
Namun karena gadis jelita ini bisa membawakan lagu dan menghibur para penonton, maka banyak desa-desa di Banyuwangi yang mengundang Suliana untuk tampil bersama kelompok orkesnya.
Dia juga sudah sukses mengeluarkan album rekaman lagu bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Keindahan suaranya dalam membawakan lagu membuat dia sering diajak para penyanyi terkenal untuk duet di berbagai acara besar.
Walaupun sudah terkenal, namun dia selalu ingat kepada grup-grup orkes di kota Banyuwangi dan lebih suka untuk menyanyi lagu-lagu Banyuwangi dan lagu berbahasa Jawa.
Azim Faisal Rafiq (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan pembalap, tapi saya siap gas pol menuju garis finish untuk klaim hadiah giveaway ini.
Anas Azhar Hayyan (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan petani, tapi saya siap menanam keberuntungan untuk memanen hadiah giveaway ini.
Ali Arif Munir (pemilik terverifikasi) –
Jika saya menang, saya janji akan… tetap update di media sosial. Prioritas kan?