Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta

4 reviews

Rp56.100

Category:

Deskripsi

Foto By @lia_alfiani

Lokasi: Jalan Margo Mulyo No.6, Gondomanan, Daerah Istimewa Yogyakarta 55122
Map: Klik Disini
HTM: Dewasa Rp. 3.000 per Orang, Anak Anak Rp.2.000 per Orang
Telepon: 0274-586-934

Buka Jam Berapa❤️

Senin Tutup
Selasa 07.30–16.00
Rabu 07.30–16.00
Kamis 07.30–16.00
Jumat 07.30–16.30
Sabtu 07.30–16.00
Minggu 07.30–16.00

Penat sehabis menyelesaikan makalah dan laporan finance menggunakan word, membuat saya ingin segera berlibur ke tempat-tempat yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya.

Setelah berfikir dengan seksama, kali ini saya putuskan untuk melakukan wisata ke salah satu museum yang penuh sejarah.

Beberapa review yang saya dapatkan sebagai result dari surfing website, diantaranya seperti Valkhof museum di Nijmegen, Historisch Museum Haarlemmermeer di Hoofddorp Belanda dan Palace of Tears di Germany.

Namun tentunya di Negara Indonesia yang kita cintai ini terdapat banyak sekali museum yang menarik untuk kita kunjungi.

Beberapa diantaranya seperti Museum sang nila utama Riau, Museum negeri sumut Medan, Museum benteng heritage Tangerang, Museum perjuangan Bogor, Museum 10 november Surabaya.

Lalu ada juga Museum Kailasa kab. Wonosobo, Museum keraton Solo serta Museum benteng vredeburg yang beralamat di kota Jogja atau biasa disebut Daerah Istimewa Yogyakarta.

Foto By @ceciliacili

Naah, pada kesempatan kali ini saya melakukan kunjungan ke Museum benteng vredeburg, yang letaknya tak jauh dari lokasi favorit para wisatawan bila ke Jogjakarta yakni Malioboro.

Namun sebelum kita berbicara lebih jauh tentang tempat yang satu ini dan fasilitas apa aja yang ada didalamnya, ada baiknya kita membahas deskripsi singkat mengenai latar belakang & tujuan berdirinya bangunan bersejarah yang satu ini.

Karena bila sebuah negara diibaratkan dengan satu tubuh seperti Presiden diibaratkan kepalanya, rakyat diibaratkan dengan jantungnya.

Maka sejarah dapat diibaratkan ginjal yang tentunya juga memiliki peran penting demi generator kelangsungan hidup.

Seperti kata bung Karno yakni JAS MERAH atau jangan sekali-kali melupakan sejarah, maka tak lucu bila kita sebagai rakyat Indonesia buta akan sejarah negaranya.

Foto By @diditanggiawan

Bangunan yang pada mulanya memiliki nama Seleka atau Bastion ini, didirikan oleh Sultan HB I pada tahun 1760 dengan denah sederhana yakni hanya berbahan bambu dan kayu pengganti atap yang menggunakan ilalang.

Bentuk temboknya sendiri hanya berupa bujur sangkar dengan bahan tanah yang dikokohkan menggunakan kayu aren dan kelapa sebagai penyangganya.

Berdirinya bangunan ini pun atas usul dari pihak Belanda yang kala itu terintimidasi dan khawatir dengan keberhasilan Sultan dalam pembangunan kraton kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang awalnya hanya berupa hutan beringin.

Sehingga pihak Belanda mengambil manfaat dari Perjanjian Giyanti yang kala itu dicampuri juga oleh pihak Belanda saat meredam permasalahan dari Susuhunan Pakubuwono III dengan sang Pangeran Mangkubumi.

Melihat infrastrukturnya sederhana dengan alasan demi keamanan kraton akhirnya Gubernur W.H.Ossenberch kala Nicolas Hartingh telah lengser memberi saran agar struktur benteng lebih diperkuat guna menjalankan fungsinya.

Foto By @dyagrani

Akhirnya setelah rampung pada tahun 1787 benteng ini diganti namanya menjadi Rustenburg.

Dan di tahun 1799 ketika terjadi pemindahan kekuasaan dari VOC yang kala itu tengah bangkrut ke Bataafsche Republic dengan Gubernur Van Den Burg .

Kemudian di tahun 1807 hingga 1811 status penguasaan kembali berpindah lagi ke Koninkrijk Holland dengan H.W Daendels sebagai Gubernurnya.

Meski setelahnya sempat dimiliki Inggris selama 5 tahun namun benteng ini berhasil direbut kembali oleh Belanda.

Setelah gempa besar yang meruntuhkan sebagian kawasan benteng ini di tahun 1867, benteng ini kemudian dipugar kembali dan diberi nama Benteng Vredeburg yang artinya perdamaian hubungan Belanda dengan Keraton.

Benteng yang sanggup menampung hingga 500 personil gabungan dari tentara belanda dan paramedis, memiliki bentuk gerbang dengan dilingkari parit.

Dan ditunjang dengan beberapa bangunan lain seperti asrama prajurit, gudang mesiu, gudang logistik, rumah sakit prajurit, rumah perwira.

Foto By @endahnurpratiwii

Dan bangunan terakhir rumah residen yang kala itu digunakan sebagai tempat berlindung dan bertahan residen yang gedungnya terletak di seberang benteng ini.

Berlanjut di tahun 1942 setelah penandatanganan perjanjian Kalijati di Jawa Barat, yang menandai mundurnya Belanda dari Indonesia yang kala itu kalah dengan jepang.

Meski mengakui keberadaan pemimpin daerah, nyatanya jepang tetap mengawasi kesultanan dibawah Kooti Zium Kyoku Tjokan yang kala itu menggunakan Gedung Agung sebagai markas.

Sementara benteng ini dijadikan sebagai rumah tahanan, gudang mesiu dan markas tentara kempeitei yang terkenal kejam & berwatak keras.

Setelah Indonesia merdeka, gedung ini tidak begitu saja menjadi bangunan museum. Gedung tersebut terlebih dahulu difungsikan untuk gudang senjata dan merawat tentara yang terluka saat terjadi pertempuran dan juga keluarganya.

Sayangnya akibat selisih paham mengenai makna revolusi, meletuslah Peristiwa yang dikenang pada 3 juli 1946, dimana gedung ini dijadikan tempat tahanan politik.

Setelah melalui agresi belanda II & G30S, pada 15 Juli 1981 barulah tempat ini di jadikan sebagai cagar budaya.

Kemudian 16 April 1985 Sultan HB IX menerbitkan surat & piagam perjanjian dengan isi untuk izin pemugaran benteng sebagai museum.

Foto By @lia_alfiani

Meski sudah dapat dikunjungi masyarakat umum pada 1987,justru pada 23 November 1992 benteng ini baru diresmikan sebagai Museum Benteng Yogyakarta.

Museum ini memiliki visi dan misi yang secara garis besar sebagai contoh dan informasi yang dapat mengedukasi bagi masyarakat mengenai budaya dan sejarah bangsa, guna mempertahankan jati diri serta integritas negeri.

Museum ini juga memiliki struktur organisasi dengan profil Dra. Zaimul Azzah, M.Hum selaku kepala museum dan dilengkapi dengan beberapa bagian lainnya.

Foto By @rezaziaw

Objek wisata yang terletak di kec. Gondomanan 55122 ini, terlihat asri dengan pemandangan hijau dari pepohonan di sekelilingnya.

Selain itu museum ini memiliki patung Jenderal Oerip Soemohardjo beserta General Soedirman dibagian depan halaman dan disertai beberapa koleksi peninggalan sejarah.

Diantaranya berupa Jembatan, anjungan benteng gerbang, bangunan bangsal, koleksi realia, beberapa foto, gambar, miniatur, perpustakaan dengan akses komputer & wifi.

Foto By @marantjojo

Kemudian ada juga Indische Koffie bagi anda yang ingin mencari makanan serta beragam diorama penuh warna dari adegan sejarah yang terbagi dalam 4 ruang.

Bila pada 20 hingga 24 juni 2014 silam tempat ini sempat menjadi headline news karena digelar festival pelangi nusantara.

Maka selepas ramadhan tahun ini pada agustus 2024 kembali digelar beberapa new festival guna meningkatkan vector pengunjung seperti Festival Jogja Tempo Doeloe dengan beragam perlombaan.

Dan festival tersebut bebas biaya tiket masuk tanpa perlu voucher card mulai tanggal 1 hingga 31 agustus 2024.

Foto By @rajaindralesamana

Bagi Anda yang terlewat, jangan berkecil hati. Htm untuk museum ini sebenarnya cukup murah, hanya dengan tiket seharga 3.000 untuk dewasa dan 2.000 untuk anak.

Dengan budget murah meriah, Anda sudah bisa menikmati wisata ditempat ini mulai dari waktu buka yakni pukul 7 pagi, hingga jam tutupnya yakni pukul 4 sore.

Disekitaran kawasan ini juga bertebaran beberapa hotel dan homestay yang dapat anda gunakan sebagai tempat bermalam anda sesuai dengan budget yang anda miliki tentunya.

Foto By @maylanagita

Di Lippo Plaza Jogja juga tersedia cinema bagi Anda yang ingin menonton bioskop dan celebrity fitness bagi Anda penyuka olahraga.

Bagi Anda warga Jakarta yang ingin berkunjung ke museum ini namun menggunakan transportasi umum, tak perlu khawatir kerepotan selama disini.

Karena museum ini dapat di akses dengan berjalan kaki dari Malioboro atau menggunakan mobil maupun motor yang dapat anda sewa untuk berjalan-jalan di kota ini. Tunggu apa lagi? Yuk visit Jogja!

  1. kris

    mantep min

  2. Afkar Falah (pemilik terverifikasi)

    Kata bijak mengatakan, ‘Kesempatan datang tak terduga.’ Saya siap terkejut jika menang giveaway ini!

  3. Zaid Azril (pemilik terverifikasi)

    Saya bukan penjaga zoo, tapi saya siap jaga hadiah giveaway ini lebih baik dari menjaga hewan.

  4. Huwa Wulida Firiham (pemilik terverifikasi)

    Saya bukan ahli geografi, tapi saya yakin hadiah giveaway ini akan menemukan jalannya ke alamat saya.

Tambahkan ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *