Deskripsi
Lokasi: Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, 68432
Map: KlikDisini
HTM: Rp 5000
Buka/Tutup: 07.00-20.00
Telepon: –
Sebagai warga negara Indonesia, kita mesti bangga dengan kekayaan budaya, serta aneka ragam dari ciri khas budaya masing-masing daerah. Setiap budaya, adat, tradisi dari masing-masing tempat pastilah berbeda dan memiliki cerita unik di baliknya.
Saat ini banyak adat sudah mulai terlupakan dalam masyarakat lokal karena tergerus oleh zaman. Walaupun demikian beberapa daerah masih mempertahankan tradisi dan menjadi kebudayaan setempat.
Salah satu tempat di Indonesia di mana masyarakat lokalnya masih mempertahankan tradisi adalah desa Osing Banyuwangi.
Sebenarnya telah menjadi Desa Wisata Osing sejak lama, karena menarik minat banyak wisatawan akan kebudayaan yang tetap terjaga di sana. Terletak di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah menetapkan desa wisata osing sebagai cagar budaya, demi menjaga kelestarian budaya di dalamnya. Sebelumnya pemerintah setempat telah mengembangkan konsep wisata berbasis ekoturisme.
Jenis wisata yang mengutamakan pemberdayaan sosial budaya, ekonomi masyarakat lokal hingga mencakup bidang konservasi alam.
Asal usul penamaan desa wisata osing adalah dari kebiasaan warga desa, selalu menjaga tradisi serta adat yang telah berlaku lama. Warga tersebut adalah suku osing. Warga suku osing ini adalah warga terakhir dari keturunan kerajaan Hindu Blambangan yang tersisa.
Masyarakat Osing tersebut berbeda dengan warga jawa lainnya. Bahasa yang digunakan pun berbeda dengan warga jawa lainnya.
Dapat dikatakan, walaupun berada dalam kawasan Jawa Timur, bahkan dalam satu wilayah Bayuwangi pun, suku osing ini sangat berbeda. Terlihat dengan tradisi yang telah mereka jalankan secara turun temurun.
Antara lain adalah gedhongan, atraksi barong osing, tari gandrung, dan masih banyak lagi dapat Anda lihat langsung di desa wisata tersebut.
Konsistensi dalam mempertahankan budaya serta tradisi yang telah dijalankan dari generasi ke generasi oleh warga desa Osing sangat menakjubkan.
Warga desa bahkan seolah tidak terpengaruh oleh perkembangan zaman sama sekali. Salah satu tradisi yang sangat erat serta rutin dilakukan adalah dalam hal bertani.
Warga desa, menggelar semacam syukuran mulai dari menanam padi, saat padi mulai berisi, hingga tiba saatnya panen.
Waktu panen para petani akan memainkan semacam musik yang dimainkan menggunakan ani-ani dan diiringi oleh angklung serta tabuhan gendang. Musik alami yang menyatu dengan alam ini dimainkan saat panen di area pematang sawah.
Untuk para wanitanya, juga memainkan alunan musik. Menggunakan lesung dan alu yang dipukulkan secara bergantian. Permainan musik ini dinamakan tradisi gedhogan dan termasuk dalam warisan budaya asli dari suku Osing.
Keunikan Kampung Wisata Osing
Saat telah ditetapkan sebagai desa atau kampung wisata, pemerintah setempat membangun area untuk wisata dan rekreasi di sebelah utara. Tempat ini disebut sebagai anjungan wisata yang dibangun dengan tampilan menyerupai rumah khas suku osing.
Anjungan wisata tersebut dibuat sebagai ruang pameran dari berbagai tradisi, adat, hingga perlengkapan aneka ragam asli suku osing.
Tentunya segala macam fasilitas telah dipersiapkan untuk memberikan kenyamanan pada para pengunjung.
Sarana yang tersedia paling penting adalah hotel atau penginapan, karena bisa dipastikan bahwa wisatawan datang ke taman wisata osing tak cukup sehari, minimal dua hari untuk dapat menyaksikan kehidupan tradisi suku osing secara langsung.
Penginapan dalam kawasan taman wisata dibuat semirip mungkin dengan rumah warga suku asli, dikelilingi rindangnya pepohonan, menjadikannya terlihat seperti cottage terletak di tengah hutan.
Rasanya menyejukkan dan menenangkan hati serta pikiran. Cocok sekali untuk Anda melepas penat dari sibuknya aktivitas dan hiruk pikuk kota.
Selain terdapat penginapan, tentunya dilengkapi juga dengan adanya taman rekreasi yang terdiri dari kolam renang, taman bermain anak.
Pada bagian sebelah Barat akan menjumpai area perkebunan durian. Kala musim panen tiba, pengunjung dapat makan durian langsung di sini, tentunya harus membeli terlebih dahulu.
Kawasan taman wisata ini sering juga digunakan sebagai lokasi festival. Contohnya saja festival ngopi sewu, dan lainnya. Pengunjung juga dapat mencoba kuliner khas suku osing seperti pecel pitik atau uyah asem.
Saat cuaca cerah, Anda dapat berjalan berkeliling dalam desa wisata, menikmati pemandangan alam sekitar dan melihat langsung kehidupan dari suku asli asal Banyuwangi.
Ada salah satu pertunjukkan yang sangat terkenal, yaitu Barong Osing. Sama halnya dengan pertunjukkan barongsai yang dimainkan oleh dua orang, begitu pula dengan barong osing.
Wujudnya adalah singa bersayap dengan mahkota, terlihat mengerikan dengan mata melotot dan bertaring. Seru sekali melihat pertunjukan ini dan penonton sangat mengagumi acara ritual Barong Ider Bumi yang ditampilkan tersebut.
Tujuan lainnya wajib didatangi adalah sebuah museum yang mempresentasikan berlangsungnya adat istiadat yang telah mendarah daging di tanah desa Kemiren, Banyuwangi.
Tempat tersebut yaitu Sanggar Genjah Arum. Dikelola secara pribadi, namun bertujuan untuk melestarikan dan mempertahankan budaya dari suku asli Banyuwangi.
Dalam bangunan sanggar tersebut ada tujuh buah rumah adat yang berusia sekitar puluhan tahun. Rumah itu dinamakan dengan angklung paglak. Angklung paglak ini adalah sebuah gubuk kecil terbuat dari bambu dan atap dari bahan ijuk.
Paglak ini dibangun di atas tanah dengan bambu setinggi sepuluh meter. Nama angklung diberikan karena alat musik tersebut dimainkan di atas gubuk, jadilah nama angklung paglak. Hingga akhirnya dijadikan sebagai warisan budaya yang dipertahankan dari suku osing.
Pertunjukkan lainnya yang dapat dinikmati adalah tari gandrung. Tarian ini juga dapat Anda lihat di sanggar tersebut. Gerakan tariannya begitu mempesona.
Tarian ini dibawakan sebagi bentuk rasa syukur dari para warga, setiap panen berlangsung. Ditampilkan dengan iringan gamelan khas osing, dengan penari berpasangan perempuan dan laki-laki.
Pertunjukan tarian ini telah menjadi ciri khas dari Banyuwangi, dan umum ditampilkan dalam acara-acara formal. Bahkan patung penari gandrung terdapat hampir di setiap sudut kota.
Sembari menonton pertujukan tari gandrung sambil mencicipi kopi osing yang telah terkenal akan kenikmatannya.
Ternyata di sini juga dapat melihat proses pengolahannya dari hulu ke hilir, dari mulai disangrai, menumbuk biji kopi, hingga pada proses penyajiannya. Bahkan warga desa dapat mengolah biji kopi tersebut dalam aneka jenis kopi, misalnya espreso atau robusta.
Masih banyak yang dapat dilihat di desa adat ini, semuanya terlihat seperti membentuk satu kesatuan dan saling berkaitan.
Salah satu budaya Indonesia yang tak lekang oleh waktu dan tak tergerus oleh perkembangan zaman. Walaupun demikian, masih saja ada kisah mistis yang beredar di kawasan wisata osing.
Kisah mistis tersebut terkait dengan tempat pemandian yang berada di kawasan taman wisata osing. Menurut kabar dari warga sekitar, bahwa ada penghuni makhluk halus di kolam pemandian tersebut.
Dikabarkan demikian karena telah ada korban jiwa yang sedang berenang di kolam pemandian. Menurut warga, penghuni yang ada ingin minta tumbal. Benar atau tidak kabar tersebut, disarankan tetap berhati-hati saat berada di tempat umum, terutama tempat sakral.
Itulah sedikit pembahasan mengenai desa wisata osing, salah satu budaya yang tetap bertahan hingga saat ini di tanah Banyuwangi. Menarik sekali melakukan liburan ke taman wisata osing, karena kita setidaknya ikut mempelajari budaya asli dari suku asli Banyuwangi.
Sekaligus melestarikan warisan budaya Indonesia, sehingga semakin banyak menarik minat turis lokal dan mancanegara.
Ratri Galuh –
Apakah ada acara yang selalu ada dalam desa wisata osing kampung kemiren Banyuwangi ?
Chumaidi Dzafri Farraz (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan penjaga pantai, tapi saya siap selamatkan hadiah giveaway ini dari ombak pesaing.
Andara Bahy (pemilik terverifikasi) –
Saya sudah latihan senyum pemenang. Sekarang tinggal giveaway ini yang harus latihan memberi hadiah pada saya.
Mahbub Junaidi (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan penulis naskah, tapi kalau menang giveaway, saya siap tulis ‘Terima Kasih’ sepanjang mungkin.