Deskripsi
Lokasi: Dusun Gelaran, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, 55891
Map: Klik Disini
Jam Buka: 06.30 – 17.00 WIB
Telepon: 0274-2903089, 0818 204 507, 081 227 095 33
Website: https://www.pindul.net
Harga Tiket Masuk❤️
- Tiket Retribusi = Rp.10.000 Per Orang
- Paket Cave Tubing Goa Pindul = Rp.40.000 Per Orang
- Paket Susur Goa Gelatik = Rp.30.000 Per Orang
- Paket Susur Goa Baru = Rp.35.000 Per Orang
- Paket River Tubing Sungai Oyo = Rp.50.000 Per Orang
Wisata Jogja❤️
Jogja tidak hanya kaya akan bangunan-bangunan bersejarah seperti Candi Prambanan, Keraton Yogyakarta, Benteng Vrederburg, serta yang lain.
Jogja juga tidak hanya berhias pantai-pantai dan pemandangan alam yang menawan seperti Pantai Parangtritis, Pantai Baron, Pantai Kukup, Pantai Indrayanti, Pantai Pok Tunggal, Air Terjun Sri Gethuk, Desa Wisata Kalibiru serta yang lain.
Namun Jogja juga memiliki sejumlah wisata minat khusus yang dari waktu ke waktu peminatnya semakin bertambah, seperti wisata belanja di Malioboro, wisata rafting di Sungai Elo dan wisata Cave Tubing di Goa Kalisuci, Goa Glatik dan Goa Pindul.
Istilah Cave Tubing (Caving) dalam dunia wisata memang masih relatif baru, karena yang ada sebelumnya adalah wisata susur goa dan wisata rafting.
Kedua jenis wisata itulah yang dijadikan satu menjadi wisata Cave Tubing, dan yang pertama kali mengenalkan jenis wisata yang satu ini justru masyarakat Jogja lewat Cave Tubing di Goa Kalisuci.
Sebelum akhirnya meluas ke beberapa tempat yang lain, mulai dari yang ada di wilayah sekitar Gunung Kidul seperti Cave Tubing Goa Glatik dan Goa Pindul sampai dengan ke luar negeri.
Diantara beberapa wisata Cave Tubing yang ada di wilayah DIY, Goa Pindul adalah primadonanya, karena meski objek wisata yang satu ini masih terbilang baru, namun tidak pernah sepi dari pengunjung.
Terlebih pada waktu musim liburan, antrean pengunjung yang ingin menyusuri goa bisa sampai ribuan orang, hingga memenuhi sungai di depan pintu masuk goa dan cukup mengganggu pemandangan.
Banyak alasan yang membuat Goa Pindul lebih ramai dikunjungi dibanding wisata sejenis di tempat lainnya.
Namun alasan yang paling utama adalah suasana di dalam goa yang eksotis berhiaskan dinding-dinding batu dengan bentuk yang menarik serta stalaktit dan stalagmit yang memanjakan mata.
Bahkan salah satu stalaktit yang berada tepat di tengah goa, tercatat sebagai stalaktit terbesar ke-4 di dunia.
Aliran air di dalam goa sepanjang 350 meter tersebut juga sangat tenang dengan kedalaman yang variatif mulai dari yang paling dangkal sampai dengan yang berkedalaman 12 meter.
Dengan tenangnya aliran sungai, membuat wisata susur goa di tempat ini relatif aman, bahkan untuk kaum wanita, anak-anak atau mereka yang tidak bisa berenang sekalipun.
Karena selama di perjalanan mereka dilengkapi dengan pelampung dan dipandu oleh guide atau operator yang profesional serta mengenal betul lokasi Goa Pindul.
Sejarah Angker?❤️
Meski Goa Pindul merupakan goa purba yang usianya sudah ribuan tahun, namun tidak ada satupun bukti sejarah yang menjelaskan tentang keberadaan goa ini, sehingga asal-usul dan berbagai fenomena yang terkait dengan Goa Pindul belum pernah terkuak dan masih menjadi misteri hingga saat ini.
Hanya saja sejak dahulu masyarakat setempat percaya bahwa goa ini merupakan area yang sakral meski tidak dijadikan sebagai tempat pemujaan.
Asal-usul nama Goa Pindul berdasarkan legenda yang dituturkan dari mulut ke mulut, berasal dari cerita perjalanan Ki Ageng Pemanahan dan Ki Juru Mertani yang diperintah Panembahan Senopati Mataram untuk menghabisi nyawa bayi yang sebenarnya adalah cucunya sendiri.
Namun, kedua orang tersebut sepakat untuk tidak membunuh bayi tersebut dan membawanya pergi ke arah Gunung Kidul.
Disaat menempuh perjalanan, bayi tersebut tidak henti-hentinya menangis, sehingga keduanya menghentikan langkah dan bermaksud memandikan sang bayi.
Karena tidak ada satupun sumber mata air di dekat mereka, Ki Juru Mertani membawa bayi menuju ke atas bukit dan menginjak dengan keras tanah di puncak bukit.
Berkat kesaktiannya, tanah yang diinjak dengan keras tersebut runtuh membuat lubang besar yang mengangah dengan sumber mata air yang mengalir di bawahnya. Lubang tersebut kini disebut Goa Pindul.
Ki Juru Mertani yang sudah tidak sabar, segera memandikan sang bayi menggunakan sumber air di dalam lubang.
Karena terburu-buru, tanpa sengaja pipi sang bayi “kebendul” atau terbentur batu yang ada di dalam lubang. Berawal dari kata “kebendul” itulah goa ini dinamakan goa kebendul yang lama-lama berubah nama menjadi Goa Pindul.
Kisah tersebut sudah barang tentu hasil imajinasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, karena jika dilihat dari dinding dan bebatuan yang ada di dalam goa, menunjukkan bahwa umur Goa Pindul sudah ribuan tahun, jauh sebelum berdirinya Kerajaan Mataram.
Sebelum dijadikan sebagai destinasi wisata, Goa Pindul dimanfaarkan oleh masyarakat setempat untuk berbagai aktifitas, seperti mandi, mencuci, memancing dan sebagainya.
Alih fungsi goa ini berawal dari kegiatan KKN yang dilakukan mahasiswa UGM yang ingin meneliti bebatuan serta kedalaman air. Pada saat menyusuri kawasan goa bagian dalam itulah salah seorang mahasiswa terpukau oleh keindahan Goa Pindul dan muncul gagasan di benaknya untuk menjadikan goa ini sebagai objek pariwisata.
Akhirnya penelitian yang dilakukannya pun berkembang dengan meneliti pula keamanan dan kelayakan Goa Pindul untuk dijadikan sebagai tempat wisata.
Setelah yakin benar akan keamanan goa, gagasan tersebut disampaikan ke masyarakat setempat yang tergabung dalam pokdarwis (kelompok sadar wisata).
Akhirnya, wargapun sepakat untuk menjadikan Goa Pindul sebagai lokasi wisata dengan melengkapi berbagai sarana untuk memudahkan para wisatawan. Tepat pada 10 Oktober 2010, Caving atau cave tubing Goa Pindul resmi dibuka dengan dihadiri masyarakat dan para pejabat daerah.
Tidak disangka, hanya dalam kurun waktu sekitar satu tahun, tepatnya sejak awal tahun 2012, Goa Pindul booming dan menjadi sorotan publik, utamanya setelah banyak website yang memberikan review sekaligus foto tentang serunya aktifitas Cave Tubing di Goa Pindul.
Seperti wikipedia, wikimapia, hipwee, tripadvisor serta yang lain, dan video tentang aktifitas di Goa Pindul bertebaran di sejumlah media sosial seperti instagram, youtube, facebook, tumblr dan sosial media yang lain.
Daya tarik yang luar biasa dari Goa Pindul tersebut membuat sejumlah pihak tertarik untuk mengelola dan berinvestasi di tempat wisata yang satu ini, meski pada akhirnya tidak ada satupun yang diperbolehkan kecuali warga sekitar.
Sehingga sampai detik ini hanya ada 10 pengelola atau operator wisata yang beroperasi di Goa Pindul.
Selain itu, seiring dengan semakin hitsnya Goa Pindul, berbagai macam isyu negatif bermunculan untuk menjatuhkan tempat wisata ini, seperti isyu tentang perseteruan diantara para pengelola, isyu tentang ditutupnya Goa Pindul, sampai dengan isyu bahwa Goa Pindul angker dan berhantu.
Sudah barang tentu semua isyu tersebut tidak benar, karena sampai saat ini, diantara para pengelola terbangun kerjasama yang baik untuk mengembangkan tempat wisata yang menjadi sumber penghasilan mereka.
Goa Pindul tidak pernah ditutup, dan kalaupun sesekali ditutup hal tersebut bukan karena terjadi konflik antar operator wisata, melainkan karena pada musim hujan, debit air di dalam goa terlalu banyak dengan arus yang cukup deras, sehingga terpaksa ditutup sementara untuk masyarakat umum demi menjaga keamanan dan keselamatan mereka.
Soal Goa Pindul angker dan berhantu, berita tersebut juga isapan jempol, karena yang benar adalah goa ini sempat dijadikan lokasi syuting untuk pembuatan film horor yang ditayangkan di televisi.
Rute Menuju Lokasi❤️
Alamat atau lokasi Goa Pindul sebagaimana tertera pada peta, secara administratif berada di Dusun Gelaran, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, 55891.
Mengingat jaraknya yang jauh dari kota Jogja, meskipun lokasi wisata ini cukup mudah dijangkau dengan akses jalan yang bagus dan sudah berlapis aspal, namun ada baiknya membuat denah terlebih dahulu sebelum berangkat, serta senantiasa mengaktifkan google map untuk meminimalisir kemungkinan tersesat di perjalanan.
Rute perjalanan menuju ke lokasi Goa Pindul dari kota Jogja bisa diawali dengan membawa kendaraan menuju jalan Jogja – Wonosari dengan melewati Bukit Bintang dan terus mengikuti jalan poros hingga tiba di Kota Wonosari.
Sesampai di Wonosari, cari Bundaran Siyono yang merupakan bundaran simpang empat dengan ciri bangunan air mancur di tengahnya.
Di bundaran tersebut, belokkan kendaraan ke arah kiri dan ikuti jalan sampai bertemu dengan lampu merah simpang empat. Dari situ Anda harus mengambil jalan yang lurus sampai bertemu perempatan besar.
Belokkan kendaraan ke arah kiri untuk menuju kawasan Desa Bejiharjo dan ikuti terus jalan yang lurus sampai bertemu bangunan SMP baru berbelok ke kiri dan mengikuti jalan yang lurus untuk sampai di lokasi wisata Gunung Pindul.
Begitu memasuki kawasan Desa Bejiharjo, biasanya akan banyak pemuda-pemuda yang berdiri di pinggir jalan dan siap mengantar Anda menuju ke lokasi wisata Goa Pindul. Anda tidak perlu memberikan imbalan atas jasa yang mereka berikan, karena para pemuda tersebut memang dipekerjakan dan digaji oleh Pihak Pengelola Goa Pindul untuk membantu para wisatawan.
Tujuan pihak pengelola wisata mempekerjakan para pemuda tersebut agar mereka tidak meminta upah dengan seenaknya kepada pengunjung yang diantar, guna menjaga citra pariwisata Goa Pindul.
Sesampai di kawasan wisata Anda dapat memilih salah satu dari beberapa operator yang ada di sana untuk menemani Anda menjelajah Goa Pindul. Setiap operator memiliki beberapa paket wisata adventure diantaranya adalah: Paket Cave Tubing Goa Pindul dengan biaya Rp.50.000, Paket Cave Tubing Goa Glatik juga dengan biaya Rp.50.000 dan Paket River Tubing Sungai Oyo dengan biaya Rp.50.000.
Biaya tersebut sudah termasuk transportasi, rompi pelampung, ban pinggang, training penyusuran goa, guide dan asuransi.
Daya Tarik dan Larangan
❤️
Perjalanan menelusuri goa yang memakan waktu sekitar 45 menit diawali dengan berjalan kaki dari camp menuju ke aliran sungai yang menjadi titik awal sebelum masuk ke pintu goa.
Di sini, peserta Cave Tubing akan menerima briefing sekaligus training dari guide atau operator wisata tentang apa saja yang tidak boleh dilakukan oleh peserta selama dalam perjalanan agar mereka terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Diantara beberapa larangan, membawa HP dan kamera tidak termasuk di dalamnya. Bahkan pihak operator menyediakan tas plastik bening untuk membungkus HP atau kamera agar dapat mengabadikan setiap momen selama dalam perjalanan dan HP/kamera tetap dalam kondisi aman tidak sampai terkena air.
Goa Pindul memiliki panjang kurang lebih 350 meter, lebar hingga 5 meter, kedalaman air 5 – 12 meter dan jarak antara atap goa dengan permukaan air sampai dengan 4 meter. Goa ini terbagi menjadi 3 zona, yaitu zona terang, remang dan zona gelap abadi.
Pertama kali yang akan dijelajahi adalah zona terang yang berada di dekat pintu masuk goa. Karena cahaya matahari masih dapat menerangi setiap sudut goa, membuat keindahan dari dinding-dinding goa masih dapat tertangkap mata dengan jelas seperti stalaktit yang menggantung di langit-langit goa, ornamen-ornamen alam yang indah serta kelelawar-kelelawar yang bergantungan.
Stalaktit yang ada di dalam goa tersebut mayoritas masih aktif dan terus mengalami pertumbuhan, sehingga disarankan untuk tidak memegang apalagi merusak stalaktit yang ada, karena untuk dapat tumbuh 1 cm saja butuh waktu yang sangat lama.
Pada zona kedua, pengunjung akan memasuki zona remang dengan cahaya yang sangat minim sehingga pemandangan di dalam goa terlihat samar-samar jika tidak disorot menggunakan lampu yang dibawa oleh pemandu.
Zona ini digunakan untuk ternak burung walet, karena itu ada bagian di atas goa yang berhiaskan atap rumah. Selain itu, jumlah stalaktit dan stalakmit yang ada di sini lebih banyak dibanding zona sebelumnya dengan bentuk yang juga lebih variatif.
Pada zona berikutnya, pengunjung akan dibawa ke lorong yang gelap pekat tanpa ada seberkas cahaya sedikitpun yang menerobos dinding goa.
Pada zona ketiga ini, biasanya guide akan mematikan lampu dan meminta seluruh peserta caving untuk tidak membuat penerangan sebelum dilanjutkan dengan mengheningkan cipta untuk mensyukuri segala nikmat Tuhan, utamanya nikmat berupa mata sehingga dapat melihat keindahan dan keagungan semua makhluk ciptaaan Tuhan.
Selesai mengheningkan cipta, barulah perjalanan kembali dilanjutkan menuju ke pintu keluar goa.
Selama dalam perjalan menelusuri goa, berbagai macam informasi menarik disampaikan oleh operator wisata kepada para peserta caving untuk menjelaskan setiap detil dari tempat yang dilalui.
Beberapa informasi tersebut diantaranya adalah adanya stalaktit yang bentuknya seperti alat vital pria dan disebut dengan “stalaktit jantan”. Konon jika pengunjung laki-laki menyentuh stalaktit tersebut akan dapat menambah kejantanan.
Ada pula “stalaktit puting” yang dapat menambah kecantikan pengunjung wanita yang memegangnya, “stalaktit gong” yang dapat mengeluarkan bunyi seperti gong jika dipukul, “stalaktit tirai” yang memiliki bentuk seperti kelambu, serta stalaktit “soko Guru” yang memiliki ukuran paling besar dan berada di tengah goa sehingga seolah menjadi tiang penyangga goa.
Sebelum melewati pintu keluar Goa Pindul, operator wisata biasanya akan mengajak peserta caving beristirahat sejenak untuk menikmati keindahan “Goa Njomplang”, yakni mulut goa yang terdapat di langit-langit Goa Pindul.
Di sini pengunjung diberi kebebasan untuk bermain dengan menceburkan diri ke dalam air atau bernarsis ria dengan memanfaatkan goa sebagai latar belakang foto.
Begitu meninggalkan pintu keluar goa, pengunjung akan berada di sebuah aliran sungai. Di sini mereka bisa mandi dan berenang sepuas-puasnya atau terjun dari atas ketinggian tebing di bibir sungai. Setelah puas, Anda bisa mengakhiri petualangan dengan naik ke atas mendaki bendungan dengan menggunakan seutas tali.
Meski perjalanan menelusuri Goa Pindul hanya memakan waktu kurang dari satu jam, namun pengalaman seru selama dalam perjalanan, bakal menjadi kenangan abadi yang tidak akan pernah terlupakan.
Tanvir Alfarizqi (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan arsitek, tapi saya sudah desain tempat khusus di hati untuk hadiah giveaway ini.
Afnan Syabil (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan petani, tapi saya siap menanam keberuntungan untuk memanen hadiah giveaway ini.
Ezar Faruq Khattab (pemilik terverifikasi) –
Saya sudah siapkan spanduk ‘Pemenang Giveaway’, tinggal nunggu nama saya yang diumumkan saja.