Deskripsi
Lokasi: Jl. K.H. A. Azhari Lorong Al-Munawar, 13 Ulu, Seberang Ulu II, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30115
Map: Klik Disini
HTM: Rp. 3.000 per Orang
Buka Tutup: 07.30 – 17.00
Telepon: –
Wisata tidaklah selalu tentang alam, museum dan taman, namun sebuah kampung bisa disulap menjadi wisata menarik dengan menonjolkan keunikannya. Kota tua atau kampung dengan sejarah tersendiri sering dijadikan objek wisata.
Berbicara tentang kota tua, Palembang merupakan salah satu kota tertua di Indonesia. Palembang memiliki berbagai etnis dan budaya di lingkungan masyarakatnya. Mulai dari etnis Tionghoa, etnis India, etnis Arab dan lain-lain.
Kali ini kita akan berbicara mengenai wisata kampung Arab yang terkenal dengan sebutan Wisata Al Munawar. Kampung ini berisi orang-orang keturunan arab dan juga dengan berbagai budayanya. Sehingga kampung ini dapat dijadikan destinasi wisata Palembang.
Cara Menuju Lokasi❤️
Mengunjungi kampung wisata Al Munawar sangatlah mudah. Kampung ini berada di daerah 13 Ulu, Seberang Ulu II, Kota Palembang. Tepat di sisi sungai Musi dan tak jauh dari Jembatan Ampera.
Cara menuju kampung ini bisa menggunakan jalur darat yaitu dengan menyebrang melewati jembatan Ampera dari sisi Ilir menuju sisi Ulu Palembang.
Terdapat banyak transportasi umum seperti bus kota dan transmusi menuju Plaju dapat digunakan hingga turun di sisi sebrang Ulu. Selanjutnya berjalan kaki sedikit menuju Pasar 7 ulu dan naik angkot Tangga Takat berwarna biru.
Berhentilah di Lorong Al-Munawar. Lorogng ini berada tepat di depan gedung Pos Pemadam Kebakaran. Atau jika tidak mau repot gonta ganti angkutan bisa menggunakan aplikasi ojek online atau taksi.
Ada cara lebih menarik untuk sampai ke Kampung Al Munawar yaitu melewati jalur air alias menyebrangi sungai Musi. Anda dapat naik perahu kecil. Perahu ini disebut “ketek” oleh masyarakat Palembang.
Berawal dari kawasan dermaga Benteng Kuto Besak, tarif ketek sendiri tidak menentu karena perlu tawar menawar. Standarnya adalah 50 ribu untuk berangkat dan kembali. Karena semakin ramai akan semakin murah pula tarifnya.
Sejarah Singkat❤️
Asal usul kampung Arab Al Munawar berkaitan dengan masa pemerintahan Belanda ratusan tahun silam. Pada tahun 1825, pemerintah Belanda melakukan pendekatan terhadap etnis Arab.
Pendekatan ini dengan menunjuk seorang pemimpin, kemudian diberi pangkat kapten. Kapten arab tersebut bernama Ahmad Al-Munawar. Kapten ini wafat pada tahun 1970.
Di kampung ini terdapat deretan rumah – rumah tua. Usia rumah bahkan hingga berusia hingga 300 tahun dan masih kokoh berdiri. Hal ini dikarenakan rumah-rumah di kampung Al Munawar terbuat dari kayu – kayu ulin dan batu marmer yang didatangkan dari dataran Eropa.
Ada sekitar 17 rumah tua di kampung ini dan 8 diantaranya masuk ke dalam Bangunan Cagar Budaya. Sehingga sangat dirawat secara rutin untuk menjaganya tetap kokoh dan bersih guna menjaga kearifan lokal.
Budaya Al Munawar❤️
Hal yang menarik di kampung ini adalah penduduk disini memiliki garis kekerabatan yang erat. Ini terjadi karena tradisi yang tidak memperbolehkan anak perempuan menikah dengan orang luar kampung. Namun untuk pria diperbolehkan menikahi perempuan luar kampung karena garis keturunan Ayah sebagai orang Arab sangat kental.
Karena merupakan kampung dengan penduduk warga Arab, maka nilai – nilai islam menjadi tiang utama. Dapat dilihat dari kegiatan sekolah, hari Jum’at adalah hari libur namun justru hari minggu sekolah tetap berlangsung.
Pada hari – hari khusus seperti Tahun Baru Islam, Ramadhan dan Maulid Nabi berlangsung kegiatan kesenian seperti gambus dalam perayaannya. Oleh sebab itu Al Munawar menjadi salah satu destinasi wisata religi terbaik di Kota Palembang.
Bangunan Tua Instagramable❤️
Setiap sudut kampung Al Munawar terdiri dari bangunan – bangunan tua dengan kondisi masih asli atau otentik. Terdapat rumah – rumah dengan desain arsitektur unik yang dapat dijadikan untuk spot berfoto.
Terdapat banyak bangku kayu dengan penataan rapi yang membalut suasana tradisional di kampung ini. Apalagi saat masuk lebih dalam menuju lorong – lorong yang sudah ditata cantik menambah kesan kota tua menjadi amat kental.
Ciri khas rumah disini yaitu rumah panggung dengan lantai bawah. Rumah ini dibangun dengan bahan kayu maupun. Adapula bangunanya sudah berbahan bata dengan beralaskan lantai berbahan marmer. Motif lantai yang unik menambah kesan tradional dan juga elegan.
Untuk menambah kesan timur tengah yang kental, kampung Al Munawar telah dipercantik dengan bangunan kubah ala Turki. Kubah ini ditempatkan di dekat dermaga menghadap sungai Musi.
Di bagian tepi sungai Musi juga ada sebuah Musholla. Lokasi tempat ibadah ini menjorok langsung ke permukaan sungai. Dengan suasana tersebut akan memberikan rasa penasaran untuk merasakan beribadah disana.
Warga Yang Ramah❤️
Apabila anda menuju lokasi dengan jalur sungai, maka anda akan disambut oleh tulisan “al munawar” dan “logo pesona Indonesia” yang terpampang menghadap sungai Musi. Dengan bangunan yang dominan berbahan kayu menambah pemandangan yang sungguh klasik.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat berkunjung ke kampung ini mengingat kita juga sebagai tamu yang juga harus mengikuti dan menghormati peraturan yang ada di kampung Arab ini. Peraturan yang harus dipatuhi yaitu sebagai berikut:
- Pakaian sopan memakai celana/ rok panjang dan baju yang tertutup.
- Tidak boleh foto berpasangan bagi yang bukan muhrim/ belum menikah
- tidak boleh duduk berduaan bagi yang bukan muhrim/ belum menikah
Saat kita berada di dalam kawasan kampung arab seakan merasakan seperti rumah sendiri karena keramahan dan senyum manis dari penduduk sekitar. Walau hanya sebentar saja kita bisa merasakan kehidupan dengan budaya Arab disini.
Kuliner Khas Al Munawar❤️
Pengunjung Al Munawar dapat menikmati hidangan makanan di acara “munggahan” sejenis tradisi makan bersama secara lesehan dengan hidangan makanan bernuansa arab.
Hidangan khas yaitu nasi minyak yang mirip dengan nasi briyani namun ada campuran kismis dengan didampingi oleh lauk pauk seperti gulai kambing, ayam serta sayuran dan buah – buahan.
Harganya pun bersahabat, dengan 20 ribu rupiah kita bisa menikmati masakan nasi minyak dan lauknya. Sensasi yang lebih seru dengan iringan musik gambus serta rumah yang menghadap langsung ke sungai Musi.
Di kampung ini terdapat kedai yang menawarkan kopi khas yang cukup ngetren. Bagi pecinta kopi sangat disarankan untuk mencoba kopi khas buatan dari kampung ini. Menikmati secangkir kopi sembari bercengkrama dan ditemani dengan suara arus sungai Musi.
Al Qur’an Bertinta Emas❤️
Hal yang mengejutkan di kampung Arab Al Munawar ini adalah adanya Al Qur’an tua dengan tulisan berbahan tinta emas yang berusia sekitar 250 tahun Al Qur’an ini sendiri tersimpan rapi di Rumah Limas. Al Qur’an ini sudah jarang digunakan mengingat umurnya yang sudah tua.
ZUHAIR AKBAR –
nice page share
Watsiq Dzul Karam (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan ahli geografi, tapi saya yakin hadiah giveaway ini akan menemukan jalannya ke alamat saya.
Adam Rafan (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan penulis naskah, tapi kalau menang giveaway, saya siap tulis ‘Terima Kasih’ sepanjang mungkin.
Fahim Hayatuna (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan superhero, tapi saya punya kekuatan khusus: kekuatan menarik hadiah giveaway ke arah saya.
Abiyan Zimraan (pemilik terverifikasi) –
Saya sudah siapkan spanduk ‘Pemenang Giveaway’, tinggal nunggu nama saya yang diumumkan saja.
Daffa Khafid Irsyad (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan astronot, tapi siap menjelajah ruang angkasa jika hadiahnya adalah giveaway ini.
Muhammad Labeeb (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan ahli ramal, tapi saya meramalkan hadiah giveaway ini akan jatuh ke tangan yang tepat: saya.
Putra Jihan Aziz (pemilik terverifikasi) –
Jika saya menang, saya janji akan… tetap update di media sosial. Prioritas kan?
Tawfiq Zainul Arif (pemilik terverifikasi) –
Saya tidak pandai merayu, tapi kalau soal menang giveaway, bolehlah dicoba.