Menguak Keunikan Kampung Kuta Ciamis, Punya Seribu Pantangan Yang Justru Menjadi Daya Tarik Wisatawan

3 reviews

Rp63.200

Category:

Deskripsi

Lokasi: Desa Karangpaningal, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis. Provinsi Jawa Barat
Map: Klik Disini
HTM:
Buka / Tutup:
No. Telepon: 08117461999

foto by instagram.com/ciamisku_/

Salah satu daya tarik para wisatawan berkunjung ke Indonesia adalah keberagaman suku dan budaya yang uniknya bisa membaur dan menimbulkan sebuah kerukunan. Padahal, menyatukan perbedaan dalam sebuah wadah itu sangat sulit.

Dari Sabang sampai dengan Merauke banyak sekali suku yang mendiaminya. Suku-suku ini mempunyai keunikan masing-masing. Tradisi dan budaya ada yang sampai saat ini masih terus dijaga walau perlahan tergerus oleh perkembangan zaman.

Salah satu dari sekian banyaknya suku tersebut berada di wilayah Jawa Barat. Mereka mendiami sebuah perkampungan. Saat ini orang mengenalnya dengan Kampung Kuta Ciamis. Kampung Adat Sunda yang masih berdiri dengan segala kebudayaan yang dipegang teguh.

Sejarah dan Asal-Usul Kampung Adat Kuta

foto by instagram.com/kkn_kampungadatkuta/

Kampung Kuta berada di 60 km dari Kota Ciamis kearah timur. Memiliki 2 RW dan 4 RT yang juga berada di perbatasan antara Jawa Tengah dengan Jawa Timur. Dikelilingi oleh tebing dan juga hutan membuat akses menuju kampung ini cukup sulit.

Nama Kampung Kuta diambil karena kawasan ini berada di daerah perbukitan . Lembah yang cukup curam. Dengan kedalaman mencapai 75 meter. Kuta diambil dari bahasa Sunda yang artinya adalah pagar tembok yang menjadi sebuah filosofi.

foto by instagram.com/kkn_kampungadatkuta/

Menurut cerita rakyat yang berkembang, ada dua versi yang saat ini dipercaya sebagai asal-usul dari Kampung ini. Hanya saja, cerita tersebut sama-sama bermuara pada masa kerajaan Galuh yang sengaja membangun kawasan ini sebagai pusat pemerintahan.

Dahulu pada zaman kerajaan Galuh. Sang Prabu menginginkan tempat ini dijadikan sebuah ibukota pemerintahan. Semua peralatan pun sudah dipersiapkan untuk membangun. Hanya saja dihentikan karena Sang Prabu yang menyadari jika lokasi tersebut kurang pas.

foto by instagram.com/setianata_/

Sang Prabu dan para pengikutnya ini pun pergi mencari tempat yang cocok untuk membangun sebuah ibu kota. Rombongan tersebut tiba di sebuah tempat yang tinggi dan melihat-lihat kawasan yang mungkin pas dibangun kerajaan.

Tempat untuk melihat Sang Prabu itu saat ini berubah menjadi sebuah kampung yang bernama Tenjolaya. Diambil dari bahasa Sunda yang berarti melihat. Beliau pun melihat sebuah pemandangan yang hijau dengan area sawah yang luas.

foto by instagram.com/setianata_/

Sang Prabu melempar kepalan lahan yang dibawanya dari Kuta. Ke sebuah daerah yang saat ini bernama Kepelan. Rombongan pun masih melanjutkan perjalanan ke lokasi yang subur di tepi sungai Cimuntur dan Sungai Citanduy.

Di tepi sungai yang sangat asri inilah Sang Prabu membangun sebuah kerajaan yang saat ini nama daerah tersebut bernama Karangkamulyan.

foto by instagram.com/kkn_kampungadatkuta/

Ada pula yang berkaitan dengan Ciung wanara. Dimana Sang Prabu memutuskan untuk bertapa di gunung Padang. Sang Prabu meninggalkan dua istri bernama Dewi Naganingrum dan juga Dewi Pangreyep.

Dewi Naganingrum yang sedang hamil pun akhirnya melahirkan anaknya. Tetapi, ditukar oleh Dewi Pangreyep. Anak tersebut ditukar dengan seekor Anjing. Kemudian, anak itu dihanyutkan ke Sungai Citanduy. Anak tersebut kemudian di asuh oleh Aki Balarantang.

foto by instagram.com/kkn_kampungadatkuta/

Ciung Wanara pun akhirnya mampu merebut kerajaan Galuh melalui Sabung Ayam yang mengalahkan Aria Kabondan. Kemudian, Lengser yang menyembunyikan Dewi Naganingrum di Kuta lantas menjemputnya. Ciung Wanara pun menjadi Raja.

Apa yang Menarik dan Keunikan Disini?

Biasanya warga kampung suku adat itu ramah-ramah. Ternyata, itu bukanlah mitos, warga kampung adat Kuta begitu ramah dan murah senyum. Mereka tidak membedakan wisatawan asing atau wisatawan lokal. Senyuman itu tetap terkembang untuk wisatawan.

foto by instagram.com/aamul_inst/

Warga kampung ini begitu memegang adat dan kebudayaan dengan teguh. Pemimpin kampung ini ada tiga, ketua adat, kuncen, dan juga sesepuh. Jadi, saat mengambil keputusan, mereka akan bermufakat terlebih dahulu termasuk pula dengan memilih ketua adat.

Ada sebuah tradisi yang membuat semua orang, baik buat warga kampung sendiri atau warga pendatang yang datang menuju kampung. Ada beberapa larangan dan pantangan yang memang harus dipenuhi. Inilah yang menjadi sebuah tradisi yang masih di pegang teguh.

foto by instagram.com/kkn_kampungadatkuta/

Beberapa pantangan yang harus dipenuhi adalah harus membuat rumah panggung. Kemudian, dinding rumah tidak boleh tembok. Kemudian, bentuknya harus persegi panjang, tidak boleh letter-U atau bentuk lain. Tempat beras wajib dengan tempat tidur.

Apabila ada warga yang ingin menambah ruangan tidak boleh ke timur atau ke utara. Hanya boleh ke Barat dan ke Selatan. Kemudian, warga tidak boleh membuat kamar mandi dan juga jamban. Untuk kebutuhan MCK, warga wajib menggunakan kamar mandi umum.

Kamar mandi ini biasanya berdekatan dengan kolam ikan milik warga. Jamban pun terbuat dari bambu. Tanpa pintu dan setengah terbuka. Untuk masalah air, berasal dari mata air yang keluar melalui pancuran sehingga air pun menjadi sejuk dan segar.

foto by instagram.com/sudutciamis/

Di sini wisatawan akan disuguhi dengan pesona masa lalu. Dengan keindahan sawah-sawah yang terhampar luas. Ada pula Tebing Rahong yang menjulang tinggi dengan gagahnya. Mengelilingi kampung Kuta yang terbentang dari timur ke barat.

Ada Tebing dodokan yang membentang dari sisi utara hingga sisi Selatan. Tebing ini sungguh sangat memukau dengan pemandangan yang elok. Beberapa Situs peninggalan atau petilasan banyak tersebar di wilayah ini dan mempunyai nilai sejarah yang tinggi.

Indonesia memiliki berbagai macam ragam budaya yang begitu mengesankan. Kampung adat Kuta adalah salah satu bukti dari keberagaman budaya Indonesia. Salah satu tempat yang wajib dikunjungi Sobat Traveler semua.

  1. Rasyiqul Abid Abdullah (pemilik terverifikasi)

    Saya sudah siapkan tempat khusus di rumah untuk hadiah ini. Jangan sampai kosong, ya!

  2. Rasya Muhammad Athaya (pemilik terverifikasi)

    Semoga beruntung itu saya, kalau bukan saya ya semoga tetap saya.

  3. Dafi Danish (pemilik terverifikasi)

    Saya bukan penulis naskah, tapi kalau menang giveaway, saya siap tulis ‘Terima Kasih’ sepanjang mungkin.

Tambahkan ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *