Deskripsi
Lokasi: Kampung Bonoran, Kelurahan Tikunna Malenong, Kecamatan Sanggalangi, Toraja Utara
HTM: Rp 10.000 per orang
Buka/Tutup: –
Nomor Telepon: –
Map: KlikDisini
Sudah banyak informasi yang beredar tentang Tana Toraja (TaTor), baik itu yang berupa berita maupun video. Banyak pula orang-orang yang berbagi gambar atau foto, serta cerita liburannya ke daerah yang kental dengan cerita-cerita mistisnya itu.
Nah, jika Anda juga tertarik untuk berlibur ke Tana Toraja, pastikan bahwa Anda tidak melewatkan Desa Kete Kesu ya. Kenapa? Karena desa ini adalah traditional village dan merupakan tempat yang pas untuk Anda ‘berkenalan’ dengan adat Toraja.
Harga Tiket Masuk Kete Kesu❤️
Untuk masuk ke Kete Kesu, Anda akan dikenai biaya sebesar Rp 10.000 per orang. Harga ini adalah harga tiket umum yang jika traveler adalah mahasiswa, traveler hanya akan dikenai biaya tiket masuk lebih murah, yakni sebesar Rp 3.000 saja per orangnya. Anda diharuskan pays tiket masuk ini saat di pintu masuk desa.
Lokasi Kete Kesu❤️
Alamat Desa Kete Kesu adalah di Kampung Bonoran, Kelurahan Tikunna Malenong, Kecamatan Sanggalangi, Tana Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Kete Kesu ini lumayan dekat dengan kawasan Rantepao, dimana jarak keduanya hanya terpaut 5 km saja.
Namun, jika traveler memulai perjalanan dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin di Makasar, Anda harus bersabar sebab dibutuhkan waktu sekitar 8 hingga 10 jam untuk tiba di lokasi.
Dari bandara ini, Anda bisa melanjutkan perjalanan dengan menggunakan bus, mengingat Kete Kesu hanya bisa Anda capai dengan transportasi darat. Ada bus yang menuju ke Rantepao, tetapi tiketnya harus Anda beli di kota. Biasanya bus dengan tujuan Rantepao ini berangkatnya pagi hari saat jam 7 dan malam hari saat jam 7 pula.
Setelah sampai di Ranteapo, traveler masih memerlukan waktu sekitar setengah jam lagi untuk tiba di Kete Kesu. Jika Anda merasa bingung, kesulitan atau khawatir tersesat, ada baiknya jika Anda menggunakan jasa travel agent saja.
Hal yang Menarik di Kete Kesu❤️
Begitu Anda memasuki lokasi, Anda akan langsung disambut oleh pemandangan yang berupa kehidupan asli dari masyarakat Tana Toraja. Salah satunya yang paling tampak adalah barisan rumah adat Tongkonan (rumah khas Toraja) serta tebing yang digunakan sebagai pemakaman dengan nama Bukit Buntu Kesu.
1. Tongkonan❤️
Tongkonan yang ada di sini usianya sudah sangat tua, sekitar 300 tahun. Tongkonan ini layaknya rumah panggung yang terbuat dari kayu dan bagian kolongnya dipakai sebagai kandang kerbau. Ciri utamanya adalah pintunya dibuka ke atas dan atapnya dilapisi oleh ijuk atau sabut.
Bentuk atap ini cukup unik karena mirip seperti perahu yang ditelungkupkan dengan buritan. Ada juga yang mengatakan bahwa atap ini seperti tanduk kerbau.
Tongkonan dibangun dengan menghadap ke utara. Hal ini sesuai dengan kepercayaan masyarakat bahwa leluhur mereka itu dahulunya berasal dari utara, dan saat ada yang meninggal arwahnya juga akan ikut berkumpul dengan arwah leluhur mereka yang ada di utara itu.
Karena arah bangunan ini pula Tongkongan juga bisa sekalian dijadikan kompas, baik oleh masyarakat sekitar maupun wisatawan yang datang.
Jika Anda mendongak agak ke atas, Anda akan menemukan patung kepala kerbau. Ada yang warnanya hitam, putih, bahkan ada juga yang belang. Arti patung tersebut adalah simbol kemakmuran yang sekaligus menunjukkan status sosial penghuninya.
Kemudian ada pula alang atau lumbung padi yang lokasinya ada di depan Tongkonan, dimana di bagian atasnya ada lambang ayam serta matahari yang menunjukkan isi di dalam lumbung.
Tambahan informasi, Tongkonan ini juga mempunyai nama. Penamaan tongkongan biasanya ditentukan oleh hasil musyawarah tetua adat dan diberikan sebelum rumah itu dibangun.
Nah, kalau traveler melihat banyak sekali tanduk kerbau yang berjajar rapi, Anda bisa mengambil kesimpulan bahwa pemilik rumah tersebut telah melakukan banyak pesta.
Jika traveler tertarik untuk belajar lebih jauh lagi, traveler bisa mendatangi museum. Letak museum ini ada di bawah Tongkonan dan dikelola secara perseorangan karena memang koleksinya juga milik leluhur satu keluarga.
2. Bukit Buntu Kesu❤️
Selain rumah Tongkonan, di Kete Kesu juga ada makam tua yang sangat erat dengan cerita mistisnya. Jika Anda datang di saat yang tepat, traveler bisa sekalian menyaksikan beberapa upacara adat yang sebenarnya rutin dilakukan sekitar bulan Juni hingga bulan Desember. Bukit ini berada tidak jauh dari lokasi rumah Tongkonan.
Bukit Buntu Kesu sendiri adalah situs pemakaman yang sangat kuno yang usianya bahkan sudah lebih dari 700 tahun.
Bentuknya sendiri seperti dilengkapi oleh goa atau lubang tempat menyimpan peti mati. Karena bukit ini adalah pemakaman, jadi wajar jika begitu Anda sampai di sini Anda akan menemukan sebaran tulang dan tengkorak manusia, terutama di kaki bukit.
Berdasarkan tradisi mereka, rakyat jelata akan dikuburkan di kaki bukit tersebut tanpa disimpan di dalam peti. Sementara bangsawan atau orang-orang yang statusnya lebih tinggi akan dikuburkan di tempat yang lebih tinggi pula.
Di tebing Bukit Buntu Kesi ini Anda juga bisa menyaksikan beberapa patung yang disebut sebagai Tau-Tau. Tau-Tau ini adalah perwujudan dari orang-orang yang sudah meninggal tersebut, dan hanya dibuat untuk orang yang status sosialnya tinggi.
Hal ini tidak terlepas dari biaya pembuatannya, dimana pihak keluarga jenazah yang bersangkutan harus menyembelih puluhan kerbau terlebih dahulu.
Beberapa diantara Tau-Tau itu bahkan dihiasi pula dengan perhiasan emas dan perak, karenanya jangan heran pula jika Anda menemukan semacam jeruji di sini. Itu adalah upaya untuk mencegah terjadinya pencurian. Jika Anda ingin mendapat penjelasan lebih lanjut tentang makam ini, silahkan Anda tanya guide yang ada di sana.
Tips Berwisata di Kete Kesu❤️
Jika Anda merencakan perjalanan ke traditional village ini, pastikan bahwa Anda membawa perbekalan yang cukup, baik itu makanan maupun minuman. Kenapa? Karena di sekitar objek wisata ini sangat minim penjual makanan dan minuman.
Begitupun dengan penginapan. traveler tidak akan menemukannya di sini. traveler bisa menginap di daerah Rantepao. Meski terkesan minim fasilitas, tetapi Anda masih bisa menemukan beberapa kios yang menjual aneka kerajinan khas daerah Toraja.
Perlu diingat bahwa selama Anda berada di daerah yang dulunya terdiri atas beberapa kerajaan ini, Anda harus menjaga sikap.
Selalu awasi diri traveler sendiri agar tidak melakukan hal-hal nekad, karena jika traveler melakukannya, Anda akan berurusan dengan polisi dan memperoleh peringatan dari tokoh masyarakat setempat. Ada hukum adat pula yang menanti Anda.
Hukuman ini bervariasi tergantung pada pelanggarannya, yang dimulai dari pelayanan adat, persembahan hewan sembelih hingga penahanan.
Mengenai waktu berkunjung, sebenarnya traveler bisa datang ke sini kapanpun traveler mau. Hanya saja, jika Anda ingin sekalian melihat upacara adat yang mereka lakukan, datanglah saat bulan Juni hingga bulan Desember saja.
Untuk keterangan yang lain-lain atau ingin sekedar ingin tahu description about Tana Toraja atau Kete Kesu khususnya, Anda bisa mencoba menelusurinya di Wiki.
Fazil Latif Saad (pemilik terverifikasi) –
Saya tidak pandai merayu, tapi kalau soal menang giveaway, bolehlah dicoba.
Hashim Zafran (pemilik terverifikasi) –
Mimpi saya sederhana, hanya ingin menang giveaway ini. Mimpi yang lain? Nanti dulu, fokus satu-satu.
Shawqi Rahman (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan pesenam, tapi kalau menang giveaway, saya siap lakukan backflip kebahagiaan!