Mau Lebaran Tapi Gak Punya Uang? Jangan Lakukan 3 Hal Ini

3 reviews

Rp59.200

Category:

Deskripsi

Apa yang paling dibutuhkan saat lebaran tiba? Kebanyakan orang akan menjawab duit. Bagaimana tidak, semua kebutuhan lebaran harus dibeli dengan uang, sementara anda tak memiliki uang.

Betapa sengsaranya menghadapi kenyataan kalau lebaran kali ini anda benar-benar bokek. Padahal lebaran hanya terjadi setahun sekali dan menjadi momen paling membahagiakan.

Setelah sebulan penuh berpuasa, lebaran sangat ditunggu-tunggu sebagai bentuk kemenangan melawan haus, lapar dan hawa nafsu.

Sayang beribu sayang, uang tak ada tentu tak ada pula tradisi lebaran yang bisa dijalankan. Lalu, apa saja tradisi yang luput dari diri anda saat tak punya uang? 3 tradisi ini takkan anda lakukan selama tak memegang uang, yaitu:

1. Pulang kampung❤️

Mudik, istilah inilah yang digunakan oleh masyarakat kita untuk mengungkapkan makna pulang kampung.

Kembali ke kampung halaman selama beberapa saat setelah merantau menjadi momen paling ditunggu-tunggu. Tapi kali ini anda tak bisa mudik, karena keterbatasan uang yang dimiliki.

Boro-boro uang untuk mudik, uang untuk makan selama beberapa hari saja mungkin anda tak ada. Jadi, kuburkan dulu niat anda untuk balik ke kampung halaman dan bertemu sanak saudara.

Pulang kampung dengan perbekalan seadanya sama saja dengan memaksakan diri. Apalagi melakukan mudik dengan mengendarai sepeda motor, sebaiknya jangan lakukan.

Pasalnya menempuh perjalanan selama berjam-jam diatas sepeda motor sangat riskan dengan kecelakaan.

Belum lagi fisik yang terforsir untuk menghadapi rintangan di jalanan. Kalau tidak kuat, anda bukannya mudik, malah mengantarkan tubuh ke rumah sakit terdekat.

Untuk anda yang sudah terbiasa mudik dengan motor, berpikirlah ulang. Di zaman sekarang, sudah banyak moda transportasi yang menyediakan layanan mudik.

Manfaatkan transportasi tersebut dengan sebaik-baiknya. Bila perlu, pesan tiket perjalanan anda dari jauh-jauh hari untuk mendapatkan harga lebih murah.

2. Pakaian baru❤️

Entah tradisi darimana, tiba-tiba saja lebaran identik dengan baju baru. Mungkin tak menjadi masalah kalau anda dapat THR dari kantor, tapi bagaimana dengan mereka yang tak mendapatkannya.

Bisa jadi masalah lagi kalau seluruh keluarga minta dibelikan pakaian baru untuk lebaran. Mau beli pakai apa? Pastinya pakai uang, tapi darimana anda mendapatkan uang banyak untuk membelikan pakaian semua anggota keluarga?

Meskipun pusat perbelanjaan dan mall memberikan diskon besar-besaran, harganya tetap saja mahal untuk mereka yang tak memiliki uang.

Belum lagi harga-harga tersebut sudah dinaikkan berkali-kali lipat dari harga biasanya. Bisa anda bayangkan berapa banyak uang anda yang terkuras di mall saja? Apalagi setiap tahunnya ada saja trend fashion baru yang populer.

Baju ala artis A, artis B, atau malah artis C menjadi panutan masyarakat untuk model lebaran kali ini. Tak mengikuti trend fashion, anda bisa dicap dengan kata-kata ketinggal zaman atau old fashion.

3. Angpao atau THR❤️

Tradisi lainnya yang tak bisa anda lakukan saat tak punya uang adalah memberikan THR. Jangankan memberikan THR, anda tidak mudik di tahun ini bukan? Masyarakat kita sudah terbiasa dengan tradisi lebaran yang satu ini, mulai dari anak-anak sampai orang tua.

Semuanya meminta jatah THR dari keluarga yang telah bekerja. Benar sih kalau berbagi akan menambah rezeki, tapi uang mana yang akan dibagikan untuk jatah THR sanak saudara?

Di Indonesia sendiri, seringkali orang-orang menganggap mereka yang tak memberikan THR sebagai orang yang pelit.

Padahal mereka tidak tahu bagaimana perjuangan anda bisa sampai ke kampung halaman. Bisa jadi anda mudik dengan uang yang terbatas dan mempertaruhkan nyawa di jalanan.

Jadi, sudah seberapa siap anda mendapat cibiran dari orang sekitar karena absen memberikan THR? Jika belum siap, pikir-pikir ulang rencana anda mudik atau pulang ke kampung halaman.

Tak ada yang tahu pasti sejak kapan tradisi-tradisi lebaran di atas mulai dilakukan. Bahkan tidak ada yang tahu siapa yang pertama kali mencetuskan ide tersebut. Satu yang pasti, semua tradisi di atas sudah dilakukan secara turun-temurun dan selama bertahun-tahun.

Bisa dibilang kebiasaan tersebut telah mengakar dan sulit dilepaskan dari kehidupan masyarakat. Mengingat momen lebaran menjadi momen tahunan yang tak terjadi setiap hari. Terlebih lebaran identik dengan kebahagiaan yang berlimpah ruah serta euforia masyarakat.

Anda tentu setuju kalau lebaran bukan sekedar kemenangan bagi umat muslim, tetapi berbagi. Sayangnya banyak orang yang salah kaprah dengan makna berbagi disini.

Kebanyakan orang beranggapan berbagi disini adalah berbagi uang, padahal tak demikian. Berbagi dapat dilakukan dalam bentuk apapun, termasuk berbagi cerita, inspirasi, atau waktu dengan orang-orang tercinta.

Sangat sulit mengubah persepsi orang-orang tentang tradisi lebaran yang sudah mendarah daging. Jadi, mulailah menerimanya dan berbesar hati kalau lebaran kali ini anda tak bisa melakukan tradisi tersebut.

foto by kumparan.com

  1. Gaishan Raffasya Hafis (pemilik terverifikasi)

    Saya sudah latihan senyum pemenang. Sekarang tinggal giveaway ini yang harus latihan memberi hadiah pada saya.

  2. Dzulqarnain Hanif Asif (pemilik terverifikasi)

    Saya bukan penulis naskah, tapi kalau menang giveaway, saya siap tulis ‘Terima Kasih’ sepanjang mungkin.

  3. Dadvar Nasir (pemilik terverifikasi)

    Saya tidak pandai merayu, tapi kalau soal menang giveaway, bolehlah dicoba.

Tambahkan ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *