Deskripsi
Nusa Tenggara Timur(NTT) adalah salah satu daerah di Indonesia yang kaya akan suku, budaya serta adat. Tak hanya itu, bahkan wilayah ini juga terkenal sebagai surganya -tempat wisata menarik.
Disamping menyuguhkan segudang tempat wisata menarik, daerah tetangga NTB ini juga ternyata mempunyai bermacam-macam kuliner khas tak kalah enak dari daerah lain dan sangat patut dicoba.
Nah, pada artikel kali ini, JejakPiknik telah merangkum kumpulan daftar tentang makanan khas dari provinsi NTT yang paling enak dan sangat menggugah selera.
Apa saja nama makanan yang menjadi ciri khas dari daerah NTT? Berikut ulasannya lengkap beserta dengan resepnya, penjelasannya, keunikannya hingga sejarah serta cara membuatnya.
1.Kolo❤️
Makanan khas NTT pertama yang wajib dicoba adalah kolo. Nama kuliner ini berasal dari bahasa daerah Manggarai, Flores Barat dimana artinya nasi bakar.
Jika kita lihat dari gambar ataupun foto, kuliner ini mirip dengan lemang atau lontong khas Pulau Jawa karena berasnya sama-sama dimasak menggunakan ruas bambu lalu dibakar di atas bara api.
Menurut keterangannya masyarakat NTT, kolo ini biasanya disajikan pada acara syukuran panen atau saat pesta adat. Dan pada umumnya disajikan bersama daging ayam santan.
Nah, karena hanya disajikan untuk acara syukuran ataupun pesta adat membuat keberadaan kuliner ini jadi cukup langka dan tidak akan ditemukan di warung manapun di NTT.
2.Jagung Bose❤️
Kuliner khas NTT kedua ada jagung bose, salah satu jenis makanan pokok pengganti nasi yang mudah ditemukan di rumah-rumah penduduk.
Menurut keterangannya, nama kuliner ini diambil dari bahasa NTT yang mana bose artinya adalah dilunakkan, sehingga bila dipadukan berarti jagung yang sudah dilunakkan.
Untuk membuat penganan serealia ini bisa dikatakan sangat mudah dimana jagung putih dimasak bersama kacang merah lalu direbus dengan santan kental sampai menjadi bubur.
Karena termasuk makanan pokok orang NTT, untuk menemukan jagung bosa tidaklah sulit, Sahabat JejakPiknik bisa mencicipinya di rumah warga di sana.
3.Jagung Catemak ❤️
Karena jagung digunakan sebagai pengganti nasi, maka tak heran jika banyak makanan khas Nusa Tenggara Timur dibuat dari bahan tersebut, seperti contoh jagung catemak ini.
Bila bose kerap disajikan makanan pembuka, jagung catemak khas Soe tersebut justru lebih sering dihidangkan sebagai menu penutup oleh masyarakat Kupang.
Dari penjelasan resep, bahan utama yang digunakan kuliner ini adalah jagung, labu lilin serta kacang hijau dan tidak lupa bumbu perasa.
Bila dilihat sepintas mungkin banyak orang berpikir kalau kuliner tersebut bercitarasa manis, padahal sebenarnya rasanya gurih asin.
Sajian satu ini bisa Sahabat JejakPiknik temukan di warung-warung makan di sekitar provinsi NTT dan soal harganya, masih sangat bersahabat.
4.Se’i❤️
Nah, kuliner berikutnya ini berasal dari pulau Rote. Penganan tersebut bahan dasarnya terbuat dari daging sapi, babi atau ikan.
Masakan tradisional berbahan hewani satu ini sangat mudah dibuat dimana daging diiris tipis secara memanjang lalu ditaburi garam kemudian digantung dan dikeringkan beberapa jam setelah itu diolah dengan cara diasap.
Dan satu tempat terbaik untuk menikmati se’i tersebut adalah Rumah Makan Om Ba’i di desa Baun, Kabupaten Kupang. Mengenai harganya biasanya di banderol sekitar Rp.140.000-Rp.200.000.
5.Jawada❤️
Yang berikutnya ada jawada, salah satu makanan tradisional berasal dari Pulau Flores dan juga Alor. Kuliner ini bentuknya sangat unik mirip seperti bihun goreng kering atau rambut keriting.
Jawada sendiri terbuat dari tepung beras yang digoreng bersama gula merah atau aren, santan serta air nira. Makanan ringan satu ini juga sering disebut dengan kue rambut.
Jawada bisa Sahabat JejakPiknik temukan di Kios Ibu Soekiran di Jln.Moch.Hatta No.16, kabupaten Kupang. Untuk harganya, pusat oleh-oleh ini menawarkan harga murah hanya Rp.1.000/bijinya.
6.Aka Bilan❤️
Nah, bila Sahabat JejakPiknik kebetulan berkunjung ke kabupaten Belu, tak ada salahnya mencicipi aka bilan yaitu salah satu jenis penganan yang terbuat dari campuran sagu, kelapa parut, kacang hijau serta sedikit garam.
Penganan ini sangat pas dinikmati selagi panas dengan ditemani minuman hangat seperti kopi atau bisa juga dikombinasikan bersama sayur kuah asam.
Nah, buat yang ingin mencicipinya, Pojok Mak Ona di Pasar Senggol, Alun-alun Atambua adalah spot paling pas untuk dituju. Gerai makanan tradisional ini menyajikan aka bilan bercitarasa enak dan murah hanya sekitar 5 ribuan saja.
7.Uwi Ndota❤️
Berikutnya ada uwi ndota, salah satu jenis penganan tradisional sekaligus makanan pokok penduduk Ende berbahan dasar ubi yang dicincang sampai halus menggunakan golok kecil lalu dimasak dengan cara direbus.
Nah, berhubung uwi ndota termasuk makanan pokok, jadi untuk menemukannya tidaklah sulit, kita bisa mencicipinya di rumah-rumah warga di kabupaten Ende.
8.Rumpu Rampe❤️
Selanjutnya ada rumpu rampe, salah satu masakan tradisiona khas Maumere yang terbuat dari daun dan bunga pepaya. Tumisan ini biasanya disajikan di rumah-rumah warga sebagai menu pendamping favorit.
Citarasa sayur pepaya ini tidak pahit karena telah dinetralkan dengan garam. Dan untuk menemukan tumisan tersebut tidaklah sulit, karena hampir semua rumah makan di Flores menjualnya.
9.Ka’pu Pantunnu❤️
Ka’pu pantunnu ini adalah tumisan jantung pisang yang menjadi favorit masyarakat Sumba. Sepintas, kuliner ini karakteristiknya tidak jauh beda dengan rumpu rampe.
Untuk membuatnya tidak begitu sulit dimana jantung pisang dibakar terlebih dahulu kemudian di potong kecil-kecil lalu dicampur parutan kelapa. Tak hanya gurih, aromanya juga wangi apalagi jika ditambah daun kemangi.
Sayangnya, tumisan ini tidak dijual di rumah makan manapun di NTT dan hanya disajikan saat acara tradisional ataupun berbagai festival-festival.
10.Wollapa❤️
Sajian kuliner terakhir ini adalah salah satu jenis penganan tradisional suku Sabu Raijua. Makanan tersebut terbuat dari beras yang ditumbuk halus kemudian dicampur gula merah lalu dibentuk dan dibungkus menggunakan kulit jagung kering.
Kudapat wollapa sendiri sangat mudah ditemukan di pasar tradisional Sabu Raijua dan soal harganya biasanya dibanderol sekitar Rp.1.000/buah. Murah kan?
Ghalib Saad Wasiq (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan penulis naskah, tapi kalau menang giveaway, saya siap tulis ‘Terima Kasih’ sepanjang mungkin.
Afnan Syabil (pemilik terverifikasi) –
Saya sudah siapkan spanduk ‘Pemenang Giveaway’, tinggal nunggu nama saya yang diumumkan saja.
Ismail Karim Saad (pemilik terverifikasi) –
Komentar ini mungkin tidak lucu, tapi kalau saya yang menang, pasti semua tertawa.