Letak Masjid Jami Pontianak Kalimantan Barat

4 reviews

Rp59.600

Category:

Deskripsi

Masjid Jami Pontianak❤️

Lokasi: Dalam Bugis, Kec. Pontianak Timur, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78243
Map: Klik Disini
HTM: Gratis
Buka Tutup: 24 Jam

foto by borneogravpic.deviantart.com

Letak Alamat❤️

Masjid jami’ Pontianak terletak di Dalam Bugis, Kec. Pontianak Timur, Kota Pontianak, Propinsi Kalimantan Barat. Tepatnya masih berada di area kampung Beting, dan ditengah-tengah pemukiman padat penduduk.

Didekat area masjid juga terdapat pasar ikan yang menghadap ke Sungai kapuas. Masjid ini bisa dijangkau dengan menaiki sampan atau perahu dari pelabuhna Seng Hie namun bisa juga dengan memakai kendaraan darat melewati jembatan Kapuas.

Sejarah❤️

foto by instagram.com/mia_traveling/

Masjid jami’ Pontianak ini memiliki nama yaitu Masjid Sultan Abdurrrohman dan menjadi saksi bisu perkembangan kota Pontianak.

Terletak di kawasan kraton Khadriyah. Masjid ini menjadi banguna masjid tertua yang ada ibu kota Kalimantan Barat

Menurut sejarah pada tanggal 23 Oktober 1771 Masehi atau tanggal 24 Rajab 1181 Hijriah, ada sebuah rombongan yang dipimpin oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie.

Membuka sebuah hutan yang ada di persimpangan tiga Sungai Landak dengan tujuan membangun perkampungan untuk tinggal dan sebuah surau.

foto by instagram.com/pontianakinformasi/

Perkampungan tersebut kemudian diberi nama Pontianak yang bila diartikan dalam bahasa melayu berarti Hantu Kuntilanak.

Konon katanya asal muasal pemberian nama kota tersebut karena warga pemukiman yang baru dibangun itu dulunya sering diganggu oleh kuntilanak.

Pada hari senin tepatnya tanggal 8 Sya’ban 1192 Hijriyah, Syarif Abdurrahman Alkadrie dipercaya oleh penduduk untuk dinobatkan menjadi sultan Pontianak Pertama yang kemudian terkenal dengan sebutan kesultanan Alkadriyah.

foto by instagram.com/shinsyir/

Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie ini memerintah kesultanan Alkadriyah sejak tahun 1771 hingga 1808 Masehi.

Keberadaan pemerintahan di bawah kepemimpinan Syarif Abdurrahman Alkadrie berkembang sangat pesat dan menjadi kota Perdagangan dan pelabuhan.

Suaru sederhana yang dibangun sejak penduduk mendiami tempat tersebut semakin lama menjadi sebuah masjid dan menjadi pusat kegiatan keagamaan pada waktu itu, serta menjadi tanda berdirinya pemerintahan kesultanan Alkhadriyah.

Surau ini mulai dibangun oleh sultn Syarif Abdurrohman yang kemudian dilanjutkan oleh adiknya yang bernama Sultan Kasim.

foto by instagram.com/hafidhyusril/

Pembangunan surau yang dilanjutkan oleh Sultan Kasim ini dikarenakan Sultan Syarif Abdurrahman sudah menemui ajalnya ketika pembangunan surau belum selesai.

Namun kemudian dilanjutkan lagi oleh Syarif Usman yang merupakan anak dari Sultan Syarif Abdurrahman ketika beliau memasuki usia dewasa.

Sebagai wujud penghormatan akan jasa-jasa yang ayahnya yaitu Sultan Syarif Abdurrahman makan Sultan Syarif Usman memberi nama Masjid tersebut sesuai dengan nama ayahnya.

Sejak pembangunanya masjid tersbut menjadi pusat kegiatan agama dan ibadah derta menjadi penyebaran ajaran agama islam di daerah tersebut.

Profil Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie❤️

foto by instagram.com/masjidinfo/

Sarif Abdurrahman Alkadri sebelum menjadi Sultan Alkadrie merupakan anak dari keturunan arab yaitu anak dari Habib Husein yang merupakan penyebar agama islam dari Semarang.

Kemudian pada tahun 1733 Masehi Habib Husein datang ke Kerajaan Matan dan menempati kedudukan di kerajaan tersebut.

Berada di Kerajaan Matan Habib Husein kemudian menikahi puteri dari Raja Matan Sultan Kamaludin yang bernama Nyai Tua. Setelah itu Habib diangkat mejadi Mufti Kerajaan dan dari pernikahan tersebut lahirlah Sarief Abdurrahman Alkadrie.

Waktu berjalan, Al Habib meninggalkan Kerajaan Matan karena menghadapi perselisihan dengan Raja Matan dan pindah ke Kerajaan Mempawah hingga meninggal dunia.

foto by indonesiakaya.com

Setelah adanya kabar bahwa Al Habib meninggal dunia kedudukan posisinya di Kerajaan Mempawah digantikan oleh anaknya yaitu Sarif Abdurrahman Alkadrie.

Namun tidak berlangsung lama, Sarif Abdurrahman Alkadrie memutuskan untuk pergi dari Mempawah guna menyebarkan Ajaran Agama Islam.

Sarief Abdurrahman Alkadrie ini melakukan perjalanan dari Mempawah dengan menyusuri sungai Kapuas.

Ditemani oleh rombonganya yang menumpangi 14 perahu yanng kemudian berhenti di persimpangan Sungai Kapuas dan Menetap disana.

Arsitektur Pembangunan❤️

foto by simas.kemenag.go.id

Masjid jami’ Pontianak ini bangunan awalnya adalah beratapkan rumbia dengan bagian konstruksinya berbahan dasar kayu.

Berbentuk segi empat dengan ukuran 33,27 x 27,74 meter dan sekelilingnya dibangun selasar melingkar yang dibatasi dengan pagar.

Bangunan awalnya berbentuk seperti rumah masyarakat setempat pada waktu itu yaitu berbentuk rumah panggung, tiang masjid juga terbuat dari kayu namun untuk menghindari pelapukan serkarang sudah di cor.

Warna yang mendominasi bangunan masjid yaitu warna warna kuning dan juga hijau, kuning untuk warna dinding dan hijau untuk warna plafon.

foto by instagram.com/amazingpontianak/

Filosofinya warna kuning melambangkan keagungan sedangkan warna hijau mengambarkan warna kenabian.

Bentuk atap masjid dibuat bertumpuk 4 dengan di batasi lembaran-lembaran kayu bullian, atap di itnggak pertama dan kedua dberi lobang-lobang ventilasi untuk masuk keluarnya cahaya dan udara.

Terdapat teras yang berbentuk gardu di setiap sudut atap kedua, menurut warga setempat dulunya tempa itu digunakan sebagai tempat mengumandangkan adzan.

Namun presepsi lain berpendapat bahwa itu melambangkan jumlah sahabat nabi yang berjumlah 4.

Bangunan masjid ini di lengkapi dengan 3 pintu utama dengan ketinggian hampir 3 meter.

foto by netizen.media

Peletakan pintu tersebut berada di depan dan disebelah samping. Selain pintu tersebut masih ada pintu-pintu kecil yang berjumlah kurang lebih 20 pintu yang ukuraya lebih kecil yaitu sekitan 2 meter.

Didalam masjid terdapat sokoguru (pilar atau tiang) yang berjumlah 6 berbentuk lingkaran dengan ukuran yang sangat besar.

Gunanya unutk menopang seluruh atap masjid. Filososfinya kenapa berjumlah 6 yaitu melambangkan rukun islam yang berjumlah 6.

Selain itu, ada juga tiang yang berbentuk segi empat yang juga berukuran sangat besar.

Mihrab masjid berbentuk mirip seperti mihrab masjid tanah Grogot, dan terdapat sebuah mimbar warna kuning mengkilap dengan ukiran-ukiran indah berwarna emas.

  1. kesultanankadriah.blogspot.com

    Maaf, data nya banyak yang kurang pas. Lokasi tempat, nama wilayah , dsb

  2. Qaid Arkana (pemilik terverifikasi)

    Saya bukan petani, tapi saya siap menanam keberuntungan untuk memanen hadiah giveaway ini.

  3. Eshan Qayyim (pemilik terverifikasi)

    Semoga beruntung itu saya, kalau bukan saya ya semoga tetap saya.

  4. Muammar Tamimun Indarabbih (pemilik terverifikasi)

    Saya bukan petani, tapi saya siap menanam keberuntungan untuk memanen hadiah giveaway ini.

Tambahkan ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *