Deskripsi
Lokasi: Jl. Jenderal Sudirman, Proklamasi, Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara 21144
Map: Klik Disini
HTM: Gratis
Buka Tutup: 09.00-17.00
Telepon: –
Sebuah tempat yang menyimpan benda-benda peninggalan sejarah atau semua hal terkait untuk mempertahankan dan mengembangkan sebuah ilmu pengetahuan dinamakan museum.
Indonesia sebagai negara yang penuh sejarah dan sarat kebudayaan serta keaneka ragaman hayati yang berbagai macam, sudah pasti memiliki museum dari ujung barat hingga ujung timur.
Tema museumnya juga berbagai macam, sesuai dengan koleksi yang dimiliki dan juga memiliki keunikan masing-masing.
Ada juga sebuah museum yang ‘menceritakan’ sebuah kota yang menjadi tempat tinggalnya. Memiliki ragam koleksi yang berhubungan dengan sejarah kotanya.
Misalnya saja, Museum Simalungun yang berada di daerah Pematang Siantar, Sumatera Utara. Alasannya adalah isi dari museum ini beragam koleksi bersejarah tentang kota Pematang Siantar dan juga komunitas Batak Simalungun.
Untuk para pengunjung yang benar-benar cinta dengan sejarah, dapat menjadikan museum Simalungun sebagai tujuan wisata di Sumatera Utara yang harus dikunjungi.
Anda bahkan dapat menyusun sebuah makalah sejarah setelah berkunjung ke museum ini. Alamat lengkap dari museum bersejarah tersebut adalah Jalan Jenderal Sudirman, Proklamasi, Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara.
Letaknya di pusat kota, jadi bisa diakses dari mana pun. Museum ini dibangun dengan bentuk rumah adat Simalungun.
Dibangun oleh Para Raja Simalungun pada tanggal 10 April 1939, dengan tujuan untuk menyimpan dan melestarikan peninggalan benda-benda bersejarah, sekaligus sebagai cagar budaya yang tak lekang oleh waktu.
Macam-macam koleksi yang ada di museum Simalungun ini, dari berbagai macam bidang. Di antaranya adalah koleksi arkeologi, macam-macam mata uang, gabah dan keramik, kerajinan tangan lainnya.
Bahkan hingga naskah kuno yang berisi hasil observasi alam seperti ilmu astrologi dan ilmu ramuan obat tradisional. Total koleksi yang terdapat di museum ini adalah 860 buah.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, para pengunjung akan puas setelah melihat semua koleksi dan membaca keterangan sejarah atau penjelasan singkat di baliknya.
Memberikan Anda pengetahuan serta gambaran rinci mengenai kota Pematang Siantar dan kehidupan warga Batak Simalungun kala itu.
Asal Usul Berdirinya
❤️
Awal mula didirikannya sebuah museum untuk menjaga hasil budaya dari bangsa Simalungun tak lepas dari sebuah peran seorang warga Belanda, Dr. A.N.J.Th.Van Der Hoop.
Beliau kala itu menulis disertasi yang berjudul Megalitich Remains in South Sumatera, yaitu mengenai kehidupan megalitik di Sumatera Selatan.
Dari sini kemudian diputuskan untuk melakukan Harungguan Bolon atau rapat akbar yang diadakan oleh Raja Marpitu, diusulkan kontelir Simalungun yaitu G.L.Tichelman yang sedang melakukan riset tentang warisan megalitik di Simalungun.
Kesepakatan yang diperoleh dari rapat tersebut adalah, menunjuk seseorang yang dapat melakukan survey atau pengkajian di setiap daerah dengan peninggalan warisan megalitik.
Contoh-contoh warisan megalitik saat itu adalah patung batu Silapalapa dari daerah Partuanon Hutabayu Marubun. Patung ini benar-benar berharga dan sangat bernilai sejarah yang tinggi.
Sayangnya warisan megalitik tersebut tidak berada di Indonesia, melainkan sudah berada di Museum Rijks Amsterdam, Belanda. Dibawa oleh Voorhoeve tahun 1938, atas seizin Tuan Hutabayu Marubun Radja Ihoet Sinaga.
Selanjutnya, supaya benda-benda bersejarah khas megalitik tidak berada di negeri lain kembali, didirikanlah Museum Simalungun yang diusulkan oleh Raja Marpitu pada tanggal 10 April 1939.
Biaya yang dihabiskan saat itu untuk membangun sebuah museum adalah 1650 gulden. Peresmian museum dilakukan pada tanggal 30 April 1940.
Sejak saat itu, Raja Marpitu yaitu 7 raja-raja Simalungun memberikan berbagai macam warisan megalitik yang dimiliki untuk mengisi koleksi museum.
Pustaha Lak-lak, perhiasan emas dan perak, koin kuno, peralatan makan, peralatan tenun, patung-patung zaman megalitik, mengisi setiap ruangan dalam museum yang akan menceritakan sejarah tentang kehidupan megalitik di Pematang Siantar.
Seperti yang telah dijelaskan, museum Simalungun adalah bagian dalam sejarah bangsa Simalungun, karena koleksinya merupakan sumbangan langsung dari para raja.
Oleh karena itu pula museum yang pertama kali berdiri di Sumatera Utara ini, juga satu-satunya yang berdiri langsung dari sumbangan para raja Simalungun, bukan dari ataupun milik pemerintah.
Sejak dibangun, museum ini mengalami pemugaran sebanyak dua kali. Pertama tahun 1968 pada masa pemerintahan bupati Radjamin Purba.
Museum direnovasi dengan tetap mempertahankan keadaan aslinya yang terbuat dari kayu. Jadi masih terlihat rusak dan tidak terawat.
Renovasi yang kedua dilakukan tahun 1982, yakni pada masa pemerintahan bupati Letkol (purn) JP. Silitonga.
Bangunan museum diruntuhkan dan dibangun kembali dengan meniru bentuk sebelumnya. Dibangun dengan menggunakan semen, sehingga diharapkan tetap awet dan tidak mengalami kerusakan.
Luas bangunan dari museum tersebut adalah 8×12 meter fdan berdiri di atas lahan seluas 1500 meter persegi.
Dalam bangunan yang menyimpan sejarah bangsa Simalungun ini, mungkin tidak akan ditemukan gambar atau foto di masa dahulu. Namun, pengunjung dapat melihatnya pada semua benda bersejarah yang disimpan tersebut. Benda-benda bersejarah dari masa ke masa.
Saat datang ke lokasi, pengunjung akan melihat patung catur Raja Nagur dengan ukuran setinggi manusia dewasa, patung orang yang menunggangi gajah, dan patung ibu yang sedang memangku dua orang anak.
Patung-petung tersebut didatangkan langsung dari tanah Jawa dan merupakan warisan megalitik.
Masuk ke dalam museum, pengunjung akan menjumpai beragam benda warisan zaman megalitik.
Macam peralatan rumah tangga, baluhat yaitu tempat menyimpan air yang terbuat dari bambu, kemudian ada tempat lauk yang terbuat dari kayu dinamakan patiman, pinggan pasu yang merupakan alat makan piring nasi untuk raja.
Ada abal-abal juga sebagai tempat menyimpan garam dan parborasan untuk menyimpan beras.
Di sini terdapat juga perlengkapan untuk memancing atau menagkap ikan yang digunakan oleh bangsa Simalungun dahulu kala.
Di antaranya adalah tempat menyimpan ikan yang disebut dengan taduhan, hirang lurang sebagai jaring penampung ikan, kail atau hail, dan bubu yang merupakan penangkap ikan terbuat dari bambu.
Sedangkan untuk peralatan pertanian ada hudali atau cangkul yang digunakan zaman dahulu, alat membajak tanah yang dinamakan tajak.
Ada juga cangkul dari batang enau yaitu assuan, alat untuk memintal tali disebut wewean. Parlobong yang digunakan untuk membuat lubang menanam bibit padi yang terbuat dari kayu.
Selanjutnya, alat untuk menyadap nira yang disebut juga dengan Agadi dan losung untuk menumbuk padi.
Untuk macam-macam perhiasan khas Simalungun sendiri, ada suhul gading atau keris bangsa Simalungun, bulang sebagai tudung kepala wanita.
Ada juga Doramani yaitu perhiasan topi pria yang menandakan sebuah kedudukan, selendang wanita yang dinamakan dengan suri-suri, gondit atau ikat pinggang pria dan penutup kepala laki-laki disebut juga dengan gotong.
Alat-alat kesenian peninggalan bangsa Simalungun di sini terdapat gondrang, mong-mong, sordam, sarunai, arbab, husapi, ogung, dan lain sebagainya masih banyak lagi.
Itulah beberapa perbendaan peninggalan megalitik dari bangsa Simalungun. Saat ini, kondisi fisik maupun koleksi yang berada di dalamnya sangat memprihatinkan.
Kurangnya perawatan yang sesuai dan tidak adanya promosi pariwisata supaya banyak pengunjung yang datang ke sini. Bahkan beberapa koleksi museum banyak yang hilang.
Kiranya ada kepedulian dari pemerintah setempat maupun daerah untuk lebih menjaga, melestarikan warisan sejarah Simalungun dan mempromosikannya dengan lebih baik.
LINA Z –
Menambah pengetahuan kita. Adakah buku nya?
Subhan –
Kenapa di museum siantar. Banyak patung gajah sedangkan di sekitarnya itu tidak ada gajah ??
Flore erbinna malau –
Berapa umur ketua museum simalungun?
Siapa sekretaris museum simalungun dan berapa umur beliua dan dimna beliau tinggal?
Irsyad Akmali Fikri (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan penulis naskah, tapi kalau menang giveaway, saya siap tulis ‘Terima Kasih’ sepanjang mungkin.
Faiz Ilm (pemilik terverifikasi) –
Kata bijak mengatakan, ‘Kesempatan datang tak terduga.’ Saya siap terkejut jika menang giveaway ini!
Daud Zaki Amir (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan arsitek, tapi saya sudah desain tempat khusus di hati untuk hadiah giveaway ini.
Sayyar Muzaffar (pemilik terverifikasi) –
Jika menang giveaway ini, janji saya akan… tetap rendah hati dan tidak sombong (di depan kamera).
Fattan Jazmi Khalid (pemilik terverifikasi) –
Dari pada pusing mikirin mantan, mending pusingin cara bawa pulang hadiah giveaway ini.
Majid Sa’dan Samih (pemilik terverifikasi) –
Saya sih simple, nggak minta jadi pemenang utama, cukup jadi pemenang cadangan yang dapat hadiah juga.
Osman Aarif (pemilik terverifikasi) –
Jika saya menang, saya janji akan… tetap update di media sosial. Prioritas kan?
Shabir Ahmad Shadiq (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan pesenam, tapi kalau menang giveaway, saya siap lakukan backflip kebahagiaan!
Zafar Kamran (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan ahli matematika, tapi saya tahu peluang menang giveaway ini meningkat dengan komentar ini.
Ihsan Mifzal (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan superhero, tapi saya punya kekuatan khusus: kekuatan menarik hadiah giveaway ke arah saya.
Chumaidi Dzafri Farraz (pemilik terverifikasi) –
Jika menang giveaway ini, saya akan rayakan dengan… tidur lebih awal. Kesehatan itu penting!
Syamsan Athariz (pemilik terverifikasi) –
Mimpi saya sederhana, hanya ingin menang giveaway ini. Mimpi yang lain? Nanti dulu, fokus satu-satu.
Najib Aushaf Rahman (pemilik terverifikasi) –
Saya tidak minta banyak, hanya minta satu: hadiah giveaway ini. Itu saja, kok.