Deskripsi
Lokasi: Kampung Cinangka, Desa Sindang Panon, Kecamatan Bojong, Purwakarta, Jawa Barat
Map: Klik Disini
HTM: Rp.5.000
Buka Tutup: 08.00 – 17.00 WIB
Suguhan Memukau❤️
Saat berbicara tentang kawasan perbukitan dengan suguhan pemandangan alam yang memukau di Jawa Barat, selama ini yang menjadi pusat perhatian hanya Majalengka dengan Terasiring Panyaweuyan dan Bandung dengan Puncak Bintang di Cimeyan serta Tebing Keraton di Dago.
Namun sejak tahun 2016 yang lalu, Purwakarta pun juga memiliki tempat wisata sejenis dengan pesona alam yang tidak kalah dari Terasiring Panyaweuyan, Puncak Bintang maupun Tebing Keraton. Tempat wisata tersebut bernama Panenjoan.
Memanfaatkan kawasan yang diatasnya tumbuh hamparan perkebunan teh dan berbagai jenis pepohonan yang hijau, masyarakat desa setempat memanfaatkan potensi alam yang ada dan mengolahnya menjadi sebuah objek wisata.
Karena memiliki modal indahnya panorama alam ditambah jembatan bambu unik serta spot dan properti foto yang menarik, tidak butuh waktu lama bagi objek wisata yang baru berdiri ini untuk dapat dikenal luas dan menjadi tujuan wisatawan.
Selayang Pandang❤️
Bukit Panenjoan bukan merupakan bagian dari Geopark Ciletuh Sukabumi yang telah dikukuhkan sebagai Geopark Nasional. Geopark Ciletuh adalah taman alam yang dibentuk oleh batuan purba yang berumur jutaan tahun.
Beberapa objek wisata lain yang menjadi bagian dari Geopark Ciletuh diantaranya adalah Curug Awang, Curug Sodong, Curug Cikanteh, Curug Cimarinjung, Puncak Darma, Pantai Palangpang, dan beberapa objek wisata lain yang ada di kawasan Ciletuh Sukabumi.
Nama Panenjoan berasal dari kata “Nenjo” yang dalam Bahasa Sunda memiliki arti “Melihat”. Masyarakat Kampung Cinangka menamakannya Bukit Panenjoan, karena di atas bukit tersebut dapat dilihat daerah sekeliling termasuk Danau Jatiluhur dan Gunung Sangga Buana yang ada di kejauhan.
Awalnya bukit ini hanya kawasan perbukitan biasa yang hanya dikunjungi oleh warga sekitar. Namun setelah kawasan di sekitarnya dihijaukan dengan berbagai pepohonan utamanya kebun teh yang dikelola PT Kartini Wana Raya, jumlah pengunjung yang datang pun dari waktu ke waktu semakin bertambah.
Apalagi tidak jauh dari kawasan bukit, terdapat Makam Syaikh Daka yang juga dikenal dengan sebutan Syaikh Serepong, adik dari Syaikh Dako Rancadarah Purwakarta.
Makam yang dikeramatkan ini setiap malam Jumat selalu ramai dikunjungi para peziarah, sehingga Panenjoan pun semakin dikenal karena tidak sedikit peziarah yang datang menyempatkan diri untuk menuju ke kawasan bukit.
Potensi itulah yang dicium oleh warga Desa Sindang Panon, sehingga menggandeng PT Kartini Wana Raya untuk mengelola kawasan ini menjadi tempat wisata.
Dengan membangun jembatan dari bambu yang panjangnya mencapai ratusan meter berketinggian sekitar 5 – 7 meter dari atas permukaan tanah serta melengkapinya dengan sejumlah spot foto, pada tahun 2016 Bukit Panenjoan diresmikan sebagai objek wisata baru.
Nama tempat wisata baru ini hampir sama dengan nama objek wisata lainnya, nama gunung dan beberapa tempat yang ada di Provinsi Jawa Barat dan Banten.
Seperti Panenjoan Rancakalong dan Jatigede yang ada di Sumedang, Panenjoan Cimanggeng di Cilacap, Panenjoan Kuningan, Panenjoan Cicalengka di Bandung, Bukit Panenjoan di Ciemas dan Cibadak Sukabumi, Wisata Panenjoan Ciwaru di Ciamis, Panenjoan Carenang, Gunungsari dan Mancak di Banten, Gunung Panenjoan di Dayeuhluhur Cilacap dan Gunung Panenjoan di Tasikmalaya.
Serta sejumlah spot foto menawan yang ada Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Hanya saja, ada tambahan kata “Salem” di belakang nama objek wisata yang ada di Brebes, sehingga memiliki nama Bukit Panenjoan Salem, karena lokasi bukit berada di Kecamatan Salem.
Setelah dibuka untuk umum, pengunjung yang ingin ke lokasi wisatapun dikenakan biaya masuk dan juga biaya parkir kendaraan. Jam kunjungan dibatasi dari jam 08.00 – 17.00, sebab selepas maghrib, jalan yang menuju ke atas bukit tidak memungkinkan untuk dijelajahi karena belum dilengkapi dengan sarana penerangan.
Rute Menuju Lokasi❤️
Dengan alamat di Kampung Cinangka, Desa Sindang Panon, Kecamatan Bojong, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat, jarak Panenjoan dengan pusat Kota Purwakarta hanya sekitar 17 km, sehingga relatif dekat dan mudah diakses.
Jalan yang menuju lokasi kondisinya juga cukup baik, hanya saja tidak begitu lebar, sehingga agak sulit untuk dilewati kendaraan sejenis bus dan truk.
Perjalanan yang diawali dari Kota Purwakarta dapat mengambil rute yang menuju Wanayasa, dilanjutkan ke Pondok Salam. Setelah itu melewati Gapura Indung Rahayu yang merupakan pintu masuk Desa Salem dengan membelokkan kendaraan ke arah kanan.
Ikuti terus jalan yang lurus sepanjang 10 km dan di sana nanti dapat Anda temukan sebuah rambu penunjuk jalan menuju ke Kampung Cinangka, tempat Bukit Panenjoan berada.
Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 30 menit dari Kota Purwakarta, Anda akan tiba di area parkir tempat wisata. Sesampai di sini, Anda sudah dapat merasakan segarnya udara pegunungan dan dapat memulai aktifitas mengambil gambar, karena pemandangan sekitar memang instagramable.
Tapi bukan berarti perjalanan sudah berakhir, sebab setelah membeli tiket dan memasuki pintu gerbang wisata, Anda masih diharuskan berjalan kaki sejauh 1 – 1,5 km.
Sekitar 300 meter dari loket terdapat kompleks warung dan kios-kios. Apabila tidak membawa bekal, sempatkan untuk membeli makanan dan minuman terlebih dahulu, sebab di lokasi wisata tidak ada penjual makanan.
Lanjutkan lagi tracking hingga menemukan mushollah dan toilet yang menjadi penanda bahwa tempat yang dituju jaraknya sudah dekat. Setelah itu dapat Anda jumpai hamparan perkebunan teh yang dihiasi jembatan dari bambu dengan pemandangan yang sangat eksotis.
Berburu Keindahan
❤️
Di lokasi wisata, pengunjung dapat memulai aktifitas dengan naik ke jembatan bambu yang memiliki ketinggian 5 – 7 meter dari atas permukaan tanah.
Jembatan yang membentang di atas perkebunan teh tersebut panjangnya ratusan meter dengan bentuk melingkar. Meski terbuat dari bambu, pengunjung tidak perlu khawatir jembatan akan roboh, karena dirancang dengan sangat kokoh.
Pada beberapa bagian jembatan dihiasai gardu pandang berbentuk saung dengan atap rumbia serta spot-spot menarik dan properti untuk berfoto.
Di atas jembatan inilah dapat dilihat indahnya pemandangan mulai dari hijaunya area perkebunan teh, area persawahan dan perumahan penduduk, jajaran bebukitan sampai dengan Waduk Jatiluhur dan Gunung Sangga Buana.
Di sinilah Anda dapat menghabiskan memori kamera atau HP Anda untuk melukis keindahan alam lewat bahasa gambar, serta memanfaatkan spot dan properti yang ada untuk berfoto. Tidak ada batasan berapa lama Anda berada di lokasi, seberapa banyak spot foto yang digunakan serta banyaknya foto yang dibuat.
Hanya saja saat musim liburan, pengunjung juga harus bertenggang rasa dengan pengunjung lainnya yang juga ingin memanfaatkan property yang sama untuk berfoto, sehingga usahakan untuk tidak terlalu lama berada di satu spot foto.
Aktifitas dan kreatifitas warga Desa Sindang Panon dalam memanfaatkan lokasi Geopark ini pantas untuk diapresiasi, karena kawasan Geopark memang merupakan daerah terpadu yang dapat dimanfaatkan untuk mensejahterakan perekonomian masyarakat dengan tetap memberikan perlindungan serta menjaga warisan geologi secara berkelanjutan.
Harga Tiket Masuk
❤️
Untuk memasuki area wisata, harga tiket masuk yang dikenakan untuk setiap pengunjung hanya sebesar Rp.5.000 ditambah ongkos parkir sebesar Rp.3.000 untuk motor dan Rp.5.000 untuk mobil. Dengan HTM tersebut pengunjung dapat berada di lokasi sepuas-puasnya dan berfoto sebanyak-banyaknya tanpa ada tambahan biaya lagi.
Karena itulah harga tiket terbilang murah, sebab di tempat wisata lain yang juga menjual spot foto kekinian, ada yang mengenakan biaya tambahan untuk setiap spot foto yang ingin digunakan oleh pengunjung.
Fasilitas Umum❤️
Hanya saja untuk fasilitas umum bagi wisatawan, Bukit Panenjoan memang masih terbilang minim. Hal tersebut selain disebabkan karena tempat wisata ini memang masih baru berdiri, juga karena sistem pengelolaannya murni dipegang oleh masyarakat desa setempat.
Namun kalau hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti kamar mandi, toilet dan mushollah, pengunjung tidak perlu bingung. Begitu juga untuk membeli makanan dan minuman, sebab tidak jauh dari pintu masuk terdapat kompleks warung yang menjual berbagai macam makanan sederhana dengan harga yang sangat terjangkau.
Keterbasan lainnya adalah fasilitas akomodasi yang tidak ada satu penginapanpun di sekitar lokasi, sehingga pengunjung yang datang dari luar kota harus menuju ke Kota Purwakarta untuk mencari hotel serta tempat penginapan yang lain.
Trianto –
Koreksi , Bukit panenjoan purwakarta , tdk termasuk kawasan geopark ciletuh , Mungkin Namanya aja yg sama dg yg di ciletuh.
Widi Astuti Dwi –
terima kasih koreksinya 🙂
Umar Faisal Hakim (pemilik terverifikasi) –
Saya sih simple, nggak minta jadi pemenang utama, cukup jadi pemenang cadangan yang dapat hadiah juga.
Lutfan Baasim (pemilik terverifikasi) –
Jika saya menang, saya janji akan… tetap update di media sosial. Prioritas kan?
Jibran Omair (pemilik terverifikasi) –
Saya sudah siapkan spanduk ‘Pemenang Giveaway’, tinggal nunggu nama saya yang diumumkan saja.