Deskripsi
Alamat: Jl. Medan Merdeka Barat RT05/RW02, Gambir, Jakarta Pusat 10110
Map: Klik Disini
HTM: Gratis (Tidak Dipungut Biaya)
Buka Tutup: 24 Jam
Telepon: –
Siapa yang tidak mengenal Patung Arjuna Wijaya? Masyarakat Jakarta pasti familiar dengan patung artistik seni yang tinggi dan dikelilingi oleh air mancur di sekitarnya ini.
Tidak jarang dari masyarakat Jakarta yang mengabadikan keindahan artistik Patung Arjuna Wijaya dengan memotret atau berselfie ketika sedang melintasi landmark ini.
Patung yang juga disebut dengan Patung Arjuna Wiwaha atau Asta Brata ini terletak di ujung selatan Jl. Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat atau di sebelah utara bundaran air mancur ujung Jl. MH Thamrin.
Tak hanya di Jakarta, patung Arjuna Wijaya juga bisa kita temui di daerah Boyolali, provinsi Jawa Tengah.
Patung Arjuna Wijaya tersebut didirikan di Taman Siaga atau yang lebih dikenal simpang limanya Boyolali, tepatnya berada di lokasi Jl. Pandanaran dan kini telah menjadi ikon kota Boyolali.
Patung Arjuna Wijaya menggambarkan sosok seorang Arjuna dan Batara Kresna dalam kisah klasik Mahabharata yang tengah berkendara di atas kereta kuda dalam perang Baratayudha, melawan Adipati Karna.
Patung Arjuna Wijaya ini memiliki arti bahwa hukum harus ditegakkan tanpa memandang bulu. Sejarah misteri dibalik arti tersebut adalah terjadinya perang Baratayudha yang mempertemukan kubu Pandawa melawan Kurawa.
Arjuna beserta Batara Kresna berasal dari kubu Pandawa, dimana ia harus melawan Adipati Karna, saudaranya sendiri.
Awalnya, Arjuna ragu untuk melawan saudaranya sendiri, Adipati Karna. Namun, demi kebaikan orang banyak, dia harus menentukan sikap untuk mengalahkan Adipati Karena berpihak pada kubu Kurawa.
Asal usul atau latar belakang didirikannya Patung Arjuna Wijaya adalah saat Presiden Soeharto melakukan kunjungan ke Turki pada tahun 1987.
Disana, Soeharto melihat banyak monumen atau patung yang mengandung cerita masa lalu di dalamnya, di sekitar jalan-jalan protokol Turki.
Presiden Soeharto sadar bahwa hal tersebut tidak ia jumpai di jalan-jalan protokol di Jakarta. Soeharto pun mulai menggagas pembangunan sebuah monumen yang mengandung filsafat Indonesia.
Bersama dengan Nyoman Nuarta, seorang seniman Bali, yang menggagas kisah perang Baratayudha sebagai ide untuk membuat patung Arjuna Wijaya dan kemudian selesai dibangun lalu peresmian dilakukan pada tanggal 16 Agustus 1987.
Arjuna Wijaya memiliki pengertian sebagai ungkapan nama atas kemenangan Arjuna dalam membela kebenaran dan keberaniannya, secara simbolik memberikan apresiasi terhadap sifat-sifat kesatriannya.
Jumlah delapan ekor kuda yang menarik kereta perang memiliki makna sebagai lambang Asta Brata (delapan falsafah hidup seorang pemimpin dalam ajaran Hindu Jawa).
Pertama yaitu Matahari (Surya Brata) yang bermakna bahwa seorang pemimpin harus memberi semangat, kekuatan, dan kehidupan bagi rakyatnya.
Kedua, Bumi (Kuwera Brata) yang bermakna bahwa seorang pemimpin harus memiliki watak yang jujur, teguh, dan murah hati kepada rakyatnya.
Ketiga, Api (Agni Brata) yang bermakna bahwa seorang pemimpin harus tegas dan berani dalam menegakkan keadilan dan kebenaran.
Keempat, Bintang (Yama Brata) yang bermakna bahwa seorang pemimpin harus menjadi contoh dan teladan bagi rakyatnya.
Kelima, Samudra (Baruna Brata) yang bermakna bahwa seorang pemimpin harus luas, menimbang persoalan sebelum memutuskan.
Keenam, Angin (Bayu Brata) yang bermakna bahwa seorang pemimpin harus dekat dengan rakyat tanpa membedakan derajat dan martabatnya.
Ketujuh, Hujan (Indra Brata) yang bermakna bahwa seorang pemimpin harus berwibawa dan mampu mengayomi rakyatnya.
Dan kedelapan, Bulan (Chandra Brata) yang bermakna bahwa seorang pemimpin harus mampu memberi penerangan dan membimbing rakyatnya yang berada dalam kegelapan.
Teknik Pembuatan
❤️
Proses pembuatan Patung Arjuna Wijaya pertama kali dimulai dengan proses pembuatan gambar sosok Arjuna dan Batara Kresna yang mengendarai kereta kuda dengan berjumlahkan delapan ekor kuda.
Kemudian dilanjutkan dengan proses pembuatan maket. Setelah itu, dilakukan proses pembuatan model patung. Tahap selanjutnya adalah dilakukan proses pencetakan.
Setelah selesai cara di atas, dilanjutkan dengan proses pengecoran menggunakan fiber. Setelah pengecoran pertama selesai dilanjutkan dengan pengecoran menggunakan bahan tembaga.
Proses pembangunan Patung Arjuna Wijaya dibuat oleh Nyoman Nuarta dengan dibantu oleh 40 pekerja seniman lainnya.
Menurut keterangannya, Nyoman Nuarta, pembangunan patung ini telah menghabiskan biaya sekitar 290 hingga 300 juta rupiah sesuai harga pada tahun 1987.
Patung Arjuna Wijaya ini sempat mengalami renovasi pada awal Oktober 2014 dan diresmikan kembali pada tanggal 11 Januari 2015 oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama.
Basuki juga didampingi Nyoman Nuarta, selaku pencipta Patung Arjuna Wijaya dan jajaran direksi Bank OCBC, selaku pihak yang melakukan renovasi.
Berdasarkan penjelasannya, Bank OCBC, mereka turut serta mengambil peran dalam melakukan renovasi Patung Arjuna Wijaya dengan harapan agar elemen estetika kota Jakarta akan senantiasa tampil indah, prima, dan terpelihara.
Pasca renovasi, Patung Arjuna Wijaya mengalami beberapa perubahan seperti adanya penambahan bayangan gerak kuda, perbaikan instalasi air mancur, dan penempatan tempat untuk berpose di bagian depan patung.
Dengan adanya tempat untuk berpose, masyarakat Jakarta bebas berekspresi dan berfoto ria di bagian depan Patung Arjuna Wijaya.
Ukuran dan Fungsi
❤️
Patung Arjuna Wijaya memiliki panjang total 25,8 meter dengan panjang patung 25,77 meter dan sisanya dengan panjang 0,03 meter.
Untuk tingginya, figur kuda memiliki tinggi 2,87 meter dan figur Arjuna memiliki tinggi 2 meter. Patung Arjuna Wijaya ini dibangun dengan total lebar 2,8 meter dimana barisan kuda memiliki lebar 2,1 meter dan sisanya dengan lebar 0,7 meter.
Patung Arjuna Wijaya dibuat dengan menggunakan media bahan tembaga dan kuningan. Pewarnaan untuk patung ini menggunakan patina.
Sedangkan rangka pada patung ini dirangkai menggunakan stainless steel. Berat totalnya sekitar kurang lebih 3,5 ton dan aliran karya pada Patung tersebut bersifat representatif.
Patung Arjuna Wijaya sendiri mempunyai fungsi sebagai monumen yang mengandung filsafat atau cerita masa lalu Indonesia dengan mengambil gambaran perang Baratayudha, peperangan dahsyat antara keturunan Barata di Padang Kurusetra.
Saat diresmikan pertama kali pada tahun 1987, patung ini dijadikan sebagai hadiah dari Gubernur DKI Jakarta kepada warga DKI dan juga bertepatan dengan HUT Kemerdekaan RI ke-42 yang akan dirayakan keesokan harinya.
Keunikan dari spot yang menghadap ke selatan ini adalah di bawah terdapat prasasti yang bertuliskan “Kuhantarkan kau melanjutkan perjuangan mengisi kemerdekaan dengan pembangunan yang tiada mengenal akhir”.
Konsep efek transparan pada kuda memberikan kesan ringan dan menyatu dengan latar belakang langit. Fogging yang dilakukan memberikan kesan bahwa barisan patung kuda seolah berlari di atas awan.
Pada malam hari, efek gerak yang berasal dari paduan antara bayangan patung dan fogging serta diperkuat oleh efek lighting yang diarahkan tepat ke objek membuat suasana sekitar menjadi lebih indah.
Asad Faiz Qadir (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan arsitek, tapi saya sudah desain tempat khusus di hati untuk hadiah giveaway ini.
Nadil Ulum Annafis (pemilik terverifikasi) –
Saya tidak pernah menang lotre, tapi saya yakin giveaway ini adalah lotre yang pasti menang. Percaya deh!
Emir Riffat (pemilik terverifikasi) –
Jika menang giveaway ini, janji saya akan… tetap rendah hati dan tidak sombong (di depan kamera).
Dary Hamidudin (pemilik terverifikasi) –
Saya tidak minta banyak, hanya minta satu: hadiah giveaway ini. Itu saja, kok.
Lamya Jauhar Ni’am (pemilik terverifikasi) –
Mau ikutan giveaway, tapi takut menang. Nanti dikira jodoh, padahal cuma pinjam!
Yazeed Hakam Mufid (pemilik terverifikasi) –
Rumus keberuntungan giveaway: keikhlasan + komentar ini = hadiah mendarat di tangan.
Emin Bazis (pemilik terverifikasi) –
Komentar ini mungkin tidak lucu, tapi kalau saya yang menang, pasti semua tertawa.
Faiz Qadir Zahir (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan petani, tapi saya siap menanam keberuntungan untuk memanen hadiah giveaway ini.
Hafizh Syadi Ismallah (pemilik terverifikasi) –
Kata orang bijak, rejeki nggak akan tertukar. Tapi kalau giveaway ini tertukar ke saya, nggak apa-apa kan?
Keenan Ghazi Utsman (pemilik terverifikasi) –
Rumus keberuntungan giveaway: keikhlasan + komentar ini = hadiah mendarat di tangan.
Pangeran Syafi Rasyid (pemilik terverifikasi) –
Saya sudah siapkan tempat khusus di rumah untuk hadiah ini. Jangan sampai kosong, ya!
Shabri Sirajul Qalb (pemilik terverifikasi) –
Saya sudah siapkan tempat khusus di rumah untuk hadiah ini. Jangan sampai kosong, ya!
I’timad Ibadil Kiram (pemilik terverifikasi) –
Jika menang giveaway ini, saya akan rayakan dengan… tidur lebih awal. Kesehatan itu penting!
Yameen Rashid Sabiq (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan ahli matematika, tapi saya tahu peluang menang giveaway ini meningkat dengan komentar ini.
Osama Zuhair Faisal (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan ahli geografi, tapi saya yakin hadiah giveaway ini akan menemukan jalannya ke alamat saya.
Hanish Zahran (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan petani, tapi saya siap menanam keberuntungan untuk memanen hadiah giveaway ini.
Faisal Rafandra (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan pengacara, tapi saya siap membela hak saya untuk memenangkan giveaway ini di pengadilan.
Harith Razi Munir (pemilik terverifikasi) –
Dari pada pusing mikirin mantan, mending pusingin cara bawa pulang hadiah giveaway ini.