Deskripsi
Lokasi: Jalan Raya Denpasar – Gilimanuk, Gilimanuk, Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali 82252
Maps: Klik Disini
HTM: Gratis
Buka Tutup: 24 Jam
Telepon: (0365) 61121
Bali menjadi salah satu destinasi wisata incaran para wisatawan terutama turis-turis asing. Cukup wajar mengingat pesona wisata yang dimiliki oleh Pulau Dewata ini memang sangat menarik.
Di Pulau Dewata ini para turis bisa menyaksikan keindahan alam, kenakeragaman seni dan budaya. Untuk kawasan wisata alam, Bali sudah menyediakan eksotistime pantai berpasir putih seperti Kuta, Sanur, Jimbaran dan lainnya.
Untuk kawasan wisata seni dan budaya sendiri Bali juga memiliki Pura Besakih, Uluwatu Temple, Puri Saren Agung dan masih banyak lagi destinasi lainnya.
Ketika hendak masuk ke Pulau Bali terutama bila dari Pulau Jawa, para wisatawan tentu saja harus melalui jalur penyeberangan Pelabuhan Gilimanuk.
Pelabuhan ini memiliki peran yang sangat penting bagi dunia pariwisata Bali. Tak heran jika ada banyak hal menarik bisa ditemui di sekitar area tersebut.
Mengenal Gilimanuk❤️
Bagi yang menggunakan kendaraan darat, tentu saja pelabuhan Gilimanuk menjadi jalur utama dari Ketapang Banyuwangi untuk menyeberangi Selat Bali.
Sementara untuk yang menggunakan pesawat, tentu saja langsung mendarat di Bandara Internasional Ngurah Rai dan tidak bisa menikmati suasana yang ada di sekitar pelabuhan tersebut.
Pelabuhan Gilimanuk adalah pintu gerbang yang terletak di sebelah barat dan penghubung antara pulau Jawa dengan Pulau Bali.
Pelabuhan ini sendiri mempunyai beberapa dermaga yang siap untuk melayani aneka kapal feri dari Ketapang – Banyuwangi, Jawa Timur.
Pelabuhan ini menjadi salah satu pelabuhan yang cukup sibuk di sekitar Bali. Sementara pelabuhan di Bali sendiri ada 2 yaitu Gilimanuk dan Padang Bai yang menghubungkan antara Pulau Bali dan Pelabuhan Lembar di Lombok.
Meski hanya melayani satu jalur saja yaitu ke Ketapang – Banyuwangi, Jawa Timur, tidak membuat pelabuhan ini sepi. Selalu ada aktifitas yang terjadi di sini.
Entah bagaimanapun situasi dan juga cuaca yang sedang terjadi di Bali, pelabuhan ini selalu penuh dengan aktifitas. Tidak heran jika cctv banyak ditemukan untuk mengantisipasi keamanan di sekitarnya.
Pelabuhan yang terletak di Kabupaten Jembrana atau tepatnya di Jl Raya Denpasar – Gilimanuk dandekat dengan ibukota Bali yaitu Denpasar ini memang sangat sibut.
Cukup wajar mengingat ada banyak para wisatawan yang datang berlibur ke Bali terutama dari Pulau Jawa dan rata-rata menggunakan bus rombongan, mobil ataumotor.
Pelabuhan Gilimanuk akan penuh ketika akhir tahun di Bulan Desember menjelang pergantian tahun dan juga saat libur lebaran.
Situasi ketika menjelang mudik memang sangat padat. Bahkan hingga sekarang kepadatan di pelabuhan Gilimanuk ketika menjelang lebaran memang luar biasa.
Bahkan antrian untuk masuk ke Bali akan sangat padat. Ditambah lagi kala liburan lebaran, tentu saja pelabuhan ini akan macet.
Kondisi ini memang sudah dimaklumi, meskipun sekarang sudah ada beberapa dermaga, akan tetapi untuk mengatasi situasi di kala lebaran memang masih sulit.
Selain angkutan kendaraan dan turis, ternyata pelabuhan Gilimanuk ini memiliki dermaga untuk menampung komoditi dari pulau Jawa yang bertujuan ke Pulau Bali.
Hal ini membuat operator yaitu ASDP Pelabuhan Gilimanuk menyiapkan sebuah dermaga Tongkang yang bisa digunakan untuk menyeberangkan truk.
Para wisatawan juga bisa membeli tiket secara online melalui ASDP jika tidak ingin mengantri di pelabuhan Ketapang.
Sekarang ini sudah banyak kemudahan yang diberikan kepada para wisatawan yang ingin menyeberang di Selat Bali. Info atau informasi mengenai harga tiket sudah terpapar dengan jelas.
Jika mendengar kata pelabuhan Gilimanuk memang tidak bisa jauh-jauh dari sosok Pulau Jawa atau Bali dan ternyata bukan hanya itu saja.
Daerah Gilimanuk memang menjadi salah satu tempat yang spesial, hal ini disebabkan perannya yang sangat vital di dunia pariwisata Pulau Dewata.
Sekarang ini semakin banyaknya wisatawan terutama dari pulau Jawa yang ingin menikmati keindahan Pulau Bali dan mengenal seni budayanya.
Meski sekarang ini dunia aviasi atau pesawat terbang bisa dijangkau dengan mudah, ternyata tidak menutup para wisatawan yang ingin berpetualang dengan menggunakan kendaraan sendiri.
Apalagi bagi para backpacker berbudget pas-pasan banyak yang kadang hanya menumpang truk menuju ke Gilimanuk.
Hal ini tentu saja bisa memberikan kemajuan bagi dunia perekonomian di Pulau Bali dan juga di Pulau Jawa.
Gilimanuk sendiri memiliki julukan yang cukup spesial yaitu Pintu Gerbang Barat Pulau Bali dan merupakan Kunci Pemersatu Indonesia.
Hal ini bisa dilihat bahwa secara sejarahnya, ternyata banyak macam suku dan ras dari berbagai daerah atau luar negeri yang tertarik bertandang ke Bali. Baik itu mencari nafkah atau hanya berlibur dalam waktu sejenak.
Sejarah Asal Usul❤️
Jika membahas masalah sejarah tentu saja merujuk ke masa lampau atau tempo dulu. Hal ini tentu saja disebabkan kisah penyampaian peran mengenai kejadian-kejadian yang sudah terjadi di masa lalu.
Menurut kepercayaan masyarakat sekitar, ketika masa Warsa 1920 daerah tersebut masih dalam bentuk hutan belantara yang liar dan tidak ada penghuninya.
Sangat jelas bahwa di dalamnya hidup berbagai macam satwa liar, seperti Jalak Putih, perkutut dan lainnya.
Pada awalnya masyarakat Jawa menyebutnya daerah Tanjung Selat. Disebabkan letaknya berdekatan dengan Selat Bali.
Sementara masyarakat Bali sendiri menyebutnya sebagai daerah Ujung. Hal ini disebabkan lokasinya terletak di ujung pulau Bali.
Meskipun memiliki nama berbeda-beda, akan tetapi tidak ada yang tertarik untuk hidup dan menetap di sekitar daerah yang sekarang bernama Gilimanuk, Jembrana tersebut.
Hal ini disebabkan letak lokasinya yang berada di ujung pulau Bali dan banyak hidup hewan buas di sekitar hutan belantara tersebut.
Berdasarkan cerita dari masyarakat setempat, dahulu ada sebuah perahu yang berangkat dari daerah Madura. Perahu ini melintasi Selat Bali dan kemudian dihantam oleh angin topan serta gelombang besar.
Alhasil perahu ini mengalami kerusakan sehingga terdampar di sebuah Teluk. Para penumpang puin akhirnya berhasil menyelamatkan diri dari serangan badai dan topan.
Teluk Gilimanuk ini menjadi tempat untuk berlindung dan menyelamatkan diri. Mereka cukup lelah usai mengarungi selat dan berusaha untuk menenangkan diri dan pikiran sembari menikmati suasana alam di sekitar teluk tersebut.
Di sini terdapat berbagai macam jenis burung, salah satunya adalah burung perkutut. Selain itu, ada banyak karang-karang menyebar sehingga membuat panorama di sekitar teluk sangat berbeda di waktu pagi dan menjelang sore hari.
Pulau kecil ini akhirnya diberi nama GILI. Sementara nama MANUK sendiri disebabkan banyaknya burung perkutut yang hidup di sekitar teluk.
Dalam Bahasa Madura sendiri GILI memiliki arti Pulau sementara MANUK artinya adalah burung.
Setelah lama terdampar di teluk, akhirnya keadaan laut kembali normal. Dan perahu yang mereka tumpangi sudah mulai diperbaiki dan siap untuk membawa kembali ke Madura dengan selamat.
Ditambah lagi mereka membawa perkutut sebagai hadiah ketika kembali ke Madura. Dari informasi tersebut akhirnya teluk ini terkenal dengan nama Gilimanuk.
Tidak heran jika akhirnya Gilimanuk banyak dikenal di masyarakat Jawa dan Madura. Secara etimologi sendiri kata Gilimanuk ini adalah pulau kecil yang mempunyai banyak burung di dalamnya.
Setelah itu di tahun 1930-an, pemerintah Belanda memasuki daerah Indonesia tidak terkecuali Bali. Belanda ketika itu memindahkan para tahanan dari golongan kelas berat dari area Candikusuma menuju ke Gilimanuk.
Ada sekitar 100 orang yang dipindahkan dan rata-rata semuanya dari daerah Lombok. Ketika itu Raden Mas Jasiman diberi mandat sebagai kepala penjara dari Negara guna melakukan pengawasan dan pengamanan kepada para tahanan di dalam penjara.
Ketika itu Belanda membangun penjara untuk kriminal yang melawan pemerintahan kolonial Belanda.
Pada saat itu juga Jasiman bersama keluarga dan sang ipar bernama Kasim memilih untuk tinggal di sekitar daerah Gilimanuk.
Dengan dibangunnya penjara tersebut akhirnya hubungan dagang dengan daerah Jawa dibuka, sehingga akses dari Jawa ke Bali juga mulai dibuka.
Dengan dibangunnya penjara dan mulai dibukanya sisi ekonomi antara Jawa-Bali membuat para petugas negara menetap atau bermukim di Gilimanuk bersama para tahanan di penjara tersebut.
Dahulu kala memang tidak ada yang berani menetap dan bermukim di sini. Dengan banyaknya para pendatang terutama para tawanan di zaman Kolonial Belanda, membuat area ini mulai sedikit dilirik oleh masyarakat pada saat itu.
Setelah berada di Gilimanuk, para tawanan ini kemudian dipindahkan ke area Yeh Ketipat. Akan tetapi Raden Mas Jasiman dan Misnadi bersama beberapa orang yang terdiri dari 6 kepala keluarga memilih menetap di Gilimanuk.
Bersama kepala keluarga tersebut akhirnya Raden Mas Jasiman ini membentuk Paguyuban Kecil untuk hidup dan bermukim di sekitar Gilimanuk.
Lokasinya sendiri tidak jauh dari area Pelabuhan yang memiliki luas sekitar 1 Ha. Setelah Belanda takluk dari Jepang, bangsa Nippon ini membangun area Gilimanuk tersebut sebagai pos-pos pertahanan.
Kemudian mereka juga membuat galangan kapal serta memadatkan jalan utama ke arah Singaraja untuk memudahkan mobilisasi dengan cara kerja rodi.
Kerja Rodi ini terhenti usai Jepang menyatakan menyerah. Sementara usai merdeka dan ketika Belanda hendak menguasai Indonesia, Gilimanuk tentu saja tidak luput dari serangan penjajah.
Kala itu I Gusti Ngurah Rai memanfaatkan pelabuhan di Gilimanuk ini untuk mengirimkan pasokan senjata guna melawan penjajah Belanda. Banyak korban dari kedua belah pihak dalam pertempuran tersebut.
Di tahun 1948 ketika agresi militer Belanda, I Nyoman Dugdug dipercaya menjadi pelaksana urusan pabean di daerah Denpasar.
Ketika itu Belanda sudah menduduki daerah Bali dan Gilimanuk. Sementara untuk urusan administrasi dan juga bea cukai serta pabean sudah dilengkapi.
Sayangnya alat-alat yang ada di Selat Bali dan pelabuhan Gilimanuk ini hanya ada jukung, perahu, kapal perpelin dan ketika itu belum terlalu ramai.
Senada dengan sarana angkutan darat yang belum seramai sekarang. Hanya ada 2 mobil dari perusahan Sampurna serta Sapahira.
Di tahun 1950 pelabuhan Gilimanuk ini diserahkan ke pemerintahan Buleleng. Dan penyeberangan mulai berkembang serta manfaatnya pun sudah mulai terasa.
Penduduk Gilimanuk sendiri sudah mulai bertambah. Dan kepala kampung pada masa itu diserahkan kepada Haji Abdullah Hamid yang berasal dari Banyuwangi.
Akan tetapi selang setahun kemudian Abdul Jalil meninggalh dunia. Gede Puspa yang kemudian menjabat sebagai kepala kampung menaikkan status kampungnya menjadi Banjar Dinas hingga 1974.
Di tahun 1975, Gilimanuk dijadikan desa dari statusnya yaitu Banjar Dinas. Gede Puspa lengser yang diganti oleh I Gusti Agung Made Berata menjadi kepala desa dari Gilimanuk.
Selang 6 tahun kemudian tepatnya tahun 1975 desa ini berubah menjadi kelurahan Gilimanuk di bawah bagian dari Jembrana.
Saat Malam Hari❤️
Perjalanan melewati jalur laut memang memberikan pengalaman yang berbeda jika dibandingkan melewati jalur darat dan udara.
Ada pengalaman unik yang bisa ditemukan di sini, salah satunya adalah dengan menggunakan kapal feri dari Banyuwangi menuju ke Gilimanuk, Bali.
Terutama di malam hari, suasana menarik dimana lampu-lampu kapal feri berseliweran di sekitar Selat Bali dan memberikan pesona tersendiri.
Lampu-lampu ini membentuk cahaya yang berkilau di permukaan air laut. Tidak heran jika para penumpang kerap mengambil foto dan gambar ketika menyeberang Selat Bali.
Meski menjadi salah satu pesona yang ditawarkan ketika menyeberang pada malam hari, akan tetapi hal ini tidak cukup baik. Apalagi jika cuaca sedang tidak bersahabat.
Meskipun aktifitas di sekitar pelabuhan cukup ramai, akan tetapi ketika cuaca tidak bersahabat pelabuhan akan ditutupuntuk memberikan jaminan keamanan.
Beberapa wisatawan dan pengunjung memilih menyeberang di malam hari. Cukup wajar mengingat penumpang di kapal feri ini tidak akan terlalu ramai.
Sehingga para penumpang bisa bersantai dan bebas berdiri atau duduk serta berbincang-bincang dengan penumpang lainnya. Bisa juga menikmati suasana laut di malam hari atau tidur di sekitar area kapal.
Penyeberangan jalur Ketapang – Gilimanuk ini memang lebih tertata rapi ketimbang jalur Merak Banten – Bekaheuni Lampung.
Hal ini disebabkan jalur penyeberangan ini bersih dari pedagang asongan. Disini para penumpang tidak akan bertemu dengan pedagang kopi atau lainnya di sekitar pelabuhan.
Penyeberangan di malam atau dini hari sendiri memang sedikit lebih dingin. Meski tidak sedingin seperti di puncak gunung.
Tidak adanya matahari serta angin laut yang berhembus tentu saja membuat badan bisa sedikit merasakan rasa sejuk di malam hari.
Tetapi tidak perlu sampai mengenakan jaket atau sweater. Pasalnya udara yang ditemui di sini ketika malam hari memang cukup sejuk.
Selama perjalanan menyeberangi Selat Bali ini para penumpang bisa melihat lampu-lampu dari kapal yang sedang berlabuh di sekitar Ketapang Banyuwangi dan Gilimanuk ketika hendak sampai di pelabuhan Bali.
Lampu-lampu yang berada di sekitar pelabuhan ini memang memberikan kesan tersendiri. Ada beberapa alasan penumpang tidak ingin menyeberang Selat Bali ke arah Gilimanuk atau sebaliknya pada malam hari.
Pasalnya sebagian kapal yang digunakan sudah cukup tua. Dan beberapa diantaranya sudah karatan dan penyok.
Harga Tiket Kapal❤️
Seperti yang sudah disebutkan di awal bahwa untuk membeli tiket penyeberangan ini para penumpang bisa membeli secara online dengan mengunjungi situs ASDP.
Untuk para penumpang yang tidak menggunakan kendaraan, dikenakan biaya sebesar Rp. 6.500 untuk per orang. Sementara kendaraan sendiri dibagi menjadi beberapa golongan.
Untuk penyeberangan ke Gilimanuk dari Ketapang atau sebaliknya, bagi golongan I yaitu sepeda akan dikenakan biaya sebesar Rp. 7.500.
Sementara Golongan II untuk sepeda motor roda 2. Dikenakan biaya sebesar 24 ribu per sepeda. Lalu Golongan III diperuntukkan untuk sepeda motor roda 3 sekitar 37 ribu.
Untuk kendaraan roda 4 termasuk ke dalam Golongan IV. Dikenakan biaya sebesar 159 ribu. Sementara mobil barang seperti box dan pick up masuk ke Golongan IVB dengan tarif 141 ribu.
Sedangkan untuk truk dan bus sedang termasuk ke dalam Golongan V A yang dikenakan biaya sebesar 302 ribu. Jadwal pemberangkatan sendiri 24 jam dan bisa dilihat di situs ASDP.
Fasilitas Yang Ada❤️
Pelabuhan Gilimanuk menjadi pelabuhan tersibuk di Indonesia. Meski beberapa kali ditutup akibat cuaca, tidak menyurutkan para wisatawan untuk mengunjungi Bali.
Guna mendukung pelayanan tentu saja fasilitas yang disediakan di Pelabuhan Gilimanuk ini sudah sangat komplit.
Apalagi situasi terkini sekarang Gilimanuk semakin padat. Di sini sudah tersedia fasilitas umum seperti Musholla hingga toilet.
Dan area ruang tunggu juga sudah memenuhi kelayakan. Sudah ada pulakendaraan umum untuk mengantarkan para penumpang ke Denpasar yang jaraknya cukup jauh.
Selain fasilitas umum, para penumpang juga bisa mencari penginapan seperti hotel atau guest house di dekat Gilimanuk.
Terutama jika datang di malam hari dan sudah lelah, sehingga bisa beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan menuju ke Denpasar atau ke kawasan wisata lainnya di Bali ini.
Sejumlah enginapan ini tentu saja sudah siap memberikan pelayanan terbaik untuk mengusir rasa lelah para penumpang.
WISATACOI. COM –
Kak artikelnya keren, gimana caranya kak bisa bikin artikel sampai sepuluh per hari kak?
Ehsan Hanif Irfan (pemilik terverifikasi) –
Jika menang giveaway ini, janji saya akan… tetap rendah hati dan tidak sombong (di depan kamera).
Labib Haqqun Mubin (pemilik terverifikasi) –
Jika menang giveaway ini, janji saya akan… tetap rendah hati dan tidak sombong (di depan kamera).
Rosyad Hafiz Fathurrahman (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan pesenam, tapi kalau menang giveaway, saya siap lakukan backflip kebahagiaan!