Pulau Cangkir Tangerang

19 reviews

Rp51.500

Category:

Deskripsi

Lokasi: Desa Kronjo, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Map: Klik Disini
HTM: Rp.6.000

Destinasi Menarik❤️

Pasca berpisah dari Jawa Barat serta mendirikan provinsi sendiri, Banten menawarkan beragam destinasi berlibur yang menarik. Tentu Anda tidak asing dengan Pantai Anyer, sebuah pesisir yang terletak di Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang.

Salah satu wisata unggulan di provinsi yang menyimpan segudang misteri itu terkenal dengan pasir putih nan lembut dan air laut yg biru. Ombaknya cukup tinggi, sehingga sangat cocok untuk surfing.

Wisatawan juga bisa melakukan penyelaman dan snorkeling, meski pemandangan yang diperoleh tidak sebagus di Kepulauan Seribu.

Selanjutnya, ada Pantai Tanjung Lesung yang tidak kalah epic. Dinamakan demikian karena bentuk tanjungnya (daratan yang mencodak ke laut) mirip dengan ujung lesung atau alat tradisional untuk menumbuk padi.

Area tersebut menawarkan hamparan pasir putih yang berpadu dengan pohon-pohon rindang nan tumbuh di tepi pantai. Air laut yang amat jernih menambah keindahan panorama di sekitarnya.

Biasanya, pengunjung melakukan aktifitas pantai, seperti berenang, snorkeling, voli atau sekedar duduk-duduk menikmati angin sepoi-sepoi nan menyentuh kulit. Selain itu, para penghobi fotografi seringkali berburu gambar di sana.

Banyak spot yang menarik dan bisa diabadikan ke dalam foto, mulai dari ayunan di tengah pantai, perbukitan sampai karang-karang dengan bentuk unik.

Jika keduanya terdengar mainstream di telinga Anda, silakan mendatangi Pulau Cangkir. Ia tidak cuma menghadirkan pesona wisata alam, namun juga budaya dan religi. Jadi, begitu sampai, pengunjung akan disuguhi suasana nan tenang dan sakral secara bersamaan.

foto by instagram.com/rochmahfaridie/

Sejarah Pulau
❤️

Menurut sejarah, awalnya kawasan ini merupakan sebuah pulau kecil yang terpisah dari Jawa. Tapi, sejak tahun 1995, ia terhubung dengan daratan pesisir utara Pulau Jawa.

Ia memiliki riwayat pengerukan, sehingga yang dulunya seluas 4,5 hektar menjadi tinggal 2,5 hektar. Sebenarnya, upaya itu bertujuan untuk mempermudah akses ke sana, tapi justru mengakibatkan kerusakan dan penyusutan pulau.

Pembuatan lintasan tanah yang menjadi jalur penghubung itu sendiri merupakan hasil swadaya warga setempat dan pengurus situs ziarah.

foto by instagram.com/majelisroudhotululum/

Jika berbicara soal nama, sebetulnya pulau yang satu provinsi dengan Penjarahan Kerajaan Banten itu berbentuk menyerupai gelas. Tapi, entah kenapa diberi nama Pulau Cangkir. Mungkin orang-orang jaman dulu lebih akrab menyebut alat minum tersebut dengan cangkir.

Berwisata Disini❤️

Pulau kecil itu menawarkan perjalanan wisata nan mengasyikkan. Ketika menuju ke lokasi, pengunjung akan melalui desa nelayan dan melihat kegiatan mereka memperbaiki kapal serta menjemur ikan asin di depan rumah.

Di sebelah kanan, ada Sungai Ciduran yg berhilir di Pulau Cangkir, tempat dimana penjala mancing ikan di atas perahu. Sedangkan di sebelah kiri, tampak kolam tambak ikan bandeng yang pasti jarang Anda temui.

foto by instagram.com/ahmad_yani182/

Begitu memasuki objek wisata, Anda akan disuguhi oleh pemandangan hutan mangrove yang tersebar di segala sisi.

Selain mengambil poto atau video dengan latar belakang spot tersebut, Anda bisa melakukan berbagai aktifitas, seperti berenang di perairan sekitar pulau nan bening dan bermain pasir pantai.

foto by instagram.com/adi_pranoto/

Makam Keramat
❤️

Spot yang telah menjadi ikon Pulau Cangkir ini berada tidak jauh dari area parkir. Pada bangunan beratap rumbia dan bertiang bambu itu terdapat tulisan, “Peziarahan Maqom Waliyullah Pangeran Jaga Lautan”.

Kawasan tersebut kerap dibanjiri peziarah yang duduk menghadap cungkup dengan lubang lengkung bertuliskan aksara Arab gundul di atasnya, terutama pada Bulan Muharram.

foto by dzinaction.blogspot.co.id

Beberapa puluh langkah dari situ, ada satu makam lagi yang tampak lebih besar dan lebih baik. Tapi, sama-sama menjadi tempat peristirahatan terakhir orang yang sama. Di cungkupnya, terdapat gentong besar dengan ornamen berwarna keemasan yang konon dikeramatkan.

Entah bagaimana legenda dan kisah di balik itu semua, sampai ada dua pusara untuk satu orang, dimana masing-masing dipisahkan oleh jarak yang sangat dekat. Jika beliau memang benar-benar ada dan dikuburkan di sana, maka salah satunya tentu asli dan yang lain palsu atau petilasan.

Masyarakat setempat meyakini bahwa tokoh yang disebut sebagai Pangeran Jaga Lautan adalah Syekh Waliyuddin. Ia merupakan putera Maulana Hasanuddin, yakni sultan Banten pertama atau cucu Sunan Gunung Jati, Cirebon.

Beliau diperintahkan ke daerah itu untuk berdakwah serta mengajarkan agama Islam kepada masyarakat sekitar.

foto by zonalibur.com

Asal usul penemuan situs makam tersebut sebenarnya tanpa disengaja. Jadi, saat itu kuburan masih dikelilingi oleh pepohonan hutan nan lebat dan ada beringin besar yang melindungi cungkupnya. Kondisi makam pun sangat bersih, tanpa ranting atau dedaunan yang jatuh.

Menurut mitos, barang siapa yang melintasi pusara akan terjerembab. Bangkai burung dan binatang hutan yang ditemukan di sekitar area menjadi buktinya.

Dengan adanya cerita seperti itu, salah seorang warga berinisiatif mengundang ulama spiritual Banten untuk mendapatkan solusi. Lalu, diadakan ritual dan guna menghilangkan pengaruh gaib yg menyelimuti makam, disiramkanlah air dari hulu Sungai Cisadane di Gunung Salak, Bogor.

Cungkup makam juga diberi batu yang berasal dari sana. Alhasil, kuburan keramat tersebut tidak lagi membahayakan makhluk hidup di sekelilingnya.

Rute Menuju Lokasi❤️

foto by teluklove.com

Alamat Pulau Cangkir ada di Desa Kronjo, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Banten. Jarak lokasi dari Jakarta sekitar 75 km, sedangkan dari Pusat Pemerintahan Kabupaten Tangerang di Tigaraksa kurang lebih 35 km.

Dari TPI (Tempat Pelelangan Ikan) sendiri hanya selisih 4 km.

Bila berangkat dari Kota Metropolitan, pengunjung dapat menaiki bus jurusan Kali Deres – Kronjo. Alternatif lainnya menggunakan kendaraan pribadi melalui Tol Jakarta-Merak hingga Kabupaten Tangerang.

Jika telah menempuh 20 menit perjalanan, Anda akan menemui Jalan Pasar Kemis atau Siliwangi. Ikuti rute tersebut dan apabila telah tiba di Jalan Raya Cadas – Daon, belok kiri pada tikungan pertama.

Sekitar 10 menit dari sana, terdapat sebuah persimpangan. Silakan memilih tikungan ke kanan untuk menuju ke kawasan wisata.

Kalau masih bingung, gunakan aplikasi peta atau map pada gadget Anda. Ia akan menunjukkan denah lokasi secara akurat. Supaya tidak tersesat, jangan sungkan untuk bertanya dimanakah letak Pulau Cangkir kepada penduduk setempat.

Harga Tiket Masuk❤️

HTM (Harga Tiket Masuk) Pulau Cangkir adalah Rp.6.000, belum termasuk retribusi parkir sekitar Rp.3.000 untuk motor dan Rp.5.000 untuk mobil. Tapi, dengan biaya tersebut, pengunjung sudah bisa masuk ke TPI.

Fasilitas yang tersedia cukup lengkap, mulai dari kamar mandi, mushola, tempat istirahat, warung-warung makan dan kios souvenir serta oleh-oleh.

foto by rebanas.com

Jadi, kesimpulan artikel di atas adalah Pulau Cangkir tidak hanya menawarkan wisata bahari, tapi juga religi.

Bahkan, ia lebih dikenal sebagai tempat ziarah dibanding hiburan.

Jika penasaran, Anda bisa mencoba datang ke sana. Namun, apabila telah membaca review para pengunjung sebelumnya dan kurang tertarik, masih banyak zona berlibur di Banten yang dapat Anda sambangi.

  1. Jennie

    Aduh enggak bgt ya tempat nya , pinggiran pantainya udh penuh dengan pedagang , dan trlaku banyak preman yg meminta uang mask , saya sampai takut ,itu yg bayar 6ribu kapan ya , kemrn sayasetiap beberapa ratus meter diminta uang masuk ke pantai , samapai saya total jd 30ribu

    • Kuci

      Betul bro.
      Tgl 24 juni 2018 saya juga kesono.
      Dan yang anda sampein betul banget.
      Tambah lagi, kalo jalannya becek banget, motor gak susah lewat, jadi macet 40 mnt cuman buat lewat 200 m

  2. Kuci

    Gak tau ini tulisan di bikin tahun berapa. Tahun 2018 udah beda.
    Pulau cangkir udah kumuh, gak kelihatan pantainya, ketutup sama warung jualan. Bayar sampe 4 kali dengan jarak hanya 200 m, musti bayar Rp5000x4.
    Kalo mau ibadah ziarah, mungkin cocok. Tapi kalo mau sekedar wisata, mending ke tempat lain aja.

  3. tb apin suryadi

    Sayangnya banyak pungutan liar dari mulai masuk arah ke Pulo cangkir terutama di jalanan dan tukang parkir dengan motif rebutan lahan dengan mengatakan parkir di dalam sudah penuh, hanya untuk merebut kocek dari jasa parkir. Padahal, di dalamnya ternyata masih kosong. Sebab ini pula yang menyebabkan jalan itu macet hingga antrian panjang. Terpaksa, pengunjung harus rela berjalan menuju lokasi yang jaraknya cukup jauh. Hal ini seharusnya ditangani oleh pemerintah setempat untuk menertibkan para pungutan liar tersebut, sehingga para pengunjung bisa nyaman menikmati objek wisata ziarah di Pulo Cangkir.

  4. Yaya

    Kenal furqon gak temen gue bocah kronjo ama echa anak prahu… plis info

  5. Triohandoko

    Nggak banged ni tempat..jalannya sempit,.kliatan kumuh..parkir kendaraan sulit..
    Mohon perhatian pemerintah setempat.
    Banyak pungli ..alasan dari Pemda, dari Desalah dari Perhutanilah.@ 10.000..

  6. jailani saragih

    wisata yg menjengkelkan hati.
    untuk menguji kesabaran.

  7. Eri Zulham

    Wisata apaan…yg ada preman tukang palak…setiap mau masuk lokasi terjadi pungutan yg nggak jelas per pungutan di minta 10 RB…begitu parkir di minta lagi 10 RB…..parah..pantainya kotor…lingkungannya jga kotor…kumuh yg ada sangat menyesal menginjakkan kaki di lokasi itu nggak ada yg perlu di puji untuk pulau cangkir ini….waktu saya berkunjung tgl. 31 Oktober 2019 …tukang patrkirnya maksa hati hati…

  8. bambang

    Tggl 22-05- 2020 saya kesana munkin pas sepi karena corona tempatnya kumuh sekali g cocok untuk wisata bahari maupun religi makam tak terawat kotak amal sepanjang jalan kanan kiri ,

  9. Lisapayani

    Banyak pungli , tapi tidak bisa mengatur lahan parkir ,akses jalan dan parkir sempit , seharusnya jika sudah padat para pungli mengarahkan untuk pengunjung tidak masuk ,jangan malah aji mumpung !!

  10. syahril subroto

    coba donk di tindak lanjuti keluhan para peziaroh ini.

  11. JS Patimura

    Tempat wisata harusnya ditata , pengunjung harusnya dijaga sebagai tamu yg menambah income daerah bukan nya malah dirampok , skrg ngga ada lagi orang yg mau datang ke tempat wisata bila penduduknya brengsek semua !

  12. yuzar

    pungliiiiiiiiiiiiiii parahhhhhhhhhhhhhhh

  13. Explore kronjo

    04 09 2020 akses jalan sudah bagus semua jalan utama mulus cor. Tempat pembayaran karcis dibuat 1x bayar. Jadi mulai sekarang jangan mau kalo di mintai oknum selain petugas yg jaga di pos pintu masuk. Harga tiket motor 12ribu & mobil 25ribu. Jika ada oknum pungli videokan saja atau lapor ke pos resmi.

    • Abay Abrori

      Terimakasih infonya, klo memang sdh rapi dan nyaman tempatnya, insyaallah nnt kami jamaah pengajian dr Pandeglang mau ziarah ke Pulau Cangkir

  14. Mukhlis

    Nah smoga inpo terkini per tgl 4 sept 2020 ini valid ya.

  15. Kusnadi

    Foto terkini kirim donk?

  16. RusliTitianIman

    Mohon izin mungkin bisa dishare nomr kontak petugas yg resmi bertugas di pos masuk? Supaya kami yg mau berkunjung tidak was was dengan adanya pungli

  17. Khairul Anis Al-Khalish (pemilik terverifikasi)

    Kata bijak mengatakan, ‘Kesempatan datang tak terduga.’ Saya siap terkejut jika menang giveaway ini!

  18. Aariz Zayyan Malik (pemilik terverifikasi)

    Saya bukan DJ, tapi saya siap putar lagu kemenangan sepanjang malam jika menang giveaway ini.

  19. Barra Hanif (pemilik terverifikasi)

    Saya bukan ahli ramal, tapi saya meramalkan hadiah giveaway ini akan jatuh ke tangan yang tepat: saya.

Tambahkan ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *