Deskripsi
Lokasi: Alun-alun Contong, Bubutan, Surabaya City, East Java 60174
Maps: Klik Disini
HTM: Rp. 5.000
Buka Tutup: 08.00 – 15.00 WIB (Senin – Jumat), 07.00 – 14.00 (Sabtu – Minggu)
Telepon: (031) 3571100
Masa Lampau❤️
Indonesia pernah mengalami penjajahan di masa pemerintahan kolonial Belanda. Hal ini semakin terbukti dengan banyaknya kisah-kisah sejarah mengenai perjuangan para pahlawan dalam mengusir penjajahan di masa lampau.
Di setiap kota di Indonesia meneriakkan peperangan kepada Belanda mulai dari Sabang sampai Merauke. Perjuangan para pahwalan ini memang tiada duanya, mereka berusaha untuk mengusir penjajah dan membuat Indonesia merdeka.
Ketika merdeka, pahlawan-pahlawan juga meneriakkan kata merdeka untuk mengusir tentara sekutu Belanda agar pergi dari bumi Indonesia.
Hal ini yang membuat tanggal 10 November menjadi hari pahlawan sebagai wujud penghormatan kepada para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Dan hampir di setiap negara memiliki sebuah monumen untuk memperingati peristiwa sejarah tersebut. Bahkan Malaysia juga memilikinya
Selain menetapkan tanggal 10 November sebagai hari pahlawan, ternyata Indonesia juga membangun sebuah monumen dengan nama Tugu Pahlawan.
Hal ini untuk memberikan penghormatan kepada para pahlawan Indonesia. Kehadiran Tugu Pahlawan tersebut bukan hanya di Surabaya yang sangat terkenal.
Hampir di berbagai kota memiliki monumen peringatan tersebut. Di Berastagi terdapat Tugu Pahlawan untuk menghormati para pahlawan Indonesia.
Selain Berastagi di Pelabuhan Buleleng, Lampung, Binjai, Ambarawa, Amuntai, Jakarta, Bali, Aceh, Barabai, Bandung hingga Di Bekasi ada tugu pahlawan yang bernama Tugu KH Agus Salim dibangun di sini.
Bahkan di Bandung sendiri terkenal dengan sejarah tempo dulu yaitu Bandung Lautan Api yang terjadi ketika Indonesia mengusir penjajah Belanda.
Di Ciung Wanara juga terdapat Tugu Pahlawan untuk memperingati revolusi Indonesia mengusir penjajah Belanda. Tentu saja Tugu Pahlawan ini menjadi contoh bagaimana perjuangan bangsa Indonesia di masa penjajahan Belanda pada masa itu.
Mengenal Lokasi❤️
Monumen Tugu Pahlawan letak lokasinya berada di daerah Tembaan tepatnya di sekitar alun-alun dan taman kota yang berada di tengah kota Surabaya.
Tugu tersebut tentu saja menjadi landmark dan simbol di kota dengan julukan kota pahlawan tersebut.
Monumen Tugu Pahlawan ini dibangun untuk menghormati jasa-jasa para pahlawan di bawah komando Bung Tomo yang gugur dan ketika bertempur menghadapi serangan tentara sekutu yang diduduki oleh Belanda pada masa itu.
Dan peristiwa ini terjadi pada tanggal 10 November 1945. Oleh sebab itu tanggal 10 November dijadikan hari pahlawan. Tugu pahlawan tersebut posisinya berada di depan kantor gubenur Surabaya.
Monumen Tugu pahlawan ini dibangun dengan bentuk atau desain paku terbalik dan memiliki ketinggian sekitar 40,45 meter serta berdiameter sebesar 3,10 meter.
Sementara di bagian bawah dari monumen diameternya sebesar 1,30 meter. Di monumen ini juga memiliki ukiran dengan tulisan Trisula bergambar Cakra, Stamba dan juga Padma yang merupakan simbol dari api perjuangan.
Sementara di dalam tugu tersebut juga terdapat sebuah museum yang bernama Museum 10 November.
Museum Sepuluh Nopember ini sebagai simbol untuk memperkenalkan kepada generasi muda mengenai perjuangan pahlawan Indonesia pujaan bangsa.
Di museum ini para pengunjung bisa melihat diorama yang memperkenalkan perjuangan bangsa Indonesia pada masa itu.
Di Indonesia seperti yang sudah disebutkan diawal bahwa 10 November menjadi peringatan hari pahlawan untuk mengenang peristiwa pada tahun 1945.
Indonesia yang ketika itu baru saja mendeklarasikan kemerdekaannya di tanggal 17 Agustus 1945, berusaha mengusir bangsa Belanda yang mencoba kembali masuk usai memenangkan Perang Dunia II.
Tugu ini digunakan sebagai landmark dari kota Surabaya. Terbukti dengan banyaknya acara dan agenda yang melibatkan monumen menjadi tempat event-event.
Seperti syuting dua dunia dan Indonesia Bersholawat yang digelar hampir setiap tahun. Dan di tahun 2024 ini acara tersebut kembali digelar.
Mengenang Sejarah❤️
Monumen yang berada di Taman Kebonrojo dan berada persis di depan Kantor Gubernur Jawa Timur tersebut memiliki makna dan cerita sejarah yang mendalam terhadap pendirian monumen Tugu Pahlawan tersebut.
Ada beberapa versi cerita. Yang pertama adalah pembangunan Tugu Pahlawan ini diprakarsai oleh walikota Surabaya yang memimpin pada masa itu yaitu, Doel Arnowo.
Ketika itu sang walikota menunjuk seorang arsitek bernama Mr. Tan guna merancang dan mendesain monumen Tugu Pahlawan ini. Kemudian Doel Arnowo ini mengajukannya kepada Presiden Soekarno.
Sementara cerita lainnya adalah bahwa Presiden Soekarno lah yang memiliki ide untuk membangun Tugu Pahlawan tersebut. Ide ini akhirnya diapresiasi oleh Doel Arnowo.
Kemudian rancangan dan desain dari monumen tersebut dibuat oleh seorang arsitek bernama Ir. R. Soeratmoko yang mampu menjadi pemenang untuk sayembara tersebut.
Presiden Soekarno yang melakukan proses peletakan batu pertama di monumen tersebut. Ketika itu Presiden RI Ir. Soekarno bersama dengan Walikota Surabaya Doel Arnowo meletakkan batu pertama untuk pembangunan tugu ini.
Tepatnya pada tanggal 10 November 1951. Di awal pekerjaan tersebut Tugu Pahlawan ini diambil alih oleh Balai Kota Surabaya.
Setelah itu dilanjutkan oleh Indonesian Engineering Corporation untuk proses pengawasan dan pembangunannya lalu dilanjutkan kembali oleh Pemborong Saroja.
Dan dibutuhkan waktu sekitar 10 bulan untuk proses pembangunan monumen tersebut. Tepat pada tanggal 10 November 1952 akhirnya Ir. Soekarno dan R. Moestadjab Soemowidigo sebagai walikota Surabaya pada masa itu meresmikan Tugu Pahlawan ini.
Lokasi dari monumen Tugu Pahlawan ini dahulu merupakan Gedung Raad van Justitie atau disebut Gedung Pengadilan Tinggi pada masa pemerintahan kolonial penjajah Belanda.
Setelah itu diubah fungsinya menjadi Gedung Kempetai atau Polisi Militer Jepang ketika Jepang menduduki Indonesia.
Bekas reruntuhan gedung ini juga membawa penderitaan kepada masyarakat Surabaya ketika itu. Pada masa tersebut banyak para pejuang bangsa yang ditangkap oleh pemerintah Jepang yang dianggap membangkang.
Para pejuang ini dibawa ke gedung tersebut untuk disiksa dan ditawan. Salah satunya adalah Cak Durasim, seorang seniman dan pejuang yang sangat terkenal dengan orasinya ketika bermain ludruk.
Tugu Pahlawan ini berada di area seluas 2,5 hektar. Desainnya memiliki bentuk lingga atau paku terbalik. Tingginya hampir mencapai 42 meter. Dengan diameter 3,1 meter untuk bagian bawah dan 1,3 meter untuk bagian atas.
Bentuk ini dikabarkan mewujudkan cita-cita arek-arek Suroboyo yang ingin merdeka dan membuat para penjajah Belanda hengkang dari Indonesia.
Tanggal pertempuran bersejarah pada masa itu pun dituangkan ke dalam tugu ini, terbukti dengan adanya 10 lengkungan atau Canalures yang terletak di bagian badan tugu.
Lengkungan ini menjadi perwujudan sebagai tanggal 10. Sementara 11 ruas yang berada di bagian atas menjadi perwujudan bulan November. Dan tinggi sekitar 42 meter yang juga sama dengan 45 yard ini sebagai bentuk tahun 1945.
Di bagian puncak tugu ada lampu berwarna merah dan penangkal petir. Sementara bagian bawah dihiasi ukiran yang sangat indah.
Kawasan Wisata❤️
Kawasan wisata sejarah Tugu Pahlawan ini menjadi incaran para wisatawan ketika berlibur ke kota pahlawan tersebut.
Di depan pintu masuk dari monumen Tugu Pahlawan tersebut sudah ada gapura berbentuk candi sehingga membuatnya menjadi lebih menarik.
Sedangkan di bagian dalam dari taman ini terdapat Tugu Pahlawan yang menjadi simbol perjuangan masyarakat Surabaya.
Sementara di dekatnya terdapat makam pahlawan tanpa nama yang juga ditandai dengan adanya patung Perjuangan Rakyat.
Sedangkan di salah satu sisi dari monumen ini terdapat patung Ir Soekarno yang menjadi tokoh Proklamator bersama Drs. Moh Hatta. Kedua patung ini sedang membaca teks proklamasi.
Di dalam taman ini juga tedapat Museum 10 November dengan bentuk piramida kecil dan di dalamnya terdapat berbagai macam koleksi benda bersejarah.
Di sini para wisatawan bisa melihat benda-benda bersejarah dan diorama mengenai perjuangan para pahlawan di Surabaya dalam rangka mengusir penjajah Belanda. Museum ini berada di bawah tanah dengan kedalaman hingga 7 meter.
Di sekitar Tugu Pahlawan ini juga sudah tersedia beberapa fasilitas seperti taman, kafetaria dan lapangan upacara yang bisa digunakan oleh para wisatawan.
Jam berapa para wisatawan bisa mengaksesnya? Untuk jam operasional, Tugu Pahlawan ini dibuka pada pukul 8 pagi dan ditutup pada pukul 3 siang WIB tiap Senin hingga Jumat.
Sementara untuk hari Sabtu dan Minggu dibuka pada pukul 7 pagi dan ditutup pada pukul 2 siang WIB.
Tiketnya cukup murah seharga 5 ribu per orang. Alamatnya berada di kawasan kota lama yakni di Jl. Pahlawan, kelurahan Alun-alun Contong, Kecamatan Bubutan, Surabaya, Jawa Timur.
Para wisatawan bisa menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan umum untuk menuju ke sini. Agar lebih mudah bisa memanfaatkan aplikasi Google Map untuk mendapatkan denah atau peta lengkap Tugu Pahlawan tersebut.
Museum 10 November ini sekilas memang sangat mirip dengan museum Louvre di Prancis. Tidak heran jika para wisatawan kerap mengambil foto dan gambar museum atau Tugu.
Kerap kali pula kedua objek ini juga muncul di media sosial dengan berbagai macam bentuk dan format seperti png dan bentuk meme dengan menggunakan vector dari cdr serta berbagai macam foto yang menarik.
Sisi Lain❤️
Ada banyak sisi lain dari kawasan wisata sejarah Tugu Pahlawan ini yang jarang diketahui oleh para pengunjung. Seperti kisah dualisme mengenai siapakah ide dari pembangunan monumen tersebut.
Kabar yang beredar di masyarakat Surabaya adalah seperti yang sudah disebutkan bahwa Doel Arnowo merupakan tokoh yang berada di balik pembangunan Tugu Pahlawan ini.
Doel atau Dul Arnowo merupakan sosok yang sangat berjasa dalam hal perjuangan dan pertempuran dalam peperangan di Surabaya untuk mempertahankan Indonesia dari serangan Belanda dan sekutunya.
Dul Arnowo seorang tokoh yang cukup disegani di kalangan para pejuang Jawa Timur. Apalagi dirinya menjadi salah satu yang memprakarsai bahwa Surabaya menjadi kota pemerintahan dan menjadi bagian dari Indonesia.
Tepatnya tanggal 2 September 1945 menjadi titik awal masuknya Surabaya ke Indonesia. Dan Dul Arnowo yang mengumpulkan dana untuk menjalankan roda pemerintahan Surabaya.
Dan di tahun 1951, akhirnya Dul Arnowo menjabat sebagai Wali Kota Surabaya. Ia kemudian mengganti semua nama jalan yang ada dengan nama Indonesia.
Dan ia pula yang memiliki ide untuk membangun Tugu Pahlawan dengan maksud untuk mengenang perjuangan para pahlawan bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah Belanda dari bumi pertiwi.
Tugu Pahlawan ini dahulu merupakan bekas dari Gedung Kenpeitai pada masa pemerintahan Jepang. Dan diantara puing reruntuhan Gedung Kenpeitai inilah yang menjadi lokasi pembangunan Tugu Pahlawan.
Gedung tersebut juga menjadi saksi sejarah dimana para pejuang kemerdekaan Indonesia disiksa dan ditawan di dalam bangunan tersebut.
Tentu saja penderitaan yang diterima oleh para pejuang kemerdekaan Indonesia ini tidak bisa dihapuskan begitu saja.
Hal inilah yang membuat Dul Arnowo memilih lokasi tersebut untuk membangun Tugu Pahlawan disini. Dan di area tersebut pula tepatnya pada tanggal 10 November 1945 yang menjadi pusat peperangan hingga sebulan penuh.
Pertempuran-pertempuran yang terjadi di gedung Kenpeitai tersebut akhirnya berhasil direbut oleh pejuang Indonesia.
Dan para pejuang tersebut mengubah gedung ini menjadi Markas PTKR atau Polisi Tentara Keamanan Rakyat. Setelah itu gedung tersebut hancur dan hanya tersisa puing-puing.
Demi mengingatkan perjuangan bangsa Indonesia, di area ini dibangunlah monumen untuk mengenang perjuangan tersebut.
Ternyata sebelum dibangun Tugu Pahlawan ini sempat terjadi hambatan. Hambatan yang pertama adalah dengan munculnya ide dan pertentangan dari berbagai kalangan dari Surabaya.
Ada yang berpendapat bahwa langkah pertama memulai roda pemerintahan ini dengan membuat perumahan untuk rakyat bukan tugu untuk mengenang perjuangan para pahlawan.
Akan tetapi sebagian masyarakat Surabaya menginginkan Tugu Pahlawan dibangun di sini. Otomatis rencana semula kembali digaungkan dengan membangun tugu tersebut.
Sayangnya pembangunan tugu ini tidak disaksikan oleh sang pencetus ide yaitu Dul Arnowo. Pasalnya ia dipindah tugaskan dari Surabaya.
Proses pembangunan ini akhirnya dilanjutkan oleh R. Mustajab yang menjadi walikota Surabaya periode berikutnya.
Dul Arnowo boleh menjadi pencetus ide. Akan tetapi desain dan rancangan dari Tugu Pahlawan ini adalah ide dari Bung Karno. Pasalnya ide dari Dul Arnowo sendiri ternyata ditolak oleh Bung Karno.
Ketika itu seorang utusan dikirim ke ibukota guna menunjukkan desain dari Tugu tersebut kepada Bung Karno selaku Presiden Indonesia kala itu.
Namun ternyata Presiden menolak. Bung Karno akhirnya mengeluarkan ide bahwa bentuk tugu ini berbentuk paku. Kemudian utusan berikutnya diberangkatkan lagi ketika R. Mustajab menjabat sebagai walikota Surabaya.
Dan ia menunjukkan rencana sekitar 12 rencana kepada Bung Karno. Akhirnya terpilih salah satu bentuk paku dari 12 desain tersebut.
Akan tetapi dalam desain aslinya terdapat tiang bendera di atas puncak tugu tersebut. Dan tiang bendera ini dihilangkan.
Proses pengerjaan ini ketika itu harus melalui proses full kerja selama 40 jam tiada henti. Kerja mulai dari pagi hingga malam hari sempat dilakukan dalam oleh para pekerja proyek tersebut.
Dan akhirnya dari bantuan berbagai kalangan akhirnya pada tanggal 20 Februari 1952 dimulai proses pembangunan Tugu Pahlawan.
Pembangunan dimulai setelah proses pembongkaran Gedung Kenpeitai yang kabarnya sangat angker dan banyak cerita mistis di dalamnya. Mengingat di gedung ini menjadi tempat penyiksaan tawanan.
Dalam proses pembangunan, dibutuhkan kedalaman sekitar 620 meter kubik untuk melakukan proses pengecoran beton guna menancapkan pondasi.
Sementara proses pengecoran dilakukan oleh Indonesia Engineering Corporation. Dan dalam proses pembuatan beton dibutuhkan besi sekitar 19 ton.
Proses pengecoran ini harus diselesaikan tanpa henti. Membutuhkan sekitar 120 orang pekerja bergantian selama 40 jam. Dan akhirnya selesai pada tanggal 3 Juni 1952.
Salah satu fakta yang jarang diketahui adalah bahwa rencana awal dari Tugu Pahlawan ini dibangun dengan ketinggian 45 meter.
Tinggi ini menurut penjelasannya merupakan simbol dari tahun 1945. Akan tetapi hanya sanggup berdiri 41,15 meter atau 45 yard.
Bentuk monumen ini memiliki lengkungan dengan jumlah 10 buah dan terbagi ruas sebanyak 11 ruas. Angka 10 dan 11 menyimbolkan tanggal serta tahun yaitu 10 November.
Rencana tinggi 45 meter ini memang batal disebabkan kekuatan tugu untuk menopang tugu untuk tinggi 45 meter ini tidak bisa tercapai.
Dan memiliki resiko akan jatuh jika dipaksa untuk menyesuaikan tinggi tersebut. Dan jika ingin menambah kekuatan struktur hingga menopang 45 meter maka akan dibutuhkan waktu yang cukup lama.
Sementara pembangunan Tugu ini hanya diberikan waktu sekitar 1 tahun saja. Selain itu kendala lainnya adalah peraturan penerbangan malam.
Dimana tugu yang tinggi bisa membahayakan pesawat yang hendak mendarat di Bandara Surabaya yang berlalu lalang di sekitar area tugu atau alun-alun.
Dan ini pula yang akhirnya membuat tugu tersebut hanya memiliki tinggi sekitar 45 yard yang masih masuk ke dalam konsep simbolisasi tersebut.
Ternyata proses pembangunan tugu tersebut tidaklah mudah. Dengan tinggi yang mencapai 40 meter lebih, membuat proses pengecoran sangat sulit.
Ditambah lagi beberapa pekerja memang sangat takut untuk memanjat hingga ketinggian bermeter-meter. Ditambah lagi sistem keamanan belum secanggih sekarang ini.
Untuk membujuk para pekerja, tentu saja gaji mereka dinaikkan 3 hingga 4 kali lipat dari gaji semula. Hal ini yang membuat pendanaan menjadi lebih besar hingga 500 ribu di zaman tersebut.
Dana yang dipakai untuk membangun tugu ini sendiri adalah dana yang didapat dari para dermawan dan juga rakyat yang ikut menyumbang.
Sementara dari organisasi seperti Persatuan Kaum Ibu, Pasar Malam PMI-Phin Lauw Yuan dan juga Persibaya yang sekarang bernama Persebaya juga ikut menyumbang.
Ada pula dari dana pribadi Bung Karno, Ikatan Pegawai Negeri di Penataran Angkatan Laut Surabaya serta Istri Gubernur Jatim yaitu Bu Samadikun yang menjadi salah satu penyumbang terbesar.
Jika melihat proses pembangunan dengan masa sekarang ini tentu saja bisa dibayangkan bahwa prosesnya tidak akan sesulit tersebut.
Ditambah lagi ketika itu Indonesia sedang memulai untuk menata dan membangun negara serta berusaha bangkit dari masa penjajahan Belanda dan juga Jepang.
Pembangunan Tugu Pahlawan ini memang untuk menghormati dan juga mengenang proses perjuangan dari para pahlawan. Tentunya masyarakat Indonesia dan Surabaya sangat bangga memiliki tugu tersebut.
Bahkan Tugu Pahlawan ini kerap menjadi latar belakang cerpen atau cerita fiksi baik itu novel, hingga film animasi yang sempat booming beberapa waktu lalu.
Uthman Zahid Razi (pemilik terverifikasi) –
Saya bukan penjaga zoo, tapi saya siap jaga hadiah giveaway ini lebih baik dari menjaga hewan.
Khayrullah Munir Zaki (pemilik terverifikasi) –
Saya tidak minta banyak, hanya minta satu: hadiah giveaway ini. Itu saja, kok.
Adil Hasan Saqib (pemilik terverifikasi) –
Rumus keberuntungan giveaway: keikhlasan + komentar ini = hadiah mendarat di tangan.