Pura Luhur Uluwatu Bali

6 reviews

Rp57.400

Category:

Deskripsi

Lokasi: Pecatu, South Kuta, Badung Regency, Bali
Maps: Klik Disini
HTM: Rp.20.000 (Anak-anak), Rp.30.000 (Dewasa)
Buka Tutup: 09.00 – 18.00 WITA
Telepon:

Pulau Dewata atau biasa dikenal dengan Bali adalah salah satu daerah yang memiliki pesona dan keunikan yang siap memanjakan para wisatawan.

Ada banyak keunikan dan pesona menarik yang ditawarkan oleh Pulau Bali ini, mulai dari keindahan pantai hingga ke objek wisata alam lainnya, contohnya Bali Safari ataupun Bali Bird Park.

Foto By @tripadeal

Selain keindahan alamnya, di sini para turis juga bisa menikmati perpaduan antara eksotisme alam dan kawasan wisata religi.

Kawasan wisata Pura Besakih bisa menjadi pilihan untuk melihat lebih dekat bagaimana kehidupan dari dekat masyarakat Bali terutama umat Hindu yang ada di sini.

Tidak heran jika di Bali ini para wisatawan bisa menemukan banyak pura yang merupakan area peribadatan bagi kaum Hindu.

Selain Pura Besakih, ada juga Uluwatu Temple atau Pura Uluwatu yang letak lokasinya berada di daerah selatan dari Bali.

Lebih tepatnya Uluwatu Temple ini terletak di daerah Pecatu, Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Letaknya sangat strategis untuk dikunjungi baik wisatawan domestik maupun turis asing.

Mengenal Uluwatu Temple❤️

Foto By @vishvajitsinh_rana

Kawasan wisata religi Uluwatu Temple ini memiliki nama lain yaitu Pura Luhur Uluwatu. Candi tersebut merupakan salah satu dari 6 candi utama yang menurut kepercayaan masyarakat dan umat Hindu di Indonesia adalah pilar utama dari unsur spiritual.

Apalagi kawasan Pura Uluwatu ini sangat terkenal cukup megah, dimana berada di area tebing curam dengan ketinggian sekitar 70 meter dari atas permukaan laut.

Candi atau Pura ini juga menyajikan keindahan serta suasana latar belakang matahari terbenam yang sangat eksotis, layaknya sunset di Pura di Tanah Lot.

Pura Tanah Lot ini menjadi salah satu kuil yang berada di laut dan memiliki peran sangat penting di dunia religi bagi umat Hindu di Bali.

Sementara Pura Luhur Uluwatu ini letaknya berada di dataran tinggi dan memiliki pesona keindahan pemandangan serta panorama matahari terbenam di sore hari.

Pura ini mempunyai akses langsung menuju ke Samudera Hindia. Di sini para wisatawan bisa menikmati pertunjukkan tari kecak atau Kecak Dance yang semakin membuat liburan di Bali menjadi lebih menarik.

Tidak sedikit para wisatawan terutama turis asing tertarik untuk melihat pertunjukkan tari tradisional Bali yang sudah mendunia ini.

Selain menikmati pesona alamnya, para wisatawan juga bisa melihat bagaimana bentuk dan gaya arsitektur khas Bali yang sangat detail dan lengkap.

Di sini ada area gerbang dengan bentuk khas tradisional Bali. Selain itu, banyak patung-patung kuno yang membuat kawasan wisata ini menjadi lebih menarik dan semakin eksotis.

Foto By @nielhsb

Tidak perlu dipungkiri bahwa Uluwatu Temple ini sangat spektakuler dan menjadi incaran para wisatawan. Meski lokasinya rawan longsor dan bisa menimbulkan keretakan, namun itulah yang menjadi daya tarik spot tersebut.

Uluwatu berasal dari bahasa Bali yaitu, ‘Ulu’ berarti ‘top’ atau ‘tip’ sementara ‘watu’ artinya ‘batu’. Menurut ahli arkeologi, candi ini sudah ada sejak aman megalitik atau abad ke 10. Di sini terdapat 2 pintu masuk yakni di area selatan dan juga utara.

Sementara di sekitar Uluwatu Temple ini terdapat area hutan lindung yang mana merupakan habitat hidup ratusan monyet.

Menurut kepercayaan masyarakat sekitar, monyet-monyet di sini menjaga Uluwatu Temple dari berbagai macam pengaruh buruk.

Pura ini juga diperkuat dengan dinding beton di area sisi tebing untuk mencegah agar Uluwatu Temple tidak longsor dan jatuh ke Samudra Hindia.

Dibutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk menuju dari ujung yang satu ke ujung lainnya. Pasalnya, jalur utama harus memutar dan di beberapa titik ditutup sehingga para wisatawan tidak boleh melewatinya.

Panorama yang disajikan di Uluwatu Temple ini adalah air bergelombang dan menghempas di area batu sehingga memberikan sensasi tersendiri.

Menurut kepercayaan masyarakat setempat terutama orang Hindu, bahwa di sini terdapat 3 kekuatan utama dari Brahma, Wisnu dan juga Siva.

Oleh sebab itu, Pura Uluwatu ini merupakan tempat pemujaan dewa Siva Rudra yang merupakan dewa Hindu dan mengandung unsur berbagai macam elemen serta aspek kehidupan dalam alam semesta.

Pura Uluwatu sendiri menjadi tempat bagi masyarakat sekitar untuk memohon supaya tidak diganggu oleh roh jahat dan agar kehidupan mereka tetap tenang serta aman.

Sejarah Singkat❤️

Foto By @aya.v_v.ka

Di kawasan wisata Uluwatu Temple ini terdapat sebuah prasasti yang menyatakan bahwa pura ini dibangun oleh Mpu Kunturan, yakni seorang mpu dari zaman Majapahit.

Mpu ini berdasarkan prasasti sejarah memiliki peran penting dalam pendirian kuil di Bali. Sama halnya dengan Pura Sakenan di Denpasar yang dibangun 10 abad lalu.

Menurut sumber cerita lainnya bahwa Dhang Hyang Dwijendra yang merupakan seorang pemuka agama dari kawasan Jawa Timur memilih Pura Uluwatu ini menjadi tempat pemujaan di akhir perjalanan spiritualnya di kawasan Bali.

Masyarakat Bali terutama Umat ​​Hindu memiliki kepercayaan bahwa sang pemuka agama tersebut sudah mencapai titik spiritual paling tinggi diantara kesatuan semua para dewa di sini.

Menurut cerita beredar bahwa Dhang Hyang Dwijendra yang memiliki nama lain yaitu Danghyang Nirartha ini merupakan pendiri dan perancang Pura Uluwatu serta beberapa pura lainnya di sekitar Bali, Lombok dan Sumbawa.

Pada tahun 1983, Pura Uluwatu ini tidak bisa diakses sama sekali akibat serangan badai petir yang membuat sebagian pura terbakar dan rusak. Sampai akhirnya direstorasi agar bisa digunakan kembali.

Pada halaman utama Pura Uluwatu tersebut terdapat sosok patung Brahmana yang diletakkan dengan posisi menghadap langsung ke samudra Hindia tersebut.

Patung Brahmana ini dianggap sebagai bentuk representasi dari Dhang Hyang Dwijendra. Sementara 2 pintu masuk menuju ke arah candi menyajikan ukiran daun dan bunga yang memiliki kesan tersendiri.

Senada dengan beberapa pura lainnya, di area depan Uluwatu Temple terdapat berbagai macam patung dengan bentuk tubuh manusia dan kepala gajah yang biasa disebut sebagai Ganesha.

Selain dari itu ada juga gerbang dengan batu bersayap yang mana hanya ada di Pura Uluwatu tersebut.

Sementara di abad ke-16 juga dibangun sebuah pura bernama Dalem Jurit. Di spot ini terdapat 3 patung di dalamnya.

Dan salah satu patung di sini adalah Brahma yang dipercaya oleh masyarakat sekitar memiliki kaitan erat dan juga menjadi bukti bagaimana kisah sejarah Indonesia di masa lampau.

Untuk kepastian kapan Uluwatu Temple ini dibangun oleh Mpu Kunturan atau Mpu Rajakreta tidak diketahui dengan pasti.

Mpu Kunturan ini hidup pada masa pemerintahan Sri Msula-Masuli yaitu pada abad ke 10. Dan di Pura Luhur Uluwatu ini terdapat salah satu peninggalan kuno yakni candi kurung atau kori gelung agung yang menjulang tinggi di area tengah.

Dan menurut catatan dari para ahli bahwa pura Luhur Uluwatu ini sudah ada sejak abad ke-8.

Berdasarkan kisah yang berkembang bahwa ketika itu sang Dhangyang Dwijendra mendapatkan wahyu dari Tuhan pencipta alam bahwa dirinya akan segera berangkat ke sorga.

Pendeta Hindu asal dari Jawa Timur yang merupakan bhagawanta atau biasa dikenal sebagai pemuka agama kerajaan Gelgel di masa pemerintahan Dalem Waturenggong yang berasal dari tahun 1460 – 1550.

Sang Dhangyang Dwijendra ini merasakan kebahagiaan disebabkan penantian yang sudah lama ia nantikan tersebut. Akan tetapi pemuka agama atau rsi bernama Danghyang Nirartha memiliki pusaka untuk diberikan kepada sang putra sebagai penerusnya.

Ketika itu sang pemuka agama sudah berada di daerah Pura Uluwatu. Dan dirinya bertemu dengan seorang nelayan bernama Ki Pasek Nambangan.

Sang Danghyang Dwijendra ini meminta bantuan kepada sang nelayan yaitu Ki Pasek Nambangan untuk menyampaikan sesuatu kepada sang anak.

Danghyang Dwijendra ini menyampaikan pesan bahwa dirinya menyimpan sebuah pustaka yang terletak di Pura Luhur Uluwatu.

Kemudian Ki Pasek Nambangan ini menyampaikan pesan dari Dhangyang Nirarta ini kepada sang putra. Sementara Dhangyang Dwijendra melakukan yoga semadi untuk menuju ke Sorga.

Selama proses semedi akhirnya Dhangyang Dwijendra moksah atau pergi ke surga tanpa meninggalkan jejak dan pergi secepat kilat. Sang nelayan sendiri hanya melihat seberkas cahaya terbang ke langit.

Menelusuri Pura❤️

Foto By @pvtraveldiaries

Pura Luhur Uluwatu memiliki peran penting dalam dunia pariwisata dan wisata religi di Bali. Seperti yang sudah disebutkan di awal bahwa candi inimerupakan tempat untuk menyembah dewa Rudra.

Posisi atau letak geografis Uluwatu Temple ini sangat menarik dimana tempat pemujaannya menghadap ke arah Barat Daya, tidak seperti pada umumnya yang mengarah ke area utara atau timur.

Ketika para pengunjung masuk ke Uluwatu Temple, di sebelah kiri sebelum memasuki kawasan utama candi para pengunjung bisa menemukan pelinggih Dalem Jurit yang terdiri dari 3 tugu Tri Murti, yakni tempat pemujaan Dewa Siwa Rudra.

Sementara di area tengah, para pengunjung bisa melihat bak air yang selalu terisi penuh meskipun sedang dalam masa kekeringan dahsyat.

Konon hal ini disebabkan unsur magis dan keunikan dari Pura Luhur Uluwatu. Tidak heran mengapa kolam tersebut begitu istimewa. Pasalnya, kawasan Desa Pecatu merupakan daerah perbukitan batu karang dengan bebatuan kapur.

Karena keajaiban tersebut akhirnya bak air ini dikeramatkan dan dipercaya memiliki khasiat dan biasanya digunakan untuk Tirta Suci.

Setelah dari area tengah, para pengunjung akan melalui Candi kurung yang dibangun pada abad ke 11.

Nama Candi Kurung ini memang cukup mirip dengan nama candi yang juga terletak di area Sendang Duwur daerah Jawa Timur. Meski memiliki nama sama, akan tetapi keduanya dibangun pada waktu yang berbeda.

Setelah melihat Candi Kurung ini, para pengunjung bisa masuk ke bagian dalam dari Uluwatu Temple. Dan di sini wisatawan akan menemukan Meru Tumpang Tiga, yakni area pemujaan untuk Dewa Siwa Rudra.

Dan di dekatnya terdapat bangunan pelengkap untuk melakukan upacara keagamaan dan tempat para pandita melakukan Piodalan atau hari raya besar yang jatuh pada hari Kliwon.

Keindahan Lokasi❤️

Foto By @travelingbali

Di kawasan Pura Uluwatu ini kerap digelar upacara suci dan seperti yang sudah disebutkan di awal bahwa di sekitar spot tersebut terdapat hutan lindung dimana banyak hidup monyet liar.

Tidak jarang monyet-monyet ini kerap mengambil barang para wisatawan seperti kacamata hitam dan kamera yang digunakan.

Ada cara tersendiri untuk mengambil kembali barang-barang tersebut, yaitu dengan cara memberi kacang atau pisang. Hal ini tentu saja menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi para.

Selain kawan monyet, para wisatawan juga bisa melihat gelombang air laut di garis pantai Samudra Hindia.

Gelombang yang terletak di pesisir pantai selatan ini memang belum memberikan erosi yang signifikan di sekitar tebing curam.

Dan kabarnya masyarakat setempat percaya bahwa peran dewa yang ada di sekitar Uluwatu Temple turut melindungi kawasan wisata religi tersebut.

Pesona yang ditawarkan oleh Uluwatu Temple lainnya adalah keindahan pemandangan dan panorama dari Samudra Hindia yang sangat eksotis.

Tidak sedikit wisatawan menunggu waktu di sore hari. Pasalnya, kala senja memang menjadi momen yang pas untuk mengunjungi Uluwatu Temple ini.

Di sini para wisatawan bisa melihat keindahan sunset atau matahari tenggelam dengan latar belakang samudra Hindia yang indah dan mengagumkan.

Banyak wisatawan yang mengambil foto dan gambar dengan latar belakang keindahan alam nan eksotis tersebut. Tidak heran pula jika ribuan artikel merevie suasana agung nan indah di Uluwatu Temple tersebut.

Pesona keindahan lain yang bisa ditemukan di Uluwatu Temple ini adalah menikmati sajian pertunjukkan Tari Kecak atau Kecak Dance.

Setiap sore hari menjelang matahari tenggelam, para wisatawan bisa menikmati sajian tari Kecak yang digelar di panggung utama dengan pemandangan langsung ke Samudra Hindia.

Pertunjukkan Tari Kecak ini memang menyajikan pesona yang sangat menarik. Di sini para wisatawan bisa merasakan perpaduan antara seni dan budaya yang menyatu dengan keindahan alam ketika matahari hendak tenggelam.

Untuk menikmati sajian tari Kecak ini para pengunjung harus membayar entrance fee yang berbeda dengan tiket masuk ke Uluwatu Temple.

Harga tiket untuk menikmati pertunjukkan ini sebesar 65 ribu. Dengan tarif tersebut para wisatawan bisa menyaksikan tari kecak di Uluwatu Temple

Upacara Piodalan❤️

Foto By @saifulchin

Kawasan wisata Uluwatu Temple ini menyajikan berbagai macam upacara keagamaan yang bisa disaksikan oleh para wisatawan.

Akan tetapi ketika upacara keagamaan tersebut digelar para pengunjung harus mematuhi beberapa peraturan agar tidak mengganggu jalannya upacara tersebut.

Salah satu upacara yang digelar di Uluwatu Temple ini adalah Piodalan yang ditujukan untuk Ida Sang Hyang Widhi Waça dan mengharapkan kedatangan wahyu serta berkah dari sang dewa.

Upacara ini sendiri dipimpin oleh seorang pemangku atau rsi yang berada di sekitar Uluwatu Temple tersebut.

Kata Piodalan berasal dari kata wedal yang mempunyai arti ke luar atau turun. Bisa juga diartikan dilinggakannya.

Sedangkan maksud dan tujuan dari upacara tersebut adalah bahwa Sang Dewa yaitu Ida Sang Hyang Widhi Waça dengan berbagai macam manifestnya keluar dari kahyangan.

Lalu ia dilinggakan atau diistanakan sesuai dengan hari yang sudah ditetapkan sesuai dengan tempat suci yang dituju.

Hal ini untuk memudahkan para umat Hindu melakukan sembahyang atau upacara penyembahan untuk sang dewa pemerajan/sanggah, pura dll agar umat dapat melaksanakan persembahyangan.

Pelaksanaan piodalan sendiri dimulai dengan melakukan upacara penyucian Ida Bhatara di Beji sebelum upacara utama dimulai.

Semua arca dan juga pratima yang mewujudkan simbol dari Sang Hyang Widhi ini disucikan terlebih dahulu. Seluruh krama dengan dipimpin oleh pemangku yang bertugas sebagai sulinggih akan menyucikan semua simbol sakral tersebut.

Upacara keagamaan Piodalan ini merupakan perayaan hari raya suci yang digelar secara periodik dan berdasarkan atas sasih, wuku serta pakuwon.

Ada penanggalan tersendiri untuk menggelar upacara Piodalan tersebut, yakni digelar secara periodik berdasarkan bulan purnama. Para wisatawan bisa ikut melihat bagaimana proses menggelar acara Upacara Piodalan ini.

Rute Menuju Lokasi❤️

Foto By @qytan_

Address dari Pura ini berada di daerah Pecatu, Kuta Selatan. Lokasinya yang strategis ini tentu saja bisa diakses dengan mudah oleh para wisatawan baik menggunakan kendaraan pribadi atau umum.

Namun disarankan menggunakan kendaraan pribadi. Pasalnya belum ada angkutan umum yang menuju ke kawasan wisata Uluwatu Temple tersebut.

Bila menggunakan kendaraan pribadi bisa memakai aplikasi Google Map untuk mencari denah, map atau peta yang akan menunjukkan jalan ke Uluwatu Temple.

Dengan aplikasi ini pula para wisatawan bisa memilih jalur yang lebih cepat menuju ke Pura Uluwatu tanpa terkena macet.

Untuk aksesnya sendiri terbilang sudah sangat mudah, terutama jika kita berangkat dari daerah Denpasar.

Jika berangkat dari pusat kota Denpasar bisa memilih 2 jalur yaitu melewati Jl Raya Pecatu atau By Pass Ngurah Rai.

Untuk jarak lebih dekat melalui By Pass Ngurah Rai. Akan tetapi jalur ini kadang macet dan akan memakan waktu lebih lama.

Jika memilih jalur Jl Raya Pecatu, para wisatawan bisa menempuh waktu sekitar kurang lebih 1 jam. Dari rute ini kemudian menuju ke Jl Pulau Kawe dan Jl. Pulau Bunggih. Setelah bertemu Pura Banjar Geladag, ambil jalur ke kiri ke Jl. Pulau Belitung.

Ikuti jalur utama hingga bertemu pertigaan berbentuk huruf Y. Dari sini lurus saja ke arah jalan Pulau Moyo. Ikuti jalur utama Pulau Moyo sampai ketemu pertigaan Jl Diponegoro.

Ambil jalur lurus ke arah Jl Diponegoro. Setelah itu akan bertemu perempatan By Pass Ngurah Rai – Jl Raya Pelabuhan Benoa lalu lurus ke arah Jl Raya Pelabuhan Benoa.

Dari Jl Raya Pelabuhan Benoa, tinggal ikuti jalur utama hingga nantinya bertemu Gerbang Toll Benoa Bali lalu ikuti jalur utama Mandala Toll Road.

Ikuti hingga nantinya bertemu bundaran, dari sini ambil jalur ke arah kiri menuju ke Jl By Pass Ngurah Rai. Ikuti jalan utama lalu berbalik ke Jl. Uluwatu II setelah bertemu Istay Jimbaran.

Dari Jl Uluwatu II, ikuti jalur utama hingga nantinya akan bertemu bundaran di area Jimbaran Sports Complex. Ambil jalur kiri ke Jl Raya Uluwatu. Ikuti jalan utama kemudian akan bertemu dengan Uluwatu Temple.

Jalur lainnya yang bisa digunakan adalah melalui Jl By Pass Ngurah Rai. Dari pusat kota Denpasar para wisatawan bisa menuju ke Jl Teuku Umar.

Dari jln.Teuku Umar, lanjutkan perjalanan dengan mengikuti jalan utama ke arah Jl. Imam Bonjol. Terus saja ikuti jalan utama hingga nantinya akan bertemu dengan perempatan Jl Raya Kuta – Imam Bonjol – Sunset Road.

Ambil jalur ke kiri yang menuju ke Jl.Sunset Road. Terus saja ikuti jalan utama hingga nanti bertemu dengan persilangan jalan ke Jl. By Pass Ngurah Rai.

Dari persilangan, ambil jalur ke arah Jl By Pass Ngurah Rai. Setelah bertemu bunderan, ambil jalur lurus menelusuri area garis pantai dan bertemu dengan Benoa Square. Setelah itu ikuti jalur seperti jalur dari Mandala Toll Road.

Bagi yang menggunakan kendaraan umum, dari terminal lanjutkan perjalanan dengan menggunakan taksi. Pasalnya tidak ada angkutan umum menuju ke Uluwatu Temple tersebut.

Tips Berlibur❤️

Foto By @ghiwa_mechref

Liburan ke Bali dan mengunjungi Uluwatu Temple ini tentu saja menjadi salah satu kegiatan yang menyenangkan dan bisa jadi pengalaman tidak akan terlupakan.

Ada beberapa tips dan juga cara yang bisa digunakan oleh para wisatawan ketika hendak berlibur ke kawasan wisata ini.

Disarankan untuk mengunjungi Uluwatu Temple ini ketika senja. Hal ini disebabkan cuaca di sore hari sangat mendukung dan tidak terlalu panas.

Ditambah lagi ketika sore hari keindahan yang ditawarkan oleh kawasan Pura Uluwatu ini sangat mempesona dan eksotis.

Hal ini disebabkan adanya pertunjukkan matahari tenggelam yang berpadu dengan pesona eksotis dari pemandangan di Uluwatu.

Apalagi di setiap sore ada pertunjukkan tari Kecak yang siap memanjakan para pengunjung Uluwatu Temple. Jam operasional spot tersebut buka sejak jam 9 pagi WITA dan akan ditutup jam 6 sore.

Suasana di sore hari memang lebih kondusif dan nyaman untuk dikunjungi. Pasalnya saat pagi atau siang hari suasana di sekitar Uluwatu Temple akan cukup panas.

Apalagi berada di dekat pantai dan laut yang cenderung memiliki cuaca cukup panas. Meski begitu keindahan di Uluwatu tetap menarik di pagi atau siang hari.

Ketika mengunjunginya disarankan untuk berpakaian yang sopan dan tidak menggunakan pakaian minim atau sexy untuk para wanita.

Disarankan pula untuk mengenakan sarung adat dan topi khas adat Bali demi menghormati tempat ibadah umat Hindu yang sakral. Dan patuhi peraturan yang sudah ditetapkan oleh pengelola Uluwatu Temple tersebut.

Bagi yang gemar memotret, jangan lupa membawa kamera untuk mengabadikan momen menarik ataupun keindahan pemandangan Uluwatu Temple, apalagi pertunjukkan tari kecaknya.

Ketika mengunjungi Uluwatu Temple ini jangan membawa barang terlalu banyak apalagi perhiasan berharga.

Pasalnya di dekat Pura Uluwatu ini banyak monyet-monyet yang hidup dengan bebas dan suka merebut barang bawaan wisatawan ke hutan.

Disarankan pula jangan memberi makan monyet atau berdiri dekat-dekat dengannya. Pasalnya akan diganggu dan jangan pula membawa makanan kalau tidak ingin direbut kawanan monyet tersebut.

Bagi wanita yang sedang haid atau menstruasi, dilarang masuk ke ruang utama maupun naik ke bagian atas dari area pura.

Para pengunjung wanita yang sedang datang bulan hanya bisa menikmati keindahan Pura Uluwatu di area bawah tebing atau menonton pertunjukkan Kecak saja.

Foto By @davo_lavi

Seperti disebutkan di awal bahwa para wisatawan harus mengikuti petunjuk dan himbauan dari peraturan yang sudah ditetapkan oleh pengelola Uluwatu Temple.

Jangan sekali-kali melanggarnya dan hindari untuk membuang sampah sembarangan di sekitar Uluwatu Temple tersebut.

Bagi yang membutuhkan jasa tur guide, bisa menuju ke kantor Uluwatu Temple untuk meminta jasa pemandu lokal untuk mengetahui sejarah dan sisi lain dari pura ini.

Disarankan untuk menonton dan menyaksikan pertunjukkan Tari Kecak. Berapapun biaya masuk ke acara ini sangat disarankan untuk membelinya.

Pasalnya di sini para wisatawan akan dimanjakan dengan perpaduan antara seni budaya serta keindahan alam.

  1. John

    Area sekitar Pura Uluwatu memang menawarkan keindahan yang luar biasa

  2. Agustina harianti

    Besok akhir tahun ke bali …mau coba mamfir ke sana

  3. Damayanti

    Saya Tinggal DIbali

  4. Jasim Mu’afa Ar-Rasyiq (pemilik terverifikasi)

    Saya tidak minta banyak, hanya minta satu: hadiah giveaway ini. Itu saja, kok.

  5. Bilal Hafiz Rafiq (pemilik terverifikasi)

    Saya tidak pernah menang undian, kecuali undian napas setiap hari. Semoga giveaway ini jadi awal yang manis!

  6. Irsyad Akmali Fikri (pemilik terverifikasi)

    Saya sih simple, nggak minta jadi pemenang utama, cukup jadi pemenang cadangan yang dapat hadiah juga.

Tambahkan ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *